25
Menurut Wijono 2005, permasalahan yang dihadapi oleh LKM terutama LKM bukan bank pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam hal-hal yang
bersifat internal dan eksternal. Yang bersifat internal meliputi keterbatasan sumberdaya manusia, manajemen yang belum efektif sehingga kurang efisien
serta keterbatasan modal. Sementara faktor yang bersifat eksternal meliputi kemampuan monitoring yang belum efektif, pengalaman yang lemah serta
infrastruktur yang kurang mendukung. Kondisi inilah yang mengakibatkan jangkauan pelayanan LKM terhadap usaha mikro masih belum mampu
menjangkau secara luas, sehingga pengembangan LKM yang luas akan sangat penting perannya dalam membantu investasi bagi usaha mikro dan kecil.
Dalam memperkuat USPKSP ke depan paling tidak ada tiga langka yang harus dilakukan : Pertama, harus dilakukan pemisahan koperasi simpan pinjam
dan tidak boleh dicampurdilaksanakan sebagai bagian dari koperasi serba usaha, terutama bila USP sudah menjadi besar dan sangat dominan; Kedua, harus
segera diorganisir kedalam
kelompok-kelompok KSP sejenis untuk melaksanakan integrasi secara utuh, sehingga peminjaman dan penyaluran dana
antar KSP dapat terjadi dan berjalan efektif; Ketiga, perlu dikembangkan sistem asuransi tabungan anggota, asuransi resiko kredit serta lembaga keuangan
pendukung lainnya. Disamping itu mekanisme pengawasan yang baik dan efektif akan menjamin bekerjanya mekanisme mobilisasi dana dan pemanfaatannya
secara efektif. Arah Lembaga Keuangan Mikro ke depannya adalah sebagai berikut:
1. Mengatasi legal status agar jelas, diarahkan menjadi Bank, Koperasi atau
LKM yang saat ini sedang disiapkan RUU LKM; 2.
Pengawasan lebih intensif untuk melindungi pihak ketiga penabung; 3.
Pengembangan jaringan melalui penumbuhan lembaga keuangan sekunder, jaringan on line untuk peningkatan mutu pelayanan kepada
masyarakat lokal.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Pamungkas 2009 melakukan penelitian tentang kinerja
keuangan dan penilaian nasabah terhadap mutu pelayanan pada BPR Rama Ganda
26
Bogor. Kinerja keuangan dianalisis menggunakan analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas serta menggunakan indeks kepuasan konsumen
dalam menentukan mutu pelayanan BPR. Hasil analisis terhadap kinerja keuangan BPR Rama Ganda secara keseluruhan masih berada pada batas aman menurut
Bank Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa BPR Rama Ganda dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tidak hanya memperhatikan likuiditas saja,
tetapi juga memperhatikan solvabilitas dan rentabilitas. Hasil dari indeks kepuasan konsumen menunjukkan bahwa nilai CSI BPR Rama Ganda terletak
rentang skala 0,66 – 0,80. Hal ini menunjukkan secara umum indeks kepuasan nasabah BPR Rama Ganda berada pada kriteria “puas”. Nasabah merasa puas
karena nasabah merasa bahwa BPR Rama Ganda dapat membantu kelangsungan dari usaha yang dijalankan.
Penelitian yang lainnya dilakukan oleh Lismawati 2009 mengenai kinerja keuangan dan pelayanan KUD Sumber Alam yang menggunakan analisis
Trend , analisis Persentase Per Komponen, analisis Rasio likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas, aktivitas usaha sebagai alat analisis untuk kinerja keuangan serta menggunakan Customer Satisfaction Index CSI untuk mengukur tingkat
kepuasan pelanggan berdasarkan atribut-atribut tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trend pada pos aktiva lancar cenderung meningkat dan hal
ini menggambarkan kondisi yang baik karena pengurus dinilai cukup efektif dalam menempatkan investasi pada aktiva lancar sehingga akan mempermudah
KUD dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Sementara pos aktiva tetap cenderung menurun. Hal ini dikarenakan sebagian dari aktiva
tetap dimanfaatkan untuk memenuhi hutang KUD yang telah jatuh tempo. Trend
pada pos kewajiban lancar dan jangka panjang juga mengalami penurunan karena seiring dengan penurunan aktiva tetap yang sebagian besar
digunakan untuk melunasi hutang-hutang KUD. Sama halnya dengan trend pos penjualan yang mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal ini berdampak pada
trend SHU KUD yang juga mengalami penurunan. Hasil presentase per
komponen menunjukkan aktiva lancar memberikan sumbangan aset terbesar dibandingkan asset lainnya. Sedangkan hasil rasio likuiditas menunjukkan bahwa
keadaan yang kurang baik karena hasil perhitungannya selalu berada di bawah
27
standar. Perhitungan rasio solvabilitas menunjukkan keadaan yang cukup baik karena cenderung memenuhi standar. Hasil perhitungan rasio rentabilitas dan
aktivitas usaha menunjukkan keadaan yang tidak baik karena nilai penjualan yang terus menurun menyebabkan SHU yang diperoleh KUD pun mengalami
penurunan. Sementara hasil CSI menunjukkan tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan KUD Sumber Alam masih berada pada tingkatan cukup
puas. Hal ini dikarenakan anggota menemui kesulitan dalam cara pembayaran baik saprotan, maupun cara pembayaran pakan ikan melalui KUD yang ditandai
dengan nilai Weight Score rendah. Penelitian terdahulu lainnya adalah menurut Sulistyo 2010, yang
melakukan penelitian mengenai analisis kinerja keuangan dan strategi pengembangan Koperasi Perikanan Mina Usaha. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: analisis kinerja keuangan yang terdiri dari analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dan analisis trend untuk mengetahui
keadaan keuangan koperasi selama ini, analisis untuk merumuskan strategi digunakan analisis matriks SWOT Strenght-Weakness-Opportunities-Threats
dengan terlebih dahulu dilakukan identifikasi faktor-faktor eksternal dan internal. Hasil penelitian terhadap kinerja keuangan menunjukkan bahwa
berdasarkan hasil analisis rasio, untuk rasio likuiditas rasio lancar rata-rata adalah 3,2. Dengan menggunakan standar sebesar 2, maka kemampuan Koperasi
Perikanan Mina Usaha Desa Jetis dapat menjamin hutangnya dengan aktiva lancar yang dimiliki koperasi perikanan. Rata-rata rasio solvabilitas untuk total hutang
dengan total harta adalah 0,66. artinya kemampuan Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis dalam membiayai seluruh kewajibannya sudah cukup bagus
standar yaitu 0,5. Rasio solvabilitas total hutang dengan modal sendiri rata-rata adalah 3,41. Standart maksimumnya adalah 1,00. Nilai rasio rentabilitas untuk
Return on Investment ROI rata-rata sebesar 6,01 persen, dimana Koperasi
Perikanan Mina Usaha Desa Jetis akan memperoleh laba bersih setelah memperoleh SHU sebesar Rp 601 dari Rp 10.000 total aktivanya. Rata-rata
rentabilitas modal sendiri sebesar 16,04 persen menandakan koperasi mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 16,04 dari modal sendiri sebesar Rp 100,00.
Kondisi ini terbilang cukup baik dengan standard yang dipakai adalah 15 persen.
28
Hasil analisis trend pada neraca menunjukkan bahwa hampir setiap pos mengalami kenaikan kecuali pada pos kekayaan bersih. Trend pada rugi laba
beberapa pendapatan mengalami penurunan meskipun pendapatan secara keseluruhan mengalami kenaikan terutama dari pendapatan simpan pinjam.
Sementara hasil strategi melalui analisis SWOT menghasilkan alternatif strategi adalah sebagai berikut : 1 meningkatkan integritasloyalitas dan jumlah anggota;
2 peningkatan produktivitas pengurus dan karyawan; 3 kerjasama dengan pemerintah dan pihak lain dalam pengembangan daerah wisata; 4 peningkatan
kemampuan anggota dalam kegiatan penangkapan ikan; 5 memperkuat modal dan peran bakul lokal untuk meningkatkan daya beli di TPI; 6 meningkatkan
hubungan dan pelayanan yang baik dengan nelayan sebagai pemasok sekaligus anggota dan dengan bakul sebagai pelanggan; 7 perbaikan program evaluasi; 8
mengupayakan penerapan teknologi pasca panen. Penelitian lainnya mengenai analisis kinerja keuangan dan aktivitas usaha
KUD Sumber Alam dan Primkopti Kabupaten dan Kota Bogor oleh Akbar 2009 yang berlatar belakang adanya kepengurusan baru pada KUD Sumber Alam dan
adanya penghentian unit usaha kacang kedelai pada Primkopti. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis trend dan analisis rasio. Analisis
rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas usaha. Hasil dari analisis trend KUD Sumber Alam pada pos
aktiva lancar memperlihatkan trend yang cenderung meningkat. Pada pos aktiva tetap memperlihatkan trend yang meningkat sehingga mengakibatkan trend dari
total aktiva tetap mengalami peningkatan. Trend kewajiban lancar pada tahun 2005 – 2007 menunjukkan penurunan. Pada pos penjualan barang dan jasa
menunjukkan trend yang menurun. Pada Primkopti pos pada aktiva lancar memperlihatkan trend yang
menurun. Pada pos aktiva tetap memperlihatkan trend yang menurun sehingga mengakibatkan trend dari total aktiva tetap mengalami penurunan. Trend
kewajiban lancar pada tahun 2005 – 2007 menunjukkan peningkatan, sedangkan pada pos penjualan barang dan jasa menunjukkan trend yang menurun. Hasil dari
kinerja keuangan yang dapat dilihat dari analisis rasio keuangan menunjukkan bahwa :
29
Tabel 4. Hasil analisis Rasio Likuiditas KUD Sumber Alam dan Primkopti No Jenis
Rasio Hasil
KUD Sumber Alam Primkopti
1 Rasio Lancar
Current Ratio Tidak memenuhi
standar karena berada di bawah 2 standar
minimum Telah memenuhi standar
karena rata-rata nilainya di atas 2, yaitu 2,76
2 Rasio Cepat
Quick Ratio
Nilai rata-rata rasio cepat adalah 1,16 dan
berada dibawah standar minimum yaitu 1,5.
Nilai rata-rata rasio cepat sangat signifikan diatas
standar minimum yaitu 3,00.
Sumber : Akbar , 2009 diolah Rasio solvabilitas yang terdiri dari Rasio Modal Sendiri dengan Total
Aktiva Equity To Total Asset Ratio, Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap Equity To Fixed Asset Ratio, Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang Tetap Fixed
Asset To Long Term Ratio , Rasio Total Hutang Dengan Total Modal Sendiri
Debt Equity Ratio dan Rasio Hutang Dengan Total Aktiva Debt Ratio menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam dan Primkopti memiliki kinerja yang
buruk karena memiliki nilai yang berada di bawah standar minimum. Demikian pula dengan Rasio Rentabilitas. Sehingga kesimpulannya kinerja keuangan KUD
Sumber Alam dilihat dari sisi analisis trend dan analisis rasio keuangan menunjukkan hasil yang kurang baik karena hasil perhitungan secara keseluruhan
berada di bawah standar minimum. Dan untuk kinerja keuangan Primkopti secara keseluruhan sangat kurang baik.
Penelitian lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini adalah analisis kepuasan nasabah terhadap mutu pelayanan pada PT. Bank Tabungan Negara
Persero Cabang Bogor oleh Yuda 2009. Terlihat dari judulnya, penelitian ini pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui kinerja pelayanan. BTN Cabang
Bogor. Metode yang digunakan adalah IPA Importance Performance Analysis dan CSI Customer Satisfaction Index. Peneliti mencantumkan 18 atribut
pelayanan pada penelitian ini. Atribut mutu pelayanan yang berada pada skala sangat penting dalam menentukan kepuasan nasabah sebanyak 14 atribut, dan
yang berada pada skala penting yaitu 4 atribut. Tingkat kinerja terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh BYN Cabang Bogor menunjukkan bahwa
mayoritas nasabah merasa puas terhadap mutu pelayanan yang diberikan BTN
30
Cabang Bogor, karena 13 atribut pada skala puas, 3 atribut berada pada skala cukup puas dan 2 atribut lainnya berada pada skala sangat puas.
Berdasarkan metode IPA, tidak terdapat atribut pada Kuadran A, dan pada Kuadran B terdapat 8 atribut yang menunjukkan atribut-atribut tersebut memiliki
tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi atau diatas nilai rataan. Terdapat 7 atribut pada Kuadran C yang menunjukkan atribut-atribut mutu
pelayanan yang dianggap kurang penting oleh nasabah dan tingkat kinerja yang dilaksanakan rendah. Sedangkan pada Kuadran D terdapat 3 atribut yang
menunjukkan kinerja yang diberikan terlalu berlebihan. Berdasarkan perhitungan CSI diperoleh indeks kepuasan 78,87 persen, artinya secara keseluruhan nasabah
menyatakan puas terhadap mutu pelayanan yang telah diberikan oleh BTN Cabang Bogor.
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa untuk menganalisis kinerja suatu perusahaanorganisasi menggunakan pendekatan
analisis rasio keuangan yang terdiri dari dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, trend dan aktivitas usaha, serta menggunakan tingkat kepuasan
konsumen untuk mengetahui kualitas pelayanan suatu organisasi. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, maka penelitian ini menggunakan analisis rasio
likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas untuk mengetahui kinerja keuangan LKM-A Rukun Tani, serta Important Satisfaction Analysis IPA dan Customer
Satisfaction Indeks CSI untuk mengetahui kepuasan konsumen pada pelayanan
LKM-A Rukun Tani. Rasio trend dan aktivitas usaha tidak digunakan dalam penelitian ini karena lama berdirinya LKM-A Rukun Tani belum mencukupi jika
dilakukan analisis tersebut. Rasio ini dapat digunakan ketika umur organisasi lebih dari 2 tahun.
Pada Tabel 5 dijelaskan mengenai judul-judul dan alat analisis yang digunakan pada penelitian terdahulu yang dapat menjadi referensi bagi
penyusunan penelitian ini. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu pada lokasi dan tujuan secara detail dari penelitian yang
sekaligus menjadi keunggulan dari penelitian ini karena meneliti lembaga keuangan mikro yang khusus menangani nasabah dalam bidang agribisnis.
31
Tabel 5. Ringkasan Penelitian Terdahulu yang Terkait dengan Penelitian Nama Judul Alat
Analisis
Pamungkas 2009
Kinerja Keuangan dan Penilaian Nasabah Terhadap Mutu
Pelayanan BPR Rama Ganda Bogor Kasus : Pelaku Sektor
Perdagangan Pertanian dan Pengusaha Katering
• Analisis kinerja keuangan analisis
rasio likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas
• Customer Satisfaction Index
CSI Lismawati
2009 Analisis Kinerja Keuangan dan
Pelayanan KUD Sumber Alam Studi Kasus: KUD Sumber Alam
Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat • Analisis Trend
• Analisis persentase per komponen
• Analisis rasio likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas, aktivitas
usaha
• Customer Satisfaction Index
CSI Sulistyo
2010 Analisis Kinerja Keuangan dan
Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Usaha Studi
Kasus : Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis, Kecamatan
Nusawungu,Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
• Analisis rasio likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas
• Analisis Trend • Analisis Matriks
SWOT Strenght- Weakness-
Opportunities- Threats
Akbar 2009
Analisis Kinerja Keuangan dan Aktivitas Usaha KUD Sumber
Alam dan Primkopti Studi Kasus : KUD Sumber Alam dan
Primkopti Kabupaten dan Kota Bogor Provinsi Jawa Barat
• Analisis Trend • Analisis Rasio
likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas, dan aktivitas usaha
Yuda 2009
Analisis Kepuasan Nasabah Terhadap Mutu Pelayanan Pada
PT. Bank Tabungan Negara Persero Cabang Bogor
• Importance Performance
Analysis IPA
• Customer Satisfaction Index
CSI
32
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis