71
Berdasarkan keempat rasio yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa LKM-A Rukun Tani memiliki Rasio Likuiditas yang baik. Terlihat pada
Rasio Lancar, Rasio Cepat, Perputaran Piutang yang menunjukkan kondisi diatas standar minimal. Namun pada Rasio Kas, LKM-A menunjukkan kondisi yang
kurang baik. Hal ini disebabkan karena LKM-A memiliki kas yang jumlahnya jauh lebih sedikit daripada jumlah piutangnya. Kondisi ini dapat menjadi
berbahaya apabila terdapat hutang lancar yang harus segera dilunasi namun kas yang dimiliki tidak mencukupi.
6.2. Analisis Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas pada penelitian ini menggambarkan kemampuan LKM-A untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek ataupun
jangka panjang. Rasio Solvabilitas pada penelitian ini menggunakan Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Harta Debt to Asset Ratio, Rasio Utang Jangka
Panjang atas Modal, dan Rasio Utang Jangka Panjang atas Kapitalisasi. Hasil dari Rasio Solvabilitas LKM-A Rukun Tani dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas 1 Januari – 31 Desember 2010 Rasio
Kewajiban Jangka Panjang
atas Harta Rp Rasio Kewajiban
Jangka Panjang atas Modal Rp
Rasio Kewajiban Jangka Panjang
atas Kapitalisasi Rp
Kewajiban Jangka Panjang
0 0 0
Harta 167.740.000 -
-
Modal Sendiri - 104.500.000 -
Kapitalisasi Modal +
Kewajiban Jangka Panjang
- - 104.500.000
Nilai Rasio
Sumber: Laporan Neraca LKM-A Rukun Tani Diolah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Lembaga Keuangan
Mikro Agribisnis LKM-A ini memperoleh bantuan dana yang didapatkan dari pemerintah, yaitu dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP
sebesar Rp 100.000.000,00. Dana ini yang nantinya digunakan sebagai modal awal usaha simpan pinjam LKM-A yang berjalan hingga saat ini. Dana ini
merupakan dana hibah dari pemerintah yang nantinya tidak dikembalikan kepada
72
pemerintah. Sehingga dana sebesar Rp 100.000.000,- merupakan dana hibah dan digolongkan menjadi modal sendiri.
Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Harta ini menggunakan jumlah kewajiban jangka panjang yang dimiliki oleh LKM-A Rukun Tani. Namun,
kenyataannya LKM-A ini tidak mempunyai kewajiban jangka panjang kepada pihak manapun. Berdasarkan Tabel 14, Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas
Harta LKM-A Rukun Tani menunjukkan nilai 0. Rasio ini menunjukkan bahwa sebesar 0 pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa LKM-A Rukun Tani tidak mempunyai kewajiban jangka panjang. Hal ini sangat menguntungkan bagi pihak LKM-A karena
pendanaan tidak tergantung pada pihak manapun.
Rasio Utang Jangka Panjang atas Modal tidak jauh berbeda dengan hasil
dari Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Harta. Yang membedakan adalah jumlah dari modal dan harta yang digunakan sebagai pembanding. Berdasarkan
Tabel 14, didapatkan nilai dari Rasio Utang Jangka Panjang atas Modal adalah 0. Artinya, LKM-A Rukun Tani tidak mempunyai jaminan atas utang jangka
panjang dari modal sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi utang jangka panjang terhadap modal LKM-A sangat baik.
Rasio selanjutnya adalah Rasio Utang Jangka Panjang atas Kapitalisasi. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan LKM-A untuk melunasi utang
jangka panjang dengan menggunakan total sumber dana jangka panjangnya. Sama dengan Rasio Utang Jangka Panjang atas Modal, rasio ini memiliki nilai rasio
sebesar 0. Artinya, LKM-A tidak mempunyai jaminan kapitalisasi atas utang jangka panjang. Kondisi seperti ini menguntungkan bagi pihak LKM-A karena
tidak menjaminkan berapapun dari total dana jangka panjangnya. Setelah mengetahui hasil dari ketiga rasio diatas, maka LKM-A Rukun
Tani dapat dikatakan mempunyai tingkat solvabilitas yang baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai masing-masing rasio yang menunjukkan kondisi yang
sangat baik bagi sebuah perusahaan atau organisasi. Kondisi ini tercipta karena LKM-A tidak mempunyai utang jangka panjang yang harus dilunasi.
73
6.3. Analisis Rasio Rentabilitas