Analisis Deskriptif Analisis Kinerja Keuangan Indeks Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction Index

50 Tani yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan nasabah dan laporan keuangan LKM-A Rukun Tani untuk mengukur kinerja keuangan organisasi. Kuesioner merupakan alat pengumpul data pokok yang berasal dari sumber utama nasabah dan memiliki tipe pertanyaan yang setiap pertanyaan tersebut dapat menunjang pencapaian tujuan dari penelitian. Kuesioner terbagi dalam tiga bagian, yaitu 1 untuk mengetahui karakteristik responden, 2 untuk menanyakan tingkat kepentingan, dan 3 untuk menanyakan tingkat kinerja LKM- A Rukun Tani. Setiap pertanyaan diberi bobot dengan menggunakan skala Likert satu sampai lima. Skala likert merupakan skala yang bertujuan untuk memberi kesempatan kepada responden untuk mengutarakan perasaan mereka pada suatu pernyataan. Skala yang diberikan adalah angka satu untuk nilai terendah, dan skala lima untuk nilai tertinggi. Sedangkan data sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan cara browsing di internet, membaca jurnal, literatur, dan makalah yang mendukung, penelitian ini.

4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan software komputer yaitu Microsoft Excel Microsoft Office 2007 dan software SPSS. Analisis juga dilakukan secara deskriptif untuk mengidentifikasi karakteristik nasabah LKM-A Rukun Tani sedangkan untuk menganalisis tingkat kepuasan nasabah LKM-A Rukun Tani menggunakan Metode IPA dan CSI.

4.6.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti suatu objek, status manusia, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari analisis ini adalah untuk membuat deskripsi, atau gambaran suatu kondisi secara matematis. Dalam analisis deskriptif diperlukan fakta-fakta yang faktual dan akurat serta memiliki hubungan antar fenomena yang diselidiki Nazir 2003. Pada penelitian ini, analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik nasabah LKM-A Rukun Tani. Karakteristik umum yang dilihat meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, dan besarnya pinjaman. Karakteristik nasabah dapat diketahui dengan 51 menggunakan teknik tabulasi. Dari hasil teknik tabulasi tersebut, kemudian dikelompokkan dalam sebuah tabel berdasarkan kesamaan jawaban dan dapat dikembangkan dengan menggambarkan hasil tabulasi tersebut dengan menggunakan diagram.

4.6.2. Analisis Kinerja Keuangan

Selain analisis deskriptif, dalam penelitian ini diukur pula kinerja keuangan dengan menggunakan analisis horisontal dan analisis vertikal. Analisis horisontal merupakan analisis yang membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya. Sedangkan analisis vertikal merupakan analisis yang membandingkan pos yang satu dengan lainnya pada laporan keuangan dalam satu periode Munawir 1995. Analisis kinerja keuangan LKM-A Rukun Tani dilakukan dengan menggunakan analisis rasio. Analisis dilakukan dengan melihat kinerja keuangan LKM-A pada periode 2010- 2011.

4.6.3. Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi suatu perusahaanorganisasi khususnya kondisi keuangan dari organisasi tersebut. Analisis rasio juga membantu untuk mengetahui kinerja perusahaan baik secara keseluruhan maupun mendetail dari waktu ke waktu Kuswadi 2006. Dari hasil analisis rasio ini, maka pihak LKM-A dapat mengetahui gambaran kondisi organisasi khususnya keuangan LKM-A Rukun Tani. Adapaun analisis rasio yang digunakan yaitu rasio Likuiditas, rasio solvabitas, dan rasio rentabilitas.

4.6.3.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan LKM-A untuk memenuhi kewajiban keuangannya atau utang lancarnya yang harus segera dipenuhi. Kewajiban yang dimaksud adalah kewajiban jangka pendek yang mampu dibiayai oleh aktiva lancar yang dimiliki oleh LKM-A. Rasio likuiditas diukur dengan cara: 52

1. Rasio Lancar Current Ratio

Rasio Lancar merupakan perbandingan antara Harta Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek dari kegiatan operasional. Harta lancar yang dimaksud adalah harta yang dianggap perusahaan dapat dicairkan segera atau dalam waktu setahun atau kurang. Kewajiban Jangka pendek Utang Lancar adalah kewajiban yang jatuh temponya setahun atau kurang. Rasio lancar biasanya digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar Kewajiban Jangka Pendek atas Harta Lancarnya. Menurut Kasmir 2010 rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

2. Rasio Cepat Quick Ratio atau Acid Test Ratio

Rasio Cepat merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan LKM-A Rukun Tani dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan pemilik simpanan giro, tabungan, dan deposito dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh LKM-A Rukun Tani. Menurut Kasmir 2010 rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

3. Perputaran Piutang Account Receivable Turnover

Rasio perputaran piutang ini biasanya digunakan dalam hubungannya dengan analisis terhadap modal kerja, karena memberikan ukuran kasar tentang seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari piutang ini menggambarkan lamanya suatu piutang bisa ditagih jangka waktu pelunasanpenagihan piutang. Menurut Prihadi 2010 Rasio Perputaran Piutang dan jumlah hari piutang ini dihitung dengan cara sebagai berikut : 53

4. Rasio Kas atau Rasio Tunai Cash Ratio

Pengertian Kas disini adalah uang tunai yang ada di tangan cash on band , yang ada di Bank serta Surat-Surat Berharga, baik dalam bentuk obligasi, saham, dan sebagainya yang setiap waktu dapat dengan mudah dicairkan dijual menjadi uang kas tunai. Disini yang termasuk simpanan di Bank adalah giro dan deposito yang sewaktu-waktu dapat digunakan. Menurut Kasmir 2010 Rasio Kas dirumuskan sebagai berikut :

4.6.3.2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan LKM-A untuk memenuhi kewajiban keuangannya, baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek. LKM-A dikatakan solvabel apabila LKM-A mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua kewajibannya. Berikut ini beberapa teknik pengukuran Rasio Solvabilitas perusahaan.

1. Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Harta Debt to Asset Ratio

Rasio ini menunjukkan besarnya Utang Jangka Panjang dalam yang berasal dari kreditor dibandingkan dengan harta yang dimiliki perusahaan. Apabila terlalu banyak berhutang, perusahaan dapat mengalami masalah dalam pembayaran angsuran utang beserta bunganya. Utang jangka panjang Utang Tidak Lancar sebaiknya dibayar dari Harta tetap Harta Tidak Lancar, yang dirumuskan sebagai berikut Kasmir 2010 : 54

2. Rasio Utang Jangka Panjang atas Modal

Sama halnya dengan rasio Utang Jangka Panjang atas Harta yang dimiliki perusahaan, rasio ini bertujuan untuk melihat betapa besarnya Utang Jangka Panjang Operasi dibandingkan dengan Modal perusahaan. Menurut Prihadi 2010, Rasio Utang Jangka Panjang atas Modal dapat dirumuskan sebagai berikut :

3. Rasio utang jangka Panjang atas Kapitalisasi

Kapitalisasi adalah Total Sumber Dana Jangka Panjang yang terdiri atas Utang Jangka Panjang dan Modal Saham termasuk Laba Ditahan. Menurut Prihadi 2010, rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

4.6.3.3. Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan LKM-A untuk memperoleh laba dengan menggunakan seluruh kemampuan dan sumber yang ada selama periode tertentu. Rasio rentabilitas ini dibagi menjadi beberapa teknik, yaitu :

1. Rasio Pengembalian Aktiva Return on Asset

Rasio ini mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah laba yang diperoleh perusahaan dengan jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA dapat dihitung dengan cara sebagai berikut Prihadi 2010 : 55

2. Rasio Pengembalian Modal Return On Equity

Rasio ini menunjukkan kemampuan LKM-A untuk menghasilkan keuntungan bersih berdasarkan modal sendiri. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut Prihadi 2010 :

3. Rasio Laba Operasi atas Total Investasi Return on Investment

ROI merupakan terminologi yang luas dari rasio yang digunakan untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba perusahaan. Rumus dari ROI adalah sebagai berikut Kasmir 2010 :

4. Rasio Laba terhadap Pendapatan Net Profit Margin

Rasio ini menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut Prihadi 2010 :

4.6.4. Pengujian Kuesioner

Kuesioner yang telah disusun untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah berdasarkan atribut pelayanan akan diukur terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner tersebut memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Karena itu, agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka kuesioner akan diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas terlebih dahulu.

4.6.4.1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur Umar 2003. Uji validitas digunakan untuk mengetahui 56 seberapa kuat suatu alat tes melakukan fungsinya sebagai alat ukur. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari jawaban masing – masing pertanyaan dengan skor total Item total Correlation. Skor total adalah skor yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor pertanyaan. Rumus yang digunakan untuk megukur uji validitas adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut : [ ] [ ] ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r xy Keterangan : r xy = Koefisien korelasi product moment antara X dan Y X = Skor Pernyataan setiap nomor Y = Skor total N = Jumlah responden Angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi r. 1. Jika r dihitung r tabel, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut valid. 2. Jika r dihitung r tabel, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut tidak valid. Apabila dalam pengujian ini terdapat butir-butir yang tidak valid maka butir-butir yang tidak valid dikeluarkan. Dan kemudian proses analisis diulang untuk butir pertanyaan yang valid saja.

4.6.4.2. Uji Reliabilitas

Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka berikutnya alat ukur tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama Umar, 2003. Reliabilitas alat ukur dalam bentuk skala dapat dicari dengan menggunakan teknik alpha cronbach berikut : ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ∂ ∂ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ t b k k r 2 2 11 1 1 57 Keterangan : r 11 = Realibilitas instrumen k = Banyaknya butir pernyataan ∑ ∂ b 2 = Jumlah ragam butir t 2 ∂ = Ragam total Setelah didapat korelasi hitung, lalu bandingkan dengan korelasi pada tabel r product moment Pearson dengan taraf nyata 5 persen. Jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka kuesioner tersebut reliabel, dan sebaliknya jika r yang dihitung lebih kecil dari r tabel, maka kuesioner tersebut tidak reliabel. 4.6.5. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Importance Performance Analysis Metode ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan LKM-A Rukun Tani. Analisis IPA digunakan untuk mendapatkan tingkat kepuasan nasabah dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan kerja. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja ini merupakan dasar bagi manajemen perusahaan untuk membantu dalam pengambilan keputusan bagi pihak perusahaan untuk memperbaiki kinerja perusahaan serta meningkatkan kepuasan nasabah. Untuk menjelaskan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, digunakan pilihan jawaban dengan skala Likert. Pada tingkat kinerja, pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah, yang diberi angka 1 sangat tidak puas sampai paling tinggi yang diberi angka 5 sangat puas dan diwakili dengan huruf X. Begitu juga dengan tingkat kepentingan, pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah, diberi angka 1 sangat tidak penting sampai paling tinggi diberi angka 4 sangat penting dan diwakili dengan huruf Y. Penilaian kinerja dan kepentingan konsumen digunakan skor seperti terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Skala Likert Pengukuran Tingkat Kinerja dan Kepentingan LKM-A Rukun Tani Skor Kinerja Kepentingan Skor 1 Sangat Tidak Puas Sangat Tidak Penting Skor 2 Tidak Puas Tidak Penting Skor 3 Cukup Puas Cukup Penting Skor 4 Puas Penting Skor 5 Sangat Puas Sangat Penting 58 Nilai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari masing-masing atribut yang telah ditetapkan dapat diperoleh dengan cara mengalikan skor pada masing- masing skala dengan jumlah jawaban responden yang memilih pada skala tersebut. Nilai hasil masing-masing perkalian tersebut dijumlahkan, maka akan didapatkan total skor penilaian tingkat kepentingan ∑Y i dan tingkat kinerja ∑X i untuk masing-masing atribut. Adapun rumus untuk mengetahui rata-rata skor dari masing-masing atribut untuk kinerja dan rata-rata skor masing-masing atribut untuk kepentingan adalah sebagai berikut : ∑ ∑ Keterangan : n : Jumlah responden X i : Skor rata-rata tingkat penilaian kinerja untuk atribut ke-i Y i : skor rata-rata tingkat penilaian kepentingan untuk atribut ke-i Dari hasil perhitungan dengan menggunakan IPA diatas, maka selanjutnya dibuat menjadi diagram kartesius, yaitu diagram yang menunjukkan atribut-atribut dari pelayanan LKM-A yang telah dapat memenuhi kepentingan konsumen. Diagram tersebut dibagi menjadi empat bagian yang berpotongan dengan dua garis lurus pada titik X, Y . Masing-masing bagian dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik a,b. Titik tersebut diperoleh dari rumus sebagai berikut : ∑ ∑ Keterangan : a = Batas sumbu X b = Batas sumbu Y k = Banyaknya atribut yang diteliti Hubungan antara tingkat kinerja X dan kepentingan Y yang diperoleh dari responden dapat diinterpretasikan oleh diagram Importance Performance Analysis IPA. Berdasarkan perbandingan atribut-atribut pelayanan LKM-A Rukun Tani yang ada, maka dapat diketahui atribut mana yang belum dapat memenuhi kebutuhan nasabah LKM-A Rukun Tani. Hal ini dapat dijadikan 59 rekomendasi bagi LKM-A Rukun Tani untuk melakukan strategi organisasi berdasarkan atribut yang belum dapat memenuhi kepentingan nasabah tersebut.

4.6.6. Indeks Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction Index

Model Customer Satisfaction Index CSI atau Indeks Kepuasan Pelanggan merupakan metode yang menggunakan index untuk mengukur tingkat kepuasan nasabah secara menyeluruh berdasarkan atribut-atribut yang telah ditentukan. Menurut Dixon 1991 terdapat lima langkah dalam perhitungan Customer Satisfaction Index, yaitu : 1. Menentukan Mean Importance Score MIS dan Mean Satisfaction Score MSS. Nilai ini berskala dari rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja. ∑ ∑ Dimana : N = Jumlah responden Yi = Nilai Kepentingan atribut ke – i Xi = Nilai kinerja atribut ke - i 2. Membuat Weight Factors WF, adalah fungsi dari Mean Importance Score MIS atau nilai dari rata-rata tingkat kepentingan MIS-i masing- masing atribut yang dinyatakan dalam bentuk persen terhadap total Mean Importance Score MIS untuk seluruh atribut yang diuji. 3. Membuat Weight Score WS, adalah fungsi dari Mean Satisfaction Score MSS dikali dengan Weight Factors WF. 4. Weight Average Total WAT, adalah fungsi dari total Weight Score WS atribut ke-1 α 1 hingga atribut ke-n α n . … 5. Customer Satisfaction Index CSI, yaitu fungsi dari nilai Weight Average WA dibagi dengan Highest Scale HS atau yang dinyatakan dalam bentuk persen. Skala maksimum diperoleh dari ukuran skala Likert yang 60 digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan yaitu lima. Tingkat kepuasan nasabah LKM-A Rukun Tani secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen berdasarkan kriteria pada Tabel 9. Tabel 9. Kriteria Indeks Kepuasan Konsumen Angka Indeks Interpretasi 0,00 – 0,20 Sangat Tidak Puas 0,21 – 0,40 Tidak Puas 0,41 – 0,60 Cukup Puas 0,61 – 0,81 Puas 0,81 – 1,00 Sangat Puas Sumber : Ihsan dalam Oktaviani dan Suryana 2006

4.6.7. Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

STRATEGI PENGEBANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN MULYAJAYA

1 10 37

Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) “Rukun Tani” di Kabupaten Bogor

0 2 25

Pengaruh kemitraan terhadap peningkatan pendapatan usahatani sayuran (Studi kasus: gapoktan rukun tani Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor)

10 63 146

Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Berbasis Syariah (Studi Kasus: LKM-A Berkah Desa Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor)

4 11 88

Pemasaran dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

4 14 128

. Analisis Keberlanjutan Dan Pengembangan Co-Operative Entrepreneurship Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (Lkm-A) Kabupaten Lamongan.

1 12 112

Tingkat Partisipasi Anggota Dan Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (Kasus Lkm-A Lestari Mulya Desa Blubuk Kecamatan Dukuhwaru Tegal

0 16 116

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso).

0 1 27

ANALISIS KINERJA KOPERASI SERBA USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (KSU LKM-A) PRIMA TANI BASO.

0 4 6

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso) - Repositori Universitas Andalas

0 0 9