Teknologi Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter 1

55 9 Tahun 2006-2010, terbentuk kondisi industrialisasi dan perdagangan. Tahapan di atas disusun dengan mempertimbangkan akan terciptanya kondisi yang kondusif Departemen Pertanian dalam menjalankan programnya. Kondusif dan konsisten merupakan salah satu tolak ukur untuk menilai perjalanan dari program yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tahapan sosialisasi pertanian oraganik telah dijalankan dengan baik dan tersebar secara luas di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tingginya respn masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pertanian organik. Sosialisasi dilakukan oleh segenap elemen pembangunan pertanian mulai dari Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi, organisasi profesi, kelompok tani dan pihak-pihak terkait lainnya. Dengan adanya program pemerintah ”Go Organik 2010 ” dan dukungan pemerintah pada pengembangan usaha sayuran organik ini, maka petani dan masyarakat pun akan semakin mudah untuk menerimanya. Sejalan dengan upaya peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura, peredaran benih dan pupuk serta pestisida cenderung terus meningkat. Benih merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian, karena mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan segala aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam upaya meningkatkan penggunaan dan penyediaan benih unggul bermutu pemerintah perlu melakukan pengawasan pengadaan, penggunaan dan peredaran benih dengan memberikan sertifikat setelah melalui pemeriksaan lapangan, hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Pertanian Nomor 803KptsOT.210797 tentang Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Bina dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 517KptsTp.27092002 tentang Pengawasan Pestisida.

6.2.4. Teknologi

Perkembangan agroindustri tidak terlepas dari faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK. Ilmu pengetahuan yang menjadi dasar di dalam penciptaan teknologi baru sangat nyata dalam mempengaruhi perkembangan agroindustri sayuran organik. Kemajuan teknologi produksi dalam industri sayuran organik ditandai dengan adanya inovasi-inovasi baru dalam bidang 56 budidaya pertanian organik, seperti rekayasa genetika, kultur jaringan dan lainnya. Inovasi ini belum diterapkan di kelompok tani Putera Alam, karena sumberdaya manusia dan keuangannya belum memadai. Dengan kata lain, proses budidaya sayurannya masih dilakukan secara tradisional. Kemajuan teknologi informasi di Indonesia semakin berkembang dan mempengaruhi kegiatan bisnis masyarakat, diantaranya penggunaan jaringan komputer dan internet. Pelaku bisnis dapat memanfaatkan jasa internet untuk melakukan negosiasi, transaksi dan memasarkan produknya. Akan tetapi, kelompok tani Putera Alam belum memanfaatkan internet untuk melakukan aktifitas bisnisnya dikarenakan kurangnya kualiatas SDM kelompok tani. Selama ini, kegiatan pemasaran dan kegiatan bisnis lainnya masih menggunakan alat komunikasi seperti telepon HandPhone. Dengan demikian, jangkauan pasar dari kelompok tani masih terbatas dan kurang dikenal masyarakat secara luas sehingga kalah bersaing dengan perusahaan sejenis yang telah memanfaatkan kemajuan tersebut.

6.2.5. Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter 1

Pemasok Pemasok bahan baku sayuran organik pada pertanian organik kelompok tani Putera Alam berasal dari toko-toko pertanian yang ada didaerah setempat dan sekitarnya. Pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang tidak terlalu kuat karena kelompok tani tidak bergantung hanya pada satu toko saja tetapi juga pada toko lainnya. Artinya jika bahan baku yang dibeli dari satu toko kurang memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas maupun kuantitas, maka kelompok tani dapat membelinya dari toko lain yang lebih bagus. Dengan demikian, dalam industri sayuran organik tidak terlalu sulit untuk mandapatkan pemasok. Selain membeli benih dari toko pemasok, kelompok tani juga beerupaya mengembangkan bibit tanaman sendiri walaupun masih dalam jumlah yang sedikit. Kelompok tani juga mendapatkan bantuan bibit sayuran dari dinas pertanian setempat. Untuk persediaan pupuk, baik pupuk cair maupun kompos, kelompok tani memiliki persediaan sendiri dan tidak mengambil dari toko pemasok karena pupuk cair dan kompos dibuat sendiri oleh kelompok tani. Akan tetapi, untuk bokashi kotoran ayam, kambing dan sapi diperoleh dari masyarakat setempat yang mengusahakan peternakan ini. Terkadang kelompok tani memperoleh bokashi secara cuma-cuma atau dengan kata lain gratis. Kelompok tani juga mampu membuat pestisida organik sendiri karena tidak terlalu sulit. Kelompok tani menggunakan beberapa jenis tanaman liar yang memiliki bau dan warna yang tidak disukai hama. 2 Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat persaingan yang akan dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin banyak pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan terjadi perebutan pangsa pasar yang ada. Sebaliknya dengan rendahnya ancaman pendatang baru dapat mengimplikasikan kesulitan untuk memasuki pasar cukup tinggi. Besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung pada hambatan yang ada untuk memasuki industri tersebut. Hambatan yang sangat besar dirasakan oleh kelompok tani adalah kelompok tani belum bisa memenuhi seluruh permintaan konsumen, kurangnya modal yang berimplikasi pada keterbatasan sarana dan prasarana produksi operasi sehingga kelompok tani tidak dapat menjalankan usahanya dengan maksimal. Usaha lain yang beralih ke usaha ini tidak membutukkan modal yang besar secara keseluruhan. Akan tetapi, curahan waktu yang dibutuhkan lebih banyak persiapan dan pengetahuan mengenai pertanian oragnik yang kompleks mulai dari sisi teknis, sosial maupun ekonomi agar dapat bersaing dengan baik. Hal ini diperumit oleh sistem pasar, ketika produk masuk ke pasar akan muncul rantai perdagangan yang panjang sebelum sampai ke tangan konsumen. Agar dapat terus bersaing pkelompok tani harus mampu mengimbangi harga pasar yang belum tentu sesuai dengan harapan kelompok tani. 3 Pembeli Konsumen sayuran organik sebagian besar berasal dari golongan menengah ke atas, dimana konsumen ini sudah mengerti akan pentingnya mengkonsumsi makanan sehat dan mempunyai keinginan untuk mengkonsumsinya. Pemilihan segmentasi pasar menengah ke atas didasarkan atas pertimbangan bahwa sayuran organik jika dibandingkan dengan sayuran anorganik memiliki harga yang relatif mahal, sehingga tidak semua kalangan dapat membelinya. Secara umum, sayuran organik yang diproduksi olek kelompok tani Putera Alam dipasarkan oleh supplier pelanggan ke beberapa swalayan dan restoran di jakarta, perumahan katulampa serta beberapa toko sayuran di gang aut bogor tengah. Permintaan konsumen juga sangat beragam baik dari ukuran, penampilan kualitas dan kuantitas. Sehingga perencanaan tanam dan panen harus dilakukan dengan teliti agar tidak mengecewakan konsumen karena sayuran yang diterima idak sesuai dengan permintaan. Hubungan yang baik antara kelompok tani dengan konsumen dan supplier yang telah terjalindapat mempertahankan posisi tawar produk kelompok tani. 4 Produk Substitusi Jenis produk yang mempunyai kesamaan dalam fungsi dan jasa untuk segmen pasar yang dituju dapat menekan volume penjualan. Faktor harga dan kualitas akan menentukan intensitas tekanan dari produk pengganti. Tekanan persaingan semakin bertambah ketika harga produk pengganti relatif murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pengganti pun rendah. Kekuatan kompetitif produk pengganti dapat diukur dari seberapa besar pangsa pasar yang direbut dan rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar. Produk substitusi dari sayuran organik adalah sayuran konvensional. Produk ayuran organik memiliki keunggulan khusus dibandingkan dengan produk substitusinya sayuran konvensional, yaitu diproduksi tanpa menggunakan pupuk atau obat-obatan kimia sehingga bebas dari residu kimia, lebih sehat untuk dikonsumsi dan memiliki rasa yang lebih enak. Walaupun produk sayuran organik memiliki segmen pasar sendiri dan berbagai keunggulan, namun dalam hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi konsumen untuk beralih ke produk substitusinya terutama konsumen yang belum begitu menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan sehat serta masih belum bisa membedakan antara sayuran organik dan anorganik. Sayuran konvensional memiliki kelebihan dalam hal harga yang lebih murah, sehingga semua kalangan dapat membelinya dan biasanya penampakan fisik dari sayuran anorganik lebih menarik bila dibandingkan dengan sayuran organik. Ini dikarenakan sayuran anorganik diproduksi dengan menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia, sehingga dapat diatur pertumbuhan dan ukuran produknya. Selain itu, sayuran konvensional lebih mudah didapat oleh konsumen karena tersedia banyak di pasaran, mulai dari warung-warung kecil sampai toko- toko besar atau supermarket. Dengan demikian, ancaman produk substitusi untuk menggeser produk kelompok tani relatif besar. 5 Persaingan Antar Kompetitor Tingkat persaingan diantara para produsen sayuran organik dapat diminimalisir oleh kelompok tani, jika strategi yang dijalankan memiliki keunggulan kompetitif. Pada umumnya, persaingan yang diperebutkan adalah posisi di pasar dan market share, penguasaan saluran distribusi, pemasok dan lainnya. Produk sayuran organik yang ditawarkan oleh produsen-produsen lain yang bergerak dalam industri pertanian organik dinilai cukup menarik karena telah dikemas dengan baik dan telah memiliki label sertifikasi dari lembaga sertifikasi. Produsen-produsen tersebut juga bersaing dalam hal kualitas sayuran, harga yang bervariasi dan upaya promosi. Untuk menghadapi persaingan di dalam industri yang semakin kompetitif, maka setiap produsen sayuran organik dapat menonjolkan keunggulan produknya dibandingkan dengan produk pesaing melalui penciptaan inovasi-inovasi baru.

6.7. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal