Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

22 Mengingat bahwa LKM-A Rukun Tani bertugas untuk mengelola dana dari pemerintah, maka diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan dan kepuasan pelanggan. Selain itu belum adanya penelitian mengenai pengukuran kinerja keuangan dan kepuasan pelanggan pada LKM-A Rukun Tani, menjadikan penelitian ini penting untuk dilaksanakan. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja LKM-A Rukun Tani berdasarkan rasio keuangan? 2. Bagaimanakah karakteristik nasabah LKM-A Rukun Tani? 3. Bagaimana tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan LKM-A Rukun Tani?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Menganalisis kinerja keuangan LKM-A Rukun Tani. 2. Mengidentifikasi karakteristik nasabah LKM-A Rukun Tani. 3. Menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan LKM-A Rukun Tani.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan gagasan baru yang dapat melengkapi studi-studi sebelumnya atau menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Fokus penelitian ini adalah pada pengukuran kinerja Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LKM-A Rukun Tani melalui pendekatan kinerja keuangan dan kepuasan pelanggan terhadap aktivitas LKM-A Rukun Tani. LKM-A Rukun Tani merupakan lembaga keuangan mikro yang mengkhususkan diri untuk menaungi nasabah yang mempunyai usaha di bidang agribisnis. Adapun data yang digunakan dalam menganalisis kinerja meliputi data keuangan LKM-A Rukun Tani dari pada periode 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2010 1 tahun kalender, dan pelanggan sebagai narasumber dalam pengukuran kepuasan pelayanan. Pelanggan yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah nasabah LKM-A yang menerima pelayanan dari LKM-A Rukun Tani. 23 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembaga Keuangan Mikro LKM di Indonesia Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro LKM terjadi seiring dengan perkembangan UKM serta masih banyaknya hambatan UKM dalam mengakses sumber-sumber pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan formal. Selain itu berkembangnya LKM juga tidak terlepas dari karakterisitik LKM yang memberikan kemudahan kepada pelaku UKM dalam mengakses sumber-sumber pembiayaan Wijono 2005 Menurut Wijono 2005, pada dasarnya potensi pengembangan LKM masih cukup luas karena : 1. Usaha mikro dan kecil belum seluruhnya dapat dilayani atau dijangkau oleh LKM yang ada. 2. LKM berada di tengah masyarakat 3. Ada potensi menabung oleh masyarakat karena rendahnya penyerapan investasi didaerah, terutama di perdesaan. 4. Dukungan dari lembaga dalam negeri dan internasional yang cukup kuat. Lembaga Keuangan Mikro LKM merupakan lembaga yang memiliki potensi yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang sangat besar khususnya ekonomi di pedesaan. Menurut Ashari 2006 terdapat lima alasan yang mendukung pernyataan tersebut. Pertama, LKM berada di pedesaan yang dekat dengan petanipelaku ekonomi sehingga petanipelaku ekonomi tersebut dapat mengakses LKM dengan mudah. Kedua, petanipelaku ekonomi di desa lebih menyukai proses yang singkat dan tidak melalui banyak prosedur. Ketiga, karakteristik usahatani pada umumnya tidak membutuhkan platfond peminjaman yang tinggi, sehingga sesuai dengan kemampuan LKM. Keempat, dekatnya lokasi LKM dan petani memungkinkan pengelola LKM memahami betul karakteristik usahatani sehingga dapat mengucurkan dana secara tepat baik dari segi waktu maupun jumlah. Kelima, terdapat keterkaitan socio-kultural serta adanya hubungan personal-emosional yang dapat mengurangi sifat moral hazard dalam pengembalian kredit. Walaupun biaya atas dana pinjaman dari LKM lebih tinggi sedikit dari tingkat bunga perbankan, LKM memberikan kelebihan misalnya berupa tiadanya 24 jaminanagunan seperti yang dipersyaratkan oleh perbankan bahkan dalam beberapa jenis LKM pinjaman didasarkan pada kepercayaan karena biasanya peminjam beserta aktivitasnya sudah dikenal oleh LKM, kemudahan yang lain adalah pencairan dan pengembalian pinjaman yang fleksibel yang juga sering disesuaikan dengan cash flow peminjam. Jenis LKM lebih banyak didominasi oleh Unit Simpan Pinjam USP, namun dari aspek besarnya perputaran pinjaman lebih didominasi oleh perbankan yaitu BRI Unit dan BPR. Hal ini terjadi karena skim kredit yang ditawarkan oleh BRI Unit dan BPR lebih besar daripada USP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Peta Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia Tahun 2002 Jenis LKM Jumlah Unit Simpanan Rp- miliar Penyimpan juta rek Pinjaman Rp – miliar Jumlah Peminjam juta rek Rata-rata Pinjaman Rp juta BPR 2,148 9,254.00 5.61 9,431.00 2.40 3.93 BRI Unit 3.916 27,429.00 29.87 14,182.00 3.10 4.57 Badan Kredit Desa 5,345 0.38 0.48 0,20 0.40 0.00 KSP 1,097 85.00 n.a. 531.00 0.67 0.79 USP 35,218 1,157.00 n.a. 3,629.00 n.a. n.a. LDKP 2,272 334.00 n.a. 358.00 1.30 0.27 Pegadaian 264 - - 157.70 0.02 9.34 BMT 3,038 209.00 n.a. 157.00 1.20 0.13 Credit Union NGO 1,146 188.01 0,29 505.73 0.40 1.27 Total 54,444 38,656.39 36,25 28,951.00

9.48 3.05

Dokumen yang terkait

STRATEGI PENGEBANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN MULYAJAYA

1 10 37

Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) “Rukun Tani” di Kabupaten Bogor

0 2 25

Pengaruh kemitraan terhadap peningkatan pendapatan usahatani sayuran (Studi kasus: gapoktan rukun tani Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor)

10 63 146

Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Berbasis Syariah (Studi Kasus: LKM-A Berkah Desa Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor)

4 11 88

Pemasaran dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

4 14 128

. Analisis Keberlanjutan Dan Pengembangan Co-Operative Entrepreneurship Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (Lkm-A) Kabupaten Lamongan.

1 12 112

Tingkat Partisipasi Anggota Dan Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (Kasus Lkm-A Lestari Mulya Desa Blubuk Kecamatan Dukuhwaru Tegal

0 16 116

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso).

0 1 27

ANALISIS KINERJA KOPERASI SERBA USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (KSU LKM-A) PRIMA TANI BASO.

0 4 6

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso) - Repositori Universitas Andalas

0 0 9