Matriks IFE Internal Factor Evaluation

Beberapa peluang yang dimiliki oleh kelompok tani Putera Alam adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung ”back to nature” menumbuhkan semangat kelompok tani untuk mengoptimalkan usahanya, karena perubahan gaya hidup tersebut akan membuka daerah pemasaran sayuran organik semakin luas. Peluang lain yang dimiliki oleh kelompok tani yaitu hambatan untuk masuk industri sayuran organik cukup besar, tersedianya tenaga kerja yang potensial di daerah setempat, kebijakan pemerintah mengenai program ”Go Organic 2010 ”, adanya asosiasi pertanian organik, perkembangan teknologi dan loyalitas konsumen yang tinggi. Ada pun ancaman yang dihadapi oleh kelompok tani yaitu perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman. Perkembangan jenis hama dan penyakit tanaman harus diperhatikan, mengingat sayuran organik sangat rentan terkena serangan hama dan penyakit karena proses produksinya yang tidak menggunakan obat-obatan kimia. Selain itu ancaman lain yang dihadapi kelompok tani adalah perubahan cuaca dan perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman, serta kemudahan mendapatkan produk substitusi.

6.8. Tahap Masukan Input Stage

Tahap masukan terdiri dari matriks IFE Internal Factor Evaluation dan EFE External Factor Evaluation. Tahap ini merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi setelah mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal.

6.8.1. Matriks IFE Internal Factor Evaluation

Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan, selanjutnya dibuat matriks IFE yang berisi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Data diolah dengan membandingkan tingkat kepentingan relatifnya satu sama lain, sehingga diketahui nilai faktor yang berpengaruh terhadap perusahaan. Setelah itu nilai total faktor pada masing-masing variabel dibagi dengan nilai total keseluruhan faktor yang diidentifikasi sehingga dihasilkan besar bobot yang diperlukan. Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor strategis internal, diperoleh kekuatan stregths dan kelemahan weaknesses yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor strategis internal diperolah dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan matriks pasangan berganda paired comparison matrix untuk mendapatkan bobot dari masing-masing variabel internal. Bobot yang digunakan merupakan hasil pembobotan rata-rata dari lima responden. Pemberian peringkat rating dilakukan oleh responden yang sama, sehingga diperoleh nilai tertimbang dari faktor-faktor strategis internal, peringkat yang digunakan merupakan peringkat rata-rata dari lima responden dapat dilihat pada Lampiran 2. Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal strategis, kemudian diberi bobot dan peringkat maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 13. Tabel 13. Matriks IFE Internal Factor Evaluation Kelompok Tani Putera Alam Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Kekuatan Strengths A. Produk yang berkualitas 0.063 4 0.252 B. Perencanaan tanam yang sudah baik 0.080 4 0.320 C. Hubungan ketua dengan anggota kelompok tani 0.063 4 0.252 D. Pelayanan konsumen yang sudah baik 0.074 3 0.222 K. Dapat menyerap tenaga kerja 0.071 4 0.284 Kelemahan Weaknesses E. Belum memiliki kemasan dan label 0.060 2 0.120 F. Teknologi produksi yang digunakan masih sederhana 0.077 2 0.154 G. Kualitas SDM yang masih rendah 0.080 1 0.080 H. Kurangnya upaya promosi produk 0.066 2 0.132 I. Pengarsipan data yang belum tertata rapi 0.074 1 0.074 J. Belum ada sertifikasi produk 0.074 1 0.074 L. Keterbatasan modal 0.080 1 0.080 M. Kontrak kerja sama tidak tertulis 0.058 2 0.116 N. Lemahnya akses kelompok tani tentang pasar sayuran organik 0.080 2 0.160 Total 1 2.320 Berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE, faktor strategis yang merupakan kekuatan terbesar dan paling berpengaruh bagi kelompok tani Putera Alam adalah perencanaan tanam yang sudah baik dengan nilai tertimbang 0.320. Karena dari awal berdiri sampai pada saat sekarang ini, perencanaan tanam yang dilakukan oleh kelompok tani sudah sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pembagian jenis tanaman yang akan ditanam oleh masing-masing petani dibagi oleh kelompok sesuai dengan subnya, misalnya dari 12 orang petani dibagi menjadi 4 sub yang terdiri dari 3 orang petani tiap subnya dan menanam beberapa jenis sayuran yang berbeda di tiap sub. Dengan cara seperti ini, maka tidak ada petani yang merasa dirugikan karena over produksi dan ketersediaan produk pada kelompok tani terjaga. Perencanaan tanam yang sudah baik juga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu, perencanaan tanam yang baik akan mempermudah kelompok tani dalam menentukan waktu panen dan kuantitas sayuran yang dipanen sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen dan supplier. Faktor strategis internal yang merupakan kelemahan terbesar dari kelompok tani adalah pengarsipan data yang belum tertata rapi dan belum ada sertifikasi produk, ditunjukkan dengan nilai tertimbang masing-masing fator yakni 0,074. Pengarsipan data yang belum rapi membuat petani tidak begitu mengetahui berapa keuntungan yang diperoleh dari setiap kali penjualan produknya. Hal ini dikarenakan petani tidak pernah berpikir berapa besar keuntungan yang diperoleh, akan tetapi petani hanya berpikir produk yang mereka hasilkan habis terjual. Sertifikat organik juga merupakan kelemahan bagi kelompok tani, karena tidak memiliki sertifikat organik kelompok tani akhirnya kehilangan beberapa daerah pemasarannya. Hasil analisis matriks IFE untuk kekuatan dan kelemahan diperoleh total nilai tertimbang berada pada rata-rata yaitu sebesar 2,320, ini menunjukkan kemampuan kelompok tani Putera Alam mengatasi kelemahan dengan menggunakan kekuatan berada di bawah rata-rata.

6.8.2. Matriks EFE External Factor Evaluation