69
VI ANALISIS KINERJA KEUANGAN
Analisis kinerja keuangan atau analisis finansial pada suatu perusahaan atau organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mencerminkan kondisi
perusahaan atau organisasi tersebut. Kriteria yang digunakan dalam analisis kinerja keuangan pada penelitian ini adalah analisis rasio likuiditas, analisis rasio
solvabilitas, dan analisis rasio rentabilitas. Berdasarkan analisis rasio tersebut diharapkan dapat menjelaskan kondisi kinerja keuangan yang terjadi pada
LKM-A Rukun Tani.
6.1. Analisis Rasio Likuiditas
Analisis likuiditas merupakan analisis keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan LKM-A Rukun Tani untuk melunasi kewajiban jangka
pendek yang telah jatuh tempo dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio Likuiditas pada penelitian ini menggunakan Rasio
LancarCurrent Ratio, Rasio Cair Quick Ratio,Perputaran Piutang Account Receivable Turnover
, dan Rasio Kas Cash Ratio. Hasil dari seluruh perhitungan Rasio Likuiditas dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas 1 Januari– 31 Desember 2010 Rasio
LancarRp Rasio Cepat
Rp Perputaran
Piutang Rp Rasio Kas
Rp Aktiva Lancar
105.020.000 105.020.000 -
- Hutang
Lancar 2.148.000 -
- 2.148.000
Total Deposit - 4.500.000
- -
Piutang - -
104.246.000 -
Rata-rata Piutang
- - 216.630
-
Kas - - -
774.000
Nilai Rasio 48,89
23,33 481
0,36
Sumber: Laporan Neraca LKM-A Rukun Tani Diolah
Dari Tabel 13 terlihat bahwa nilai Rasio LancarLKM-A Rukun Tani pada periode tersebut adalah 48,89. Nilai ini menunjukkan bahwa LKM-A mampu
menjamin setiap Rp 1,00 hutang lancar dengan Rp 48,89 aktiva lancar yang dimiliki oleh LKM-A Rukun Tani. Jika dibandingkan dengan nilai standarnya,
nilai Rasio Lancarselama periode 1 Januari – 31 Desember 2010 sudah memenuhi
70
standar minimal yang ditetapkan yaitu 2. Bahkan nilai Rasio Lancar LKM-A Rukun Tani berada jauh di atas standard yang ditetapkan. Pada laporan keuangan
LKM-A Rukun Tani, pos aktiva lancar terdiri dari kas dan piutang pembiayaan anggota. Pada Lampiran 1, terlihat bahwa jumlah piutang pembiayaan anggota
lebih besar dari jumlah kas yang dimiliki LKM-A Rukun Tani. Hal ini dapat berbahaya bagi kelangsungan LKM-A Rukun tani apabilaPerputaran Piutang
anggota tidak berjalan lancar. Berdasarkan Tabel 13, Rasio Cepat LKM-A Rukun Tani memiliki nilai
sebesar 23,33. Hal ini menunjukkan bahwa LKM-A Rukun Tani mampu menjamin setiap Rp 1,00 hutang lancarnya dengan Rp 23,33 aktiva lancar yang
dimiliki. Nilai rasio sebesar 23,33 tersebut jauh diatas standard minimal yaitu 1:1, sehingga Rasio Cepat pada LKM-A Rukun Tani dapat digolongkan pada
kategori sangat baik. Rasio Perputaran Piutang menggambarkan berapa lama penagihan piutang
selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Menurut perhitungan, Perputaran Piutang pada
LKM-A Rukun tani menghasilkan nilai sebesar 481. Artinya, Perputaran Piutang selama periode tersebut adalah 481 kali. Hal ini menunjukkan kondisi yang baik
dalam Perputaran Piutang karena semakin tinggi Rasio Perputaran Piutang, maka makin cepat piutang tersebut kembali dan dapat diputar kembali. Sedangkan
untuk perhitungan Jumlah Hari Piutang, didapatkan hasil sebesar 0,758 dibulatkan 1 hari. Hal ini menunjukkan bahwa selama 1 hari piutang tersebut
tidak dapat ditagih oleh pihak LKM-A Rukun Tani. Rasio Kas menggambarkan kemampuan kas untuk menutupi seluruh
hutang jangka pendek. Artinya, pihak LKM-A tidak perlu menunggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya. Berdasarkan Tabel 13, didapatkan
nilai Rasio Kas yaitu sebesar 0,36. Artinya bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar, akan dijamin dengan Rp 0,36 kas yang dimiliki oleh LKM-A. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi perusahaan pada kemampuan pembayaran hutang lancar dengan menggunakan kas dalam kondisi tidak baik. Apabila LKM-A
memiliki hutang lancar yang harus segera dilunasi, maka LKM-A memerlukan waktu lebih untuk mencairkan sebagian aktiva lancar yang dimilikinya.
71
Berdasarkan keempat rasio yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa LKM-A Rukun Tani memiliki Rasio Likuiditas yang baik. Terlihat pada
Rasio Lancar, Rasio Cepat, Perputaran Piutang yang menunjukkan kondisi diatas standar minimal. Namun pada Rasio Kas, LKM-A menunjukkan kondisi yang
kurang baik. Hal ini disebabkan karena LKM-A memiliki kas yang jumlahnya jauh lebih sedikit daripada jumlah piutangnya. Kondisi ini dapat menjadi
berbahaya apabila terdapat hutang lancar yang harus segera dilunasi namun kas yang dimiliki tidak mencukupi.
6.2. Analisis Rasio Solvabilitas