35
4. Rasio Kas atau Rasio Tunai Cash Ratio
Rasio Kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia
dan yang disimpan di Bank. Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas seperti tabungan di bank yang dapat ditarik setiap saat. Dapat
dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Walaupun tidak ada tolok ukur
angka rasio yang paling ideal, angka rasio yang semakin tinggi akan semakin baik.
3.1.2.2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan mengenai kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajiban perusahaan, yaitu baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjangnya, baik dalam keadaan perusahaan masih
berjalan maupun dalam keadaan perusahaan dilikuidasi Soediyono 1991. Kuswadi 2006 juga menjelaskan bahwa rasio ini menggambarkan kemampuan
untuk membayar utang jangka panjang, baik utang pokok maupun bunganya serta memiliki tujuan yaitu memberikan gambaran mengenai kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk mengukur solvabilitas adalah Rasio Utang Jangka Panjang atas Harta, Rasio
Utang Jangka Panjang atas Modal, dan Rasio Utang Jangka Panjang atas Kapitalisasi.
1. Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Harta Debt to Asset Ratio
Rasio ini merupakan gambaran tentang berapa banyak dana perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dibandingkan dengan harta
perusahaan. Angka rasio yang rendah mengidentifikasikan adanya perlindungan yang lebih banyak kepada kreditor jangka panjang. Rasio ini menunjukkan
besarnya Utang Jangka Panjang yang berasal dari kreditor dibanding dengan harta yang dimiliki perusahaan. Apabila banyak berutang, perusahaan dapat
mengalami masalah dalam pembayaran angsuran utang beserta bunganya.
36
Rasio ini menggambarkan persentase dana total yang berasal dari para kreditor. Jika angkanya terlalu besar, berarti perusahaan mempunyai banyak
utang, yang tentunya akan menimbulkan risiko kesulitan membayar. Utang jangka panjang tidak dibenarkan dan harus dihindari dibayar oleh Harta Lancar karena
beban bunga Utang Jangka Pendek biasanya relatif lebih tinggi daripada Utang Jangka Panjang Kuswadi 2006.
2. Rasio Utang Jangka Panjang atas Modal Debt to Equity Ratio
Salah satu rasio yang paling banyak digunakan adalah Rasio Utang Jangka Panjang atas Modal. Besarnya utang yang terdapat dalam struktur modal
perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang diperoleh.
Semakin kecil angka rasio, semakin baik solvabilitas perusahaan. Rasio utang yang tinggi terhadap pemegang saham atau harta menunjukkan keadaan
yang serius untuk segera dibenahi Kuswadi 2006. Kreditor jangka panjang pada umumnya lebih menyukai angka rasio yang kecil. Karena semakin kecil rasio ini,
berarti semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan, dan semakin besar penyangga risiko kreditor Darminto Juliaty 2005.
3. Rasio Utang Jangka Panjang atas Kapitalisasi
Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan manajemen dalam pengelolaan Total Sumber Dana Jangka Panjang. Semakin rendah angka
rasio, hal ini menunjukkan bahwa keadaan semakin baik Kuswadi 2006.
3.1.2.3. Rasio Rentabilitas