Pemupukan Penyiraman Penyiangan Perompesan dan Penyulaman Tahap Keputusan Decision Stage

49 untuk menetralkan kadar keasaman tanah, perlakuan pemupukan tergantung pada jenis tanamannya. Terakhir dalam proses penyiapan lahan adalah membuat bedengan dengan tinggi sekitar 30 cm. Setelah lahan diolah dan bedengan dibentuk, lalu ditaburkan pupuk bokashi sebanyak dua kali dan disiram secara merata. 4 Penanaman Cara penanaman komoditi sayuran berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga harus memperhatikan karakteristik tanaman yang akan ditanam. Penanaman diawali dengan pembuatan lubang tanaman pada bedengan dengan jarak dan kedalaman sesuai dengan jenis sayuran yang akan ditanam. Penanaman yang dilakukan kelompok tani adalah sesuai dengan banyaknya permintaan perkomoditi sayuran tersebut. 5 Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman adalah suatu upaya yang direalisasikan untuk mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan pada saat panen. Kegiatan dalam pemeliharaan tanaman terdiri dari pemberian pupuk atau nutrisi yang berimbang pemupukan, penyiraman, penyiangan perompesan dan penyulaman serta pengendalian hama dan penyakit tanaman.

a. Pemupukan

Ada dua macam pupuk yang digunakan oleh kelompok tani Putera Alam, yakni pupuk cair dan kompos. Pupuk cair terbuat dari sampah daun, kotoran ternak dan air yang dicampur menjadi satu dalam tempat yang telah disediakan yaitu berupa lubang yang dilapisi oleh plastik. Sedangkan kompos terbuat dari kotoran kambing, daun bambu, sampah kebun sampah daun dan bahan pengurai seperti nenas, tempe, pisang kulit pisang dan bawang merah.

b. Penyiraman

Teknik penyiraman dilakukan secara manual menggunakan ember disertakan dengan pemberian nutrisi pupuk cair organik. Ketika menghadapi musim kemarau seperti saat sekarang ini, penyiraman dilakukan secara rutin. Tetapi untuk musim-musim biasanya penyiraman dilakukan tiga kali dalam satu minggu. 50

c. Penyiangan Perompesan dan Penyulaman

Penyiangan perompesan adalah membuang tanaman baik berupa daun maupun buah yang terkena penyakit dan membuang tanaman liar. Proses penyiangan perompesan tanaman dari berbagai tanaman pengganggu dilakukan diluar dan didalam bedengan. Penyulaman hanya untuk mengganti kembali tanaman yang sudah rusak.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Alternatif yang dilakukan oleh kelompok tani terhadap hama dan penyakit pada tanaman adalah dengan penyemprotan menggunakan perstisida cair organik, penggunaan pestisida alami seperti menanam bunga lavender, sereh wangi, kacang babi, bunga cikotok dan sebagainya. Teknik lain yang dilakukan olek kelompok tani yakni mengambil langsung serangga maupun ulat yang menempel pada sayuran dengan tangan. 6 Panen Penentuan jadwal panen ditentukan oleh permintaan dari supplier dan konsumen. Panen dilakukan setelah tanaman masak dengan kriteria ketinggian tanaman, umur tanaman, berat rata-rata, tidak cacat dan warna buah sesuia dengan jenis tanaman. Pemanenam dilakukan biasanya dua kali dalam seminggu yaitu pada hari senin dan sabtu atau tergantung dari permintaan. Waktu pemanenan pun fleksibel, bisa dilakukan pagi hari maupun sore hari juga tergantung dari pemesanan dan kapan produk akan diambil. Biasanya para supplier menghubungi kelompok tani terlebih dahulu minimal 1 hari sebelumnya. Alat pemanenan yang biasa digunakan masih sederhana yaitu gunting dan pisau. Pengangkutan sayuran ke tempat pasca panen pun masih sederhana dengan menggunakan panggulan dan ember. Semua hasil panen perkomoditi dikumpulkan di tempat yang telah disediakan, biasanya dikumpulkan di rumah ketua kelompok tani. 7 Pasca Panen 51 Kegiatan pasca pemanenan dilakukan dengan penimbangan awal pada tiap jenis sayuran dari masing-masing anggota tani, pembersihan dan pencucian sayuran, penyortiran dan penimbangan produk sesuai pemesanan. Pembersihan dan pencucian tiap sayuran berfungsi untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada sayuran. Penyortiran dilakukan untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang terbaik yang akan dipasarkan dengan cara memilih sayuran sesuai dengan permintaan pasar. Selanjutnya penimbangan produk dan pengemasan produk. Pengemasan dan pengepakan langsung dilakukan di tempat pasca panen. Pengemasan untuk tiap jenis sayuran hanya menggunakan plasti biasa ukuran 5-10 kg. Selesai pengemasan dan pengepakan, sayuran langsung dibawa oleh pihak supplier untuk dikemas ulang.

6.1.11. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan dapat merupakan keunggulan bersaing, karena memiliki fungsi sebagai berikut: 1 Penelitian dan pengembangan menciptakan produk baru atau produk yang ditingkatkan baik model, fungsi, manfaat yang dapat diperoleh sehingga dapat dipasarkan. 2 Penelitian dan pengembangan juga ditujukan untuk meningkatkan efisiensi proses operasional perusahaan sehingga mampu mencapai keunggulan biaya yang dapat memperbaiki kebijakan laba atau marjin laba. Produk sayuran kelompok tani Putera Alam memang belum bersertifikat organik, hal ini dikarenakan ketidak mampuan kelompok tani dalam segi modal untuk membuat sertifikasi produk. Akan tetapi keorganikan produk sayuran kelompok tani ini telah teruji baik secara kondisi tanah maupun kondisi produk sayuran itu sendiri yang bebas dari kandungan residu kimia. Untuk kondisi tanah yang bebas dari kandungan residu kimia telah di uji oleh Tim Academic Frontier Research Project Institut Pertanian Bogor. Sedangkan untuk produk sayuran, kandungan residu kimia diuji sendiri oleh para supplier yang mengambil produk pada kelompok tani, dengan cara supplier membawa beberapa sample sayuran ke laboratorium milik perusahaan mereka kemudian diuji kadar residu kimianya. Dari beberapa supplier yang telah membawa sample sayuran tersebut, hasilnya 52 positif tidak mengendung residu kimia. Hal ini hanya disampaikan secara lisan oleh para supplier kepada kelompok tani. Sudah ada beberapa penelitian yang dilakukan pada kelompok tani ini. Penelitian tersebut semua terkait dengan kerjasama yang dilakukan kelompok tani dengan Tim Academic Frontier Research Project Institut Pertanian Bogor, contohnya penelitian yang dilakukan beberapa mahasiswa dari jurusan teknologi benih, jurusan hama dan penyakit tanaman, jurusan tanah dan terakhir adalah penelitian mahasiswa dari jepang tentang pengembangan budidaya sayuran jepang seperti bayam dan timun jepang.

6.1.12. Sistem Informasi Manajemen

Kegunaan sistem informasi manajemen SIM untuk memperbaiki kinerja suatu kelompok tani dengan memperbaki kualitas keputusan manajerial. Dengan adanya SIM diharapkan kelompok tani dapat mengikuti perubahan yang terjadi untuk dapat bertahan dan bersaing di pasar. SIM belum dapat dilaksanakan oleh kelompok tani Putera Alam karena bentuk usaha masih berskala kecil sehingga struktur organisasi masih sederhana dan tingkat pendidikan sumber daya manusia yang masih terbatas.

6.2. Analisis Faktor Eksternal

Analisis faktor eksternal usaha bertujuan untuk mengembangkan daftar peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari usaha tersebut. Untuk menganalisis faktor eksternal, harus diketahui terlebih dahulu informasi tentang tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, dan teknologi.

6.2.1. Ekonomi

Aspek ekonomi merupakan aspek terpenting dalam mempengaruhi pemasaran produk organik. Dengan melihat indikator-indikator ekonomi, kelompok tani dapat memperkirakan pengaruh yang terjadi terhadap kelompok tani dan dapat menentukan kebijakan yang tepat bagi perkembangan kelompok tani. 53 Keadaan perekonomian dapat di lihat dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto PDRB, PDRB kabupaten Bogor sejak tahun 2002 terus meningkat diikuti dengan meningkatnya laju pertumbuhan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 10. Meningkatnya PDRB akan berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat. Berdasarkan pengeluaran per bulan rata-rata perkapita kabupaten Bogor tahun 2007 untuk pengeluaran makanan sebesar Rp. 180.283,- dengan persentase 50,80 persen dan untuk pengeluaran bukan makanan sebesar Rp. 174.611,- dengan persentase 49,20 persen. Tabel 10. Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan Laju Pertumbuhan Kabupaten Bogor, Tahun 2002-2005. Tahun PDRB atas Dasar Harga Juta Rp. Laju Pertumbuhan Berlaku Konstan ’2000 Berlaku Konstan ’2000 2002 22.566.874,32 20.115.276,41 11,48 4,48 2003 25.369.472,89 21.083.381,75 12,42 4,81 2004 28.832.435,46 22.256.364,04 13,65 5,56 2005 35.893.216,72 23.558.830,59 24,49 5,85 Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2006. Selain perubahan PDRB dan laju pertumbuhan, naiknya harga BBM Bahan Bakar Minyak juga berpengaruh besar terhadap biaya operasional kelompok tani Putera Alam. Keputusan kelompok tani agar para supplier mengambil produk sayuran di tempat pasca panen kelompok tani salah satunya karena kenaikan harga BBM, sehingga untuk mengirimkan produk sayuran memerlukan biaya yang tinggi.

6.2.2. Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

Kepedulian masyarakat yang besar terhadap kesehatan dan semakin tingginya pengetahuan agan gizi merupakan pangsa pasar potensial bagi industri sayuran organik. Menu sehari-hari dari sebagian masyarakat Indonesia berubah dari bahan makanan anorganik yang banyak mengandung pestisida kimia ke mennu makanan organik yang bebas dari pestisida kimia. Masyarakat sekitar kelompok tani Putera Alam cukup mendukung kegiatan budidaya organik yang dilakukan kelompok tani, terlihat dari antusias masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran organik. Gaya hidup masyarakat yang 54 cenderung back to nature juga memberikan dampak positif bagi keberlangsungan usaha sayuran organik, hal ini dikarenakan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan maka semakin tinggi pula loyalitas masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran organik. Namun di sisi lain, kelompok tani mengalami beberapa kendala dalam menjalankan usahanya. Salah satunya adalah status kepemilikan lahan yang digarap oleh anggota kelompok tani, yang merupakan lahan sewaan. Hal ini dapat mengancam keberlangsungan usaha kelompok tani, karena lahan tersebut dapat diambil oleh pemiliknya.

6.2.3. Politik, Pemerintah, dan Hukum

Pemerintah sebagai lembaga formal memegang peran penting dalam pengembangan berbagai macam usaha yang ada. Pemerintah merupakan pemberi subsidi, pembuat kebijakan dan pelanggan dari berbagai organisasi. Oleh karena itu, faktor politik, pemerintah dan hukum dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi suatu usaha. Untuk memajukan pertanian organik di Indonesia, diperlukan perencanaan dan implementasi yang baik secara bersama antara petani, pelaku usaha dan pemerintah. Kebijakan pemerintah merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan, memfasilitasi, mengarahkan dan mengatur perkembangan pertanian organik di Indonesia. Oleh sebab itu, Departemen Pertanian telah mencanangkan pertanian organik denga program ”Go Organik 2010” yang bertujuan untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen dan pengekspor pangan organik utama di dunia pada tahun 2010. Misi yang diemban dalam program ini adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan alam Indonesia, dengan mendorong berkembangnya pertanian organik yang berdaya saing dan berkelanjutan Deptan, 2009. Program ”Go Organik 2010” dirancang pengembangannya ada enam tahapan mulai dari tahun 2001 sampai tahun 2010, tahapan tersebut adalah : 9 Tahun 2001, fokus pada kegiatan sosialisasi 9 Tahun 2002, fokus pada kegiatan sosialisasi dan pembentukan regulasi, 9 Tahun 2003, fokus pada pembentukan regulasi dan bantuan teknis, 9 Tahun 2004, fokus pada kegiatan bantuan teknis dan sertifikasi, 9 Tahun 2005, fokus pada sertifikasi dan promosi pasar, 55 9 Tahun 2006-2010, terbentuk kondisi industrialisasi dan perdagangan. Tahapan di atas disusun dengan mempertimbangkan akan terciptanya kondisi yang kondusif Departemen Pertanian dalam menjalankan programnya. Kondusif dan konsisten merupakan salah satu tolak ukur untuk menilai perjalanan dari program yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tahapan sosialisasi pertanian oraganik telah dijalankan dengan baik dan tersebar secara luas di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tingginya respn masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pertanian organik. Sosialisasi dilakukan oleh segenap elemen pembangunan pertanian mulai dari Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi, organisasi profesi, kelompok tani dan pihak-pihak terkait lainnya. Dengan adanya program pemerintah ”Go Organik 2010 ” dan dukungan pemerintah pada pengembangan usaha sayuran organik ini, maka petani dan masyarakat pun akan semakin mudah untuk menerimanya. Sejalan dengan upaya peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura, peredaran benih dan pupuk serta pestisida cenderung terus meningkat. Benih merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian, karena mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan segala aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam upaya meningkatkan penggunaan dan penyediaan benih unggul bermutu pemerintah perlu melakukan pengawasan pengadaan, penggunaan dan peredaran benih dengan memberikan sertifikat setelah melalui pemeriksaan lapangan, hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Pertanian Nomor 803KptsOT.210797 tentang Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Bina dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 517KptsTp.27092002 tentang Pengawasan Pestisida.

6.2.4. Teknologi

Perkembangan agroindustri tidak terlepas dari faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK. Ilmu pengetahuan yang menjadi dasar di dalam penciptaan teknologi baru sangat nyata dalam mempengaruhi perkembangan agroindustri sayuran organik. Kemajuan teknologi produksi dalam industri sayuran organik ditandai dengan adanya inovasi-inovasi baru dalam bidang 56 budidaya pertanian organik, seperti rekayasa genetika, kultur jaringan dan lainnya. Inovasi ini belum diterapkan di kelompok tani Putera Alam, karena sumberdaya manusia dan keuangannya belum memadai. Dengan kata lain, proses budidaya sayurannya masih dilakukan secara tradisional. Kemajuan teknologi informasi di Indonesia semakin berkembang dan mempengaruhi kegiatan bisnis masyarakat, diantaranya penggunaan jaringan komputer dan internet. Pelaku bisnis dapat memanfaatkan jasa internet untuk melakukan negosiasi, transaksi dan memasarkan produknya. Akan tetapi, kelompok tani Putera Alam belum memanfaatkan internet untuk melakukan aktifitas bisnisnya dikarenakan kurangnya kualiatas SDM kelompok tani. Selama ini, kegiatan pemasaran dan kegiatan bisnis lainnya masih menggunakan alat komunikasi seperti telepon HandPhone. Dengan demikian, jangkauan pasar dari kelompok tani masih terbatas dan kurang dikenal masyarakat secara luas sehingga kalah bersaing dengan perusahaan sejenis yang telah memanfaatkan kemajuan tersebut.

6.2.5. Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter 1

Pemasok Pemasok bahan baku sayuran organik pada pertanian organik kelompok tani Putera Alam berasal dari toko-toko pertanian yang ada didaerah setempat dan sekitarnya. Pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang tidak terlalu kuat karena kelompok tani tidak bergantung hanya pada satu toko saja tetapi juga pada toko lainnya. Artinya jika bahan baku yang dibeli dari satu toko kurang memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas maupun kuantitas, maka kelompok tani dapat membelinya dari toko lain yang lebih bagus. Dengan demikian, dalam industri sayuran organik tidak terlalu sulit untuk mandapatkan pemasok. Selain membeli benih dari toko pemasok, kelompok tani juga beerupaya mengembangkan bibit tanaman sendiri walaupun masih dalam jumlah yang sedikit. Kelompok tani juga mendapatkan bantuan bibit sayuran dari dinas pertanian setempat. Untuk persediaan pupuk, baik pupuk cair maupun kompos, kelompok tani memiliki persediaan sendiri dan tidak mengambil dari toko pemasok karena pupuk cair dan kompos dibuat sendiri oleh kelompok tani. Akan tetapi, untuk bokashi kotoran ayam, kambing dan sapi diperoleh dari masyarakat setempat yang mengusahakan peternakan ini. Terkadang kelompok tani memperoleh bokashi secara cuma-cuma atau dengan kata lain gratis. Kelompok tani juga mampu membuat pestisida organik sendiri karena tidak terlalu sulit. Kelompok tani menggunakan beberapa jenis tanaman liar yang memiliki bau dan warna yang tidak disukai hama. 2 Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat persaingan yang akan dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin banyak pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan terjadi perebutan pangsa pasar yang ada. Sebaliknya dengan rendahnya ancaman pendatang baru dapat mengimplikasikan kesulitan untuk memasuki pasar cukup tinggi. Besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung pada hambatan yang ada untuk memasuki industri tersebut. Hambatan yang sangat besar dirasakan oleh kelompok tani adalah kelompok tani belum bisa memenuhi seluruh permintaan konsumen, kurangnya modal yang berimplikasi pada keterbatasan sarana dan prasarana produksi operasi sehingga kelompok tani tidak dapat menjalankan usahanya dengan maksimal. Usaha lain yang beralih ke usaha ini tidak membutukkan modal yang besar secara keseluruhan. Akan tetapi, curahan waktu yang dibutuhkan lebih banyak persiapan dan pengetahuan mengenai pertanian oragnik yang kompleks mulai dari sisi teknis, sosial maupun ekonomi agar dapat bersaing dengan baik. Hal ini diperumit oleh sistem pasar, ketika produk masuk ke pasar akan muncul rantai perdagangan yang panjang sebelum sampai ke tangan konsumen. Agar dapat terus bersaing pkelompok tani harus mampu mengimbangi harga pasar yang belum tentu sesuai dengan harapan kelompok tani. 3 Pembeli Konsumen sayuran organik sebagian besar berasal dari golongan menengah ke atas, dimana konsumen ini sudah mengerti akan pentingnya mengkonsumsi makanan sehat dan mempunyai keinginan untuk mengkonsumsinya. Pemilihan segmentasi pasar menengah ke atas didasarkan atas pertimbangan bahwa sayuran organik jika dibandingkan dengan sayuran anorganik memiliki harga yang relatif mahal, sehingga tidak semua kalangan dapat membelinya. Secara umum, sayuran organik yang diproduksi olek kelompok tani Putera Alam dipasarkan oleh supplier pelanggan ke beberapa swalayan dan restoran di jakarta, perumahan katulampa serta beberapa toko sayuran di gang aut bogor tengah. Permintaan konsumen juga sangat beragam baik dari ukuran, penampilan kualitas dan kuantitas. Sehingga perencanaan tanam dan panen harus dilakukan dengan teliti agar tidak mengecewakan konsumen karena sayuran yang diterima idak sesuai dengan permintaan. Hubungan yang baik antara kelompok tani dengan konsumen dan supplier yang telah terjalindapat mempertahankan posisi tawar produk kelompok tani. 4 Produk Substitusi Jenis produk yang mempunyai kesamaan dalam fungsi dan jasa untuk segmen pasar yang dituju dapat menekan volume penjualan. Faktor harga dan kualitas akan menentukan intensitas tekanan dari produk pengganti. Tekanan persaingan semakin bertambah ketika harga produk pengganti relatif murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pengganti pun rendah. Kekuatan kompetitif produk pengganti dapat diukur dari seberapa besar pangsa pasar yang direbut dan rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar. Produk substitusi dari sayuran organik adalah sayuran konvensional. Produk ayuran organik memiliki keunggulan khusus dibandingkan dengan produk substitusinya sayuran konvensional, yaitu diproduksi tanpa menggunakan pupuk atau obat-obatan kimia sehingga bebas dari residu kimia, lebih sehat untuk dikonsumsi dan memiliki rasa yang lebih enak. Walaupun produk sayuran organik memiliki segmen pasar sendiri dan berbagai keunggulan, namun dalam hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi konsumen untuk beralih ke produk substitusinya terutama konsumen yang belum begitu menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan sehat serta masih belum bisa membedakan antara sayuran organik dan anorganik. Sayuran konvensional memiliki kelebihan dalam hal harga yang lebih murah, sehingga semua kalangan dapat membelinya dan biasanya penampakan fisik dari sayuran anorganik lebih menarik bila dibandingkan dengan sayuran organik. Ini dikarenakan sayuran anorganik diproduksi dengan menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia, sehingga dapat diatur pertumbuhan dan ukuran produknya. Selain itu, sayuran konvensional lebih mudah didapat oleh konsumen karena tersedia banyak di pasaran, mulai dari warung-warung kecil sampai toko- toko besar atau supermarket. Dengan demikian, ancaman produk substitusi untuk menggeser produk kelompok tani relatif besar. 5 Persaingan Antar Kompetitor Tingkat persaingan diantara para produsen sayuran organik dapat diminimalisir oleh kelompok tani, jika strategi yang dijalankan memiliki keunggulan kompetitif. Pada umumnya, persaingan yang diperebutkan adalah posisi di pasar dan market share, penguasaan saluran distribusi, pemasok dan lainnya. Produk sayuran organik yang ditawarkan oleh produsen-produsen lain yang bergerak dalam industri pertanian organik dinilai cukup menarik karena telah dikemas dengan baik dan telah memiliki label sertifikasi dari lembaga sertifikasi. Produsen-produsen tersebut juga bersaing dalam hal kualitas sayuran, harga yang bervariasi dan upaya promosi. Untuk menghadapi persaingan di dalam industri yang semakin kompetitif, maka setiap produsen sayuran organik dapat menonjolkan keunggulan produknya dibandingkan dengan produk pesaing melalui penciptaan inovasi-inovasi baru.

6.7. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Hasil identifikasi terhadap lingkungan eksternal dan internal digunakan untuk menyusun matriks Internal Factor Evaluation IFE dan matriks External Factor Evaluation EFE. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan analisis terhadap peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi strategi yang dijalankan perusahaan.

6.7.1. Identifikasi Faktor Internal Kekuatan dan Kelemahan

Berdasarkan hasil analisis faktor internal, maka selanjutnya akan diidentifikasi beberapa hal yang enjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Hasil identifikasi tersebut digunakan untuk menyusun matriks IFE Internal Factor Evaluation . Aspek-aspek yang ditinjau adalah manajemen, pemasaran, keuangan akuntansi dan produksi operasi Tabel 11. Tabel 11. Kekuatan dan Kelemahan yang Dihadapi Kelompok Tani Putera Alam Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Manajemen • Hubungan Ketua dengan anggota kelompok tani, • Dapat menyerap tenaga kerja. • Kualitas SDM yang masih rendah • Kontrak kerjasama tidak tertulis. Pemasaran • Produk yang berkualitas, • Pelayanan ke konsumen yang sudah baik. • Belum memiliki kemasan dan label, • Kurangnya upaya promosi, • Belum ada sertifikasi produk, • Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar sayuran organik. Keuangan akuntansi • Pengarsipan data yang belum rapi, • Keterbatasan modal, Produksioperasi • Perencanaan tanam yang sudah baik, • Teknologi produksi yang digunakan masih sederhana. Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kelompok tani memiliki kekuatan produk yang berkualitas dengan sistem tanam yang sudah baik sehingga produk yang ditanam dapat dipanen secara kontinyu, dengan demikian permintaan konsumen dapat terus terpenuhi. Hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan kelompok tani untuk mempertahankan pelayanan ke konsumen yang sudah baik saat ini. Kekuatan lain yang dimiliki kelompok tani yaitu berdirinya kelompok tani sebagai suatu usaha yang bergerak di bidang pertanian organik telah dapat menyerap tenaga kerja setempat, karena usaha pertanian organik memerlukan banyak tenaga kerja dalam kegiatan produksi operasinya. Hubungan antara ketua dengan anggota kelompok juga terjalin dengan baik. Kelemahan yang dimiliki oleh kelompok tani yang paling mendasar adalah keterbatasan modal. Selama ini modal yang digunakan untuk menjalankan usahanya berasal dari modal pribadi para anggota tani, tidak ada iuran khusus yang dikumpulkan ke kas kelompok tani. Dengan keterbatasan modal, kelompok tani tidak mampu berbuat banyak terhadap usaha yang dijalankan, sehingga timbul kelemahan-kelemahan lain seperti belum memiliki kemasan dan label, belum ada sertifkasi organik, kurangnya upaya promosi, serta teknologi yang digunakan masih sederhana. Kelemahan lainnya adalah kualitas SDM yang masih rendah, kontrak kerja tidak tertulis dan lemahnya akses kelompok tani tentang pasar sayuran organik.

6.7.2. Identifikasi Faktor Eksternal Peluang dan Ancaman

Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal kelompok tani menunjukkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh kelompok tani. Aspek-aspek yang ditinjau antara lain ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; politik, pemerintah dan hukum; teknologi serta kompetitif Tabel 12. Tabel 12. Peluang dan Ancaman yang Dihadapi Kelompok Tani Putera Alam Faktor Eksternal Peluang Ancaman Ekonomi • Daerah pemasaran sayuran organik yang masih luas, Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan • Perubahan gaya hidup yang cenderung back to nature , • Tersedianya tenaga kerja yang potensial di daerah setempat. • Loyalitas konsumen yang tinggi. • Perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman, • Perubahan cuaca dan perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. Politik, Pemerintah, dan Hukum • Kebijakan pemerintah mengenai program ”Go Organic 2010 ”, • Adanya asosiasi pertanian organik Teknologi • Perkembangan teknologi. Kompetitif • Hambatan untuk masuk industri sayuran organik cukup besar. • Kemudahan mendapatkan produk substitusi. Beberapa peluang yang dimiliki oleh kelompok tani Putera Alam adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung ”back to nature” menumbuhkan semangat kelompok tani untuk mengoptimalkan usahanya, karena perubahan gaya hidup tersebut akan membuka daerah pemasaran sayuran organik semakin luas. Peluang lain yang dimiliki oleh kelompok tani yaitu hambatan untuk masuk industri sayuran organik cukup besar, tersedianya tenaga kerja yang potensial di daerah setempat, kebijakan pemerintah mengenai program ”Go Organic 2010 ”, adanya asosiasi pertanian organik, perkembangan teknologi dan loyalitas konsumen yang tinggi. Ada pun ancaman yang dihadapi oleh kelompok tani yaitu perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman. Perkembangan jenis hama dan penyakit tanaman harus diperhatikan, mengingat sayuran organik sangat rentan terkena serangan hama dan penyakit karena proses produksinya yang tidak menggunakan obat-obatan kimia. Selain itu ancaman lain yang dihadapi kelompok tani adalah perubahan cuaca dan perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman, serta kemudahan mendapatkan produk substitusi.

6.8. Tahap Masukan Input Stage

Tahap masukan terdiri dari matriks IFE Internal Factor Evaluation dan EFE External Factor Evaluation. Tahap ini merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi setelah mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal.

6.8.1. Matriks IFE Internal Factor Evaluation

Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan, selanjutnya dibuat matriks IFE yang berisi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Data diolah dengan membandingkan tingkat kepentingan relatifnya satu sama lain, sehingga diketahui nilai faktor yang berpengaruh terhadap perusahaan. Setelah itu nilai total faktor pada masing-masing variabel dibagi dengan nilai total keseluruhan faktor yang diidentifikasi sehingga dihasilkan besar bobot yang diperlukan. Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor strategis internal, diperoleh kekuatan stregths dan kelemahan weaknesses yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor strategis internal diperolah dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan matriks pasangan berganda paired comparison matrix untuk mendapatkan bobot dari masing-masing variabel internal. Bobot yang digunakan merupakan hasil pembobotan rata-rata dari lima responden. Pemberian peringkat rating dilakukan oleh responden yang sama, sehingga diperoleh nilai tertimbang dari faktor-faktor strategis internal, peringkat yang digunakan merupakan peringkat rata-rata dari lima responden dapat dilihat pada Lampiran 2. Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal strategis, kemudian diberi bobot dan peringkat maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 13. Tabel 13. Matriks IFE Internal Factor Evaluation Kelompok Tani Putera Alam Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Kekuatan Strengths A. Produk yang berkualitas 0.063 4 0.252 B. Perencanaan tanam yang sudah baik 0.080 4 0.320 C. Hubungan ketua dengan anggota kelompok tani 0.063 4 0.252 D. Pelayanan konsumen yang sudah baik 0.074 3 0.222 K. Dapat menyerap tenaga kerja 0.071 4 0.284 Kelemahan Weaknesses E. Belum memiliki kemasan dan label 0.060 2 0.120 F. Teknologi produksi yang digunakan masih sederhana 0.077 2 0.154 G. Kualitas SDM yang masih rendah 0.080 1 0.080 H. Kurangnya upaya promosi produk 0.066 2 0.132 I. Pengarsipan data yang belum tertata rapi 0.074 1 0.074 J. Belum ada sertifikasi produk 0.074 1 0.074 L. Keterbatasan modal 0.080 1 0.080 M. Kontrak kerja sama tidak tertulis 0.058 2 0.116 N. Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar sayuran organik 0.080 2 0.160 Total 1 2.320 Berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE, faktor strategis yang merupakan kekuatan terbesar dan paling berpengaruh bagi kelompok tani Putera Alam adalah perencanaan tanam yang sudah baik dengan nilai tertimbang 0.320. Karena dari awal berdiri sampai pada saat sekarang ini, perencanaan tanam yang dilakukan oleh kelompok tani sudah sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pembagian jenis tanaman yang akan ditanam oleh masing-masing petani dibagi oleh kelompok sesuai dengan subnya, misalnya dari 12 orang petani dibagi menjadi 4 sub yang terdiri dari 3 orang petani tiap subnya dan menanam beberapa jenis sayuran yang berbeda di tiap sub. Dengan cara seperti ini, maka tidak ada petani yang merasa dirugikan karena over produksi dan ketersediaan produk pada kelompok tani terjaga. Perencanaan tanam yang sudah baik juga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu, perencanaan tanam yang baik akan mempermudah kelompok tani dalam menentukan waktu panen dan kuantitas sayuran yang dipanen sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen dan supplier. Faktor strategis internal yang merupakan kelemahan terbesar dari kelompok tani adalah pengarsipan data yang belum tertata rapi dan belum ada sertifikasi produk, ditunjukkan dengan nilai tertimbang masing-masing fator yakni 0,074. Pengarsipan data yang belum rapi membuat petani tidak begitu mengetahui berapa keuntungan yang diperoleh dari setiap kali penjualan produknya. Hal ini dikarenakan petani tidak pernah berpikir berapa besar keuntungan yang diperoleh, akan tetapi petani hanya berpikir produk yang mereka hasilkan habis terjual. Sertifikat organik juga merupakan kelemahan bagi kelompok tani, karena tidak memiliki sertifikat organik kelompok tani akhirnya kehilangan beberapa daerah pemasarannya. Hasil analisis matriks IFE untuk kekuatan dan kelemahan diperoleh total nilai tertimbang berada pada rata-rata yaitu sebesar 2,320, ini menunjukkan kemampuan kelompok tani Putera Alam mengatasi kelemahan dengan menggunakan kekuatan berada di bawah rata-rata.

6.8.2. Matriks EFE External Factor Evaluation

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor strategis eksternal kelompok tani Putera Alam, diperoleh peluang opportunities dan ancaman threats yang berpengaruh terhadap usaha sayuran organik. Faktor-faktor strategis eksternal diperolah dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. Setelah menentukan faktor-faktor strategis eksternal, dilakukan pembobotan dengan menggunakan matriks pasangan berganda paired comparison matrix untuk mendapatkan bobot dari masing-masing variabel eksternal. Nilai pembobotan yang digunakan pada matriks EFE merupakan hasil rata-rata dari lima responden yang dipilih. Pemberian peringkat rating dilakukan oleh responden yang sama dan merupakan nilai rata-rata dari lima responden, perhitungannya terdapat pada Lampiran 3. Nilai tertimbang diperoleh dari hasil kali antara bobot dengan peringkat. Dengan memasukkan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal, kemudian diberi bobot dan peringkat maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 14. Tabel 14. Matriks EFE Eksternal Factor Evaluation Kelompok Tani Putera Alam Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Peluang Opportunities A. Pangsa pasar sayuran organik yang masih luas 0.091 4 0.364 B. Perubahan gaya hidup masyarakat yag cenderung back to nature 0.105 4 0.420 C. Loyalitas konsumen yang tinggi 0.100 4 0.400 D. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di daerah setempat 0.082 3 0.246 E. Kebijakan pemerintah mengenai program Go Organic 2010 0.082 4 0.328 F. Perkembangan Teknologi 0.095 4 0.380 H. Hambatan untuk masuk industri sayuran organik cukup besar 0.095 3 0.285 J. Adanya asosiasi pertanian organik 0.086 3 0.258 Ancaman Threats G. Perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman 0.091 2 0.182 I. Kemudahan mendapatkan produk substitusi 0.091 3 0.273 K. Perubahan cuaca dan isu bencana alam yang terjadi di Indonesia 0.082 3 0.246 Total 1 3.382 Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE, faktor strategis yang merupakan peluang terbesar dan paling berpengaruh bagi kelompok tani Putera Alam adalah perubahan gaya hidupmasyarakat yang cenderung back to nature dengan nilai tertimbang 0,420, sehingga memungkinkan kelompok tani untuk lebih mengoptimalkan upaya perluasan daerah pemasaran produk. Peluang lain yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani adalah loyalitas konsumen, dengan adanya loyalitas konsumen ini maka kelompok tani dapat terus berproduksi karena permintaan produk sayuran organik dari konsumen yang berkelanjutan. Faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi kelompok tani Putera Alam adalah perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman, ini dapat dilihat pada nilai tertimbangnya yaitu sebesar 0,182. Penyakit yang sering menyerang tanaman adalah busuk batang, sedangkan hama yang sering menyerang tanaman adalah ulat, kutu, belalang dan lainnya. Hama dan penyakit tersebut jika tidak ditangani dapat menular ke tanaman lain yang belum terserang, sehingga dapat mengakibatkan kegagalan panen. Hasil analisis matriks EFE untuk peluang dan ancaman diperoleh total nilai tertimbang sebesar 3,382. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kelompok tani dalam merespons peluang dan mengatasi ancaman tergolong tinggi.

6.9. Tahap Pencocokan Matching Stage

Tahap pencocokan merupakan tahap kedua dalam proses perumusan strategi, berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan dengan peluang dan ancaman terhadap perusahaan dari lingkungan eksternal. Alat analisis yang digunakan adalah Matriks IE Internal-External dan Matriks SWOT Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats, untuk menghasilkan alternatif strategi bagi perusahaan.

6.9.1. Matriks IE Internal-External Matrix

Kegunaan dari matriks IE adalah untuk mengetahui posisi kelompok tani saat ini. Pemetaan posisi kelompok tani sangat penting dalam pemilihan strategi yang ditetapkan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, total nilai tertimbang pada matriks IFE adalah 2,320 yang artinya faktor internal berada di atas rata-rata, sedangkan total nilai tertimbang pada matriks EFE adalah 3,382 yang artinya respon kelompok tani terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapi tergolong tinggi. Total nilai tertimbang pada matriks IFE dan EFE tersebut kemudian ditetapkan pada matriks IE. Apabila masing-masing total nilai tertimbang dari IFE dan EFE dipetakan dalam matriks IE, maka posisi kelompok tani saat ini berada pada kotak di kuadran II yang menggambarkan bahwa kelompok tani berada dalam kondisi internal rata-rata dan respon usaha terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong tinggi. Inti strategi yang dapat diterapkan kelompok tani adalah strategi tumbuh dan kembang Growth and Build. Strategi terbaik yang cocok adalah strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk atau integratif integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. Total nilai IFE yang diberi bobot Kuat Rata-rata Lemah 3,0 - 4,0 2,0 - 2,99 1,0 – 1,99 4,0 3,0 2,320 2,0 1,0 Tinggi 3,0 – 4,0 3,382 3,0 Menengah 2,0 – 3,99 2,0 Rendah 1,0 – 1,99 1,0 I II III IV V V VI VII VIII IX Gambar 9. Analisis Matriks Internal-Eksternal IE pada Kelompok Tani Putera Alam.

6.9.2. Matriks SWOT Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Matrix

Tujuan dari tahap pencocokan matriks SWOT adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi. Empat tipe strategi yang disarankan yaitu strategi SO kekutan-peluangstrength-opportunities, strategi WO kelemahan- peluangweaknesses-opportunities, strategi ST kekuatan-ancamanstrength- threats , dan strategi WT kelemahan-ancamanweaknesses-threats. Faktor Internal Kekuatan Strengths-S Kelemahan Weakness-W Total nil a i EFE ya ng diberi bobo t Faktor Eksternal 1. Produk yang berkualitas 2. Perencanaan tanam yang baik 3. Hubungan ketua dengan anggota kelompok tani sudah baik 4. Pelayanan ke konsumen yang sudah baik 5. Dapat menyerap tenaga kerja 1. Belum memiliki kemasan dan label 2. Teknologi produksi yang digunakan masih sederhana 3. Kualitas SDM yang masih rendah 4. Kurangnya upaya promosi produk 5. Pengarsipan data-data yang belum tertata rapi 6. Belum ada sertifikasi produk 7. Keterbatasan modal 8. Kontrak kerjasama tidak tertulis 9. Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar sayuran organik Peluang Opportunities-O 1. Adanya asosiasi pertanian organik. 2. Perkembangan Teknologi. 3. Kebijakan pemerintah mengenai program Go Organic 2010 . 4. Loyalitas konsumen yang tinggi. 5. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di daerah setempat. 6. Perubahan gaya hidup masyarakat yag cenderung back to nature. 7. Daerah pemasaran sayuran organik yang masih luas. 8. Hambatan untuk masuk industri sayuran organik cukup besar. Strategi S-O 1. Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen serta memperluas jaringan distribusi dan pemasaran S 1, 2, 3, 4, 5 dan O 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 Strategi W-O 1. Mengusahakan sertifikasi organik serta membuat kontrak kerjasama secara jelas dan tertulis W 6, 7, 8 dan O 1, 3 2. Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan manajerial dan teknik budidaya dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti pelatihan W 2, 3, 5, dan O 1, 2, 3 3. Mengoptimalkan upaya promosi produk, pendistribusian produk, mengusahakan kemasan dan label produk untuk meningkatkan serta mempertahankan loyalitas konsumen W 1, 4, dan O 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8 Ancaman Threats-T 1. Perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman. 2. Kemudahan mendapatkan produk substitusi. 3. Perubahan cuaca dan perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. Strategi S-T 1. Memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada S 1, 2, 4, 5 dan T 1, 2, 3 Strategi W-T 1. Melakukan riset pasar untuk memantau perkembangan pemasaran produk, harga dan tingkat persaingan W 1, 4, 9 dan T 2, 3 2. Mempertahankan dan mempererat hubungan kerjasama dengan pihak akademisi dan lembaga penelitian pemerintah untuk menghasilkan benih berkualitas W 2 dan T 1 Gambar 10. Analisis Matriks SWOT pada Kelompok Tani Putera Alam 1 Strategi S-O Strengths-Opportunities Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan tren dan kejadian eksternal. Strategi yang dapat digunakan yaitu mempertahankan dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen serta memperluas distribusi dan pemasaran. Dengan terus meningkatkan dan mempertahankan pelayanan terhadap konsumen, maka keberadaan produk sayuran organik kelompok tani tetap terjaga dan proses produksi akan terus berjalan karena adanya permintaan dari konsumen. Memperluas jaringan distribusi dan pemasaran juga sangat baik untuk keberadaan produk sayuran organik kelompok tani, semakin luas jaringan distribusi dan pemasaran produk akan semakin meningkatkan keuntungan kelompok tani. Strategi ini didukung dengan adanya kekuatan kelompok tani berupa produk yang berkualitas, perencanaan tanam yang baik, hubungan ketua dengan anggota kelompok tani sudah baik, pelayanan konsumen yang sudah baik dan dapat menyerap tenaga kerja. Selain itu, strategi tersebut juga didukung oleh adanya peluang eksternal berupa adanya asosiasi pertanian organik, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah mengenai program Go Organic 2010, loyalitas konsumen yang tinggi, tersedianya tenaga kerja yang potensial di daerah setempat, perubahan gaya hidup masyarakat yag cenderung back to nature, pangssa pasar sayuran organik yang masih luas. 2 Strategi W-O Weakness-Opportunities Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat digunakan kelompok tani adalah mengusahakan sertifikasi organik serta membuat kontrak kerjasama secara jelas dan tertulis. Kelompok tani sebaiknya mulai mengusahakan sertifikasi organik agar para konsumen lebih percaya akan kualitas produk dan memberikan rasa aman terhadap produk yang dikonsumsinya. Jika kelompok tani merasa tidak mampu dalam mengusahakan sertifikasi ini, maka kelompok tani dapat memanfaatkan peluang yang ada yakni mendatangi pihak pemerintah terkait atau asosiasi pertanian organik yang berada di derah setempat untuk memintai bantuan maupun solusi tentang masalah ini. Kontrak kerjasama secara tertulis perlu dilakukan karena hal ini akan sangat membantu petani khususnya dalam hal kejelasan tata cara pembayaran produk, sehingga petani agar tidak mengalami kerugian. Terdapat beberapa strategi lain yang dapat diterapkan oleh kelompok tani yaitu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan manajerial dan teknik budidaya dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti pelatihan. Manajemen yang baik dalam suatu organisasi akan sangat membantu tercapainya tujuan yang diinginkan. Melalui pelatihan yang diadakan pemerintah maupu LSM Lembaga Swadaya Masyarakat, kelompok tani Putera Alam harus dapat mengambil kesempatan untuk semakin meningkatkan kemampuan manajerial terutama di bidang pengelolaan SDM dan perencanaan keuangan usaha dengan merapikan kembali pembukuan yang telah dilakukan. Perkembangan teknologi juga baik untuk diikuti dan dipelajari oleh setiap anggota kelompok tani, karena hal ini dapat membantu meningkatkan bargaining position posisi tawar kelompok tani. Mengoptimalkan upaya promosi produk, pendistribusian produk, mengusahakan kemasan dan label produk untuk meningkatkan serta mempertahankan loyalitas konsumen juga merupakan strategi yang dapat dilakukan dengan memperbaiki kelemahan seperti belum memiliki kemasan dan label serta kurangnya upaya promosi, dengan memanfaatkan peluang eksternal seperti adanya asosiasi pertanian organik, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah mengenai program Go Organic 2010, loyalitas konsumen yang tinggi, perubahan gaya hidup masyarakat yag cenderung back to nature, pangsa pasar sayuran organik yang masih luas, hambatan untuk masuk industri sayuran organik cukup besar. Kegiatan promosi dan periklanan dapat menarik minat calon konsumen untuk mencoba dan membeli produk kelompok tani. Hal ini akan mendukung usaha pengembangan pangsa pasar produk dan dapat menjadi alternatif strategi untuk mengatasi kelemahan kegiatan promosi yang selama ini dinilai kurang gencar. Selain itu, adanya peluang pangsa pasar sayuran organik yang masih luas dan trend back to nature dapat menjadi pertimbangan bagi kelompok tani. Promosi dapat dilakukan dengan memberikan informasi yang lengkap kepada calon konsumen, dengan mencantumkan keterangan mengenai produk pada kemasan atau brosur dan ikut serta dalam kegiatan pameram dagang. Pemberian kemasan dan lebel juga dapat membantu kegiatan promosi produk, dengan adanya kemasan dan label maka akan mempermudah konsumen untuk mengenali produk sayuran yang diproduksi oleh kelompok tani. Kegiatan promosi pemasaran sangat diperlukan untuk mengenalkan, mengingatkan dan menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan kelompok tani. 3 Strategi S-T Strengths-Threats Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan kelompok tani untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Strategi yang dapat digunakan oleh kelompok tani yaitu memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada. Hal ini dilakukan mengingat daerah pemasaran produk sayuran kelompok tani Putera Alam pada saat ini sedikit berkurang dikarenakan permasalahan yang terjadi dengan beberapa perusahaan supplier, sehingga mengharuskan kelompok tani untuk memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang ada. Strategi ini juga didukung dengan kekuatan kelompok tani lainnya berupa produk yang berkualitas, perencanaan tanam yang baik, pelayanan konsumen yang sudah baik, dapat menyerap tenaga kerja, dengan mengurangi pengaruh ancaman eksternal seperti perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman, kemudahan mendapatkan produk substitusi, perubahan cuaca dan perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. 4 Strategi W-T Weakness-Threats Strategi W-T adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dapat digunakan oleh kelompok tani adalah melakukan riset pasar untuk memantau perkembangan pemasaran produk, harga dan tingkat persaingan. Strategi ini dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama net working dengan perusahaan- perusahaan untuk mencari dan mendapatkan informasi pasar pertanian organik.

6.10. Tahap Keputusan Decision Stage

Tahap keputusan atau tahap pemilihan strategi merupakan tahap ketiga dari proses manajemen strategi. Tahap tersebut dilakukan setelah memperoleh beberapa alternatif strategi melalui matriks IE dan SWOT. Alat analisis yang digunakan pada tahap keputusan strategi adalah QSPM atau Quantitative Strategic Planning Matrix . QSPM digunakan untuk mengevaluasi pilihan strategi alternatif secara obyektif dan dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dan alternatiftindakan yang layak berdasarkan hasil analisis pada tahap pertama The Input Stage dan kedua The Matching Stage. QSPM juga digunakan sebagai rekomendasi strategi yang harus dijalankan bagi keberlangsungan kelompok tani pada masa yang akan datang. Penentuan nilai daya tarik AS terhadap alternatif-alternatif strategi pengembangan usaha dilakukan oleh satu orang responden yang memiliki kapasitas dalam penentuan strategi kelompok tani yaitu ketua kelompok tani putera alam. Alternatif-alternatif dari matriks SWOT kemudian diperingkatkan berdasarkan nilai daya tariknya terhadap faktor-faktor strategi perusahaan. Strategi yang dipilih merupakan total nilai daya tarik Total Attractive Score - TAS terbesar yang merupakan strategi paling sesuai untuk diimplementasikan oleh kelompok tani. Semakin tinggi nilai TAS, menunjukkan strategi ini semakin menarik dengan mempertimbangkan semua faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kebutuhan strategi. Urutan prioritas strategi kelompok tani hasil analisis QSPM berdasarkan total TAS Lampiran 4 tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : 1. Memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada TAS : 6,327 2. Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen serta memperluas jaringan distribusi dan pemasaran TAS : 6,005 3. Mengoptimalkan upaya promosi produk, pendistribusian produk, mengusahakan kemasan dan label produk untuk meningkatkan serta mempertahankan loyalitas konsumen TAS : 5,887 4. Mempertahankan dan mempererat hubungan kerja sama dengan pihak akademisi dan lembaga penelitian serta pemerintah untuk menghasilkan benih yang berkualitas TAS : 5,646 5. Mengusahakan sertifikasi organik serta membuat kontrak kerja sama secara jelas dan tertulis TAS : 5,511 6. Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan manajerial dan teknik budidaya dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti pelatihan TAS : 5,450 7. Melaukan riset pasar untuk memantau perkembangan pemasaran produk, harga dan tingkat persaingan TAS : 5,061.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal dan internal, diketahui faktor- faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kekuatan kelompok tani adalah produk yang berkualitas, perencanaan tanam yang sudah baik, pelayanan konsumen yang sudah baik dan dapat menyerap tenaga kerja. Kelemahan yang dimiliki kelompok tani adalah belum memiliki kemasan dan label, teknologi produksi yang digunakan masih sederhana, kualitas SDM yang masih rendah, kurangnya upaya promosi produk, pengarsipan data yang belum tertata rapi, belum ada sertifikasi produk, keterbatasan modal, kontrak kerjasama tidak tertulis, serta lemahnya akses kelompok tani tentang pasar sayuran organik. Peluang yang ada untuk kelompok tani antara lain adalah adanya asosiasi pertanian organik, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah mengenai program “Go Organic 2010”, loyalitas konsumen yang tinggi, tersedianya tenaga kerja yang potensial di daerah setempat, perubahan gaya hidup yang cenderung back to nature, daerah pemasaran sayuran organik yang masih luas, serta hambatan untuk masuk industri sayuran organik cukup besar. Ancaman yang akan dihadapi oleh kelompok tani adalah perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman, kemudahan mendapat produk substitusi, serta perubahan cuaca dan perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. 2. Berdasarkan posisi pada matriks IE, kelompok tani berada pada kuadran II. Inti strategi yang dapat diterapkan kelompok tani Putera Alam adalah strategi growth and build tumbuh dan kembang, melalui strategi intensif atau strategi integrasi. Prioritas strategi yang dapat direkomendasikan kepada kelompok tani adalah sebagai berikut: 8. Memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada TAS : 6,327 9. Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen serta memperluas jaringan distribusi dan pemasaran TAS : 6,005