19
mana kinerja LKM-A Rukun Tani tersebut. Evaluasi kinerja harus dilakukan agar mampu memberikan informasidata tentang kinerja organisasi LKM-A Rukun
Tani dan untuk mengetahui pencapaian sasaran kinerja yang telah ditetapkan dalam tujuan organisasi tersebut.
Evaluasi kinerja suatu organisasiperusahaan dapat diukur menggunakan beberapa metode. Salah satu indikator yang dapat membantu mengukur evaluasi
kinerja organisasi adalah dilihat dari aspek kinerja keuangan finansial dan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan LKM-A Rukun Tani. Selain itu, dengan
menggunakan aspek kinerja keuangan dan kepuasan pelanggan, dapat diketahui kondisi internal dan eksternal dari LKM-A Rukun Tani, yang dimana kondisi
internalnya digambarkan oleh kinerja keuangan, dan kondisi eksternalnya digambarkan dengan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan evaluasi kinerja keuangan dan perspektif pelanggan untuk mengetahui kinerja LKM-A Rukun Tani secara keseluruhan.
1.2 Perumusan Masalah
Lembaga Keuangan Mikro Agribinisnis LKM-A merupakan lembaga keuangan yang dibentuk oleh Gapoktan penerima dana PUAP dan memiliki
fungsi sebagai lembaga yang mengelola dan menyalurkan dana PUAP kepada anggota. Menurut Badan Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perikanan dan
Kehutanan BP4K Kabupaten Bogor, salah satu LKM-A yang mempunyai catatan prestasi yang baik adalah LKM-A Rukun Tani yang berada di Desa
Citapen, Kecamatan Ciawi, Bogor. Catatan prestasi yang baik ini menunjukkan bahwa LKM-A Rukun Tani mampu bertahan di lingkungan yang rentan terhadap
berbagai masalah yang pada umumnya sering terjadi pada LKM di Indonesia. Namun apakah predikat tersebut mampu ditunjukkan melalui kinerja yang telah
dilakukan oleh LKM-A Rukun Tani. Dengan melakukan pengukuran kinerja maka dapat diketahui apakah
proses yang terjadi di dalam aktivitas LKM-A sudah dapat menempatkan LKM-A Rukun Tani menjadi lembaga keuangan yang tidak hanya mampu menyalurkan
bantuan modal tetapi juga mampu mensejahterakan anggotanya sesuai dengan visi dan misi LKM-A Rukun Tani.
Secara umum LKM-A ini mempunyai fungsi dan
20
tujuan yang sama dengan LKM lainnya yang ada di Indonesia yaitu membantu program pemerintah dalam mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah.
Lembaga keuangan ini mempunyai pencatatan yang dilakukan setiap harinya. Hal ini dikarenakan transaksi yang dilakukan nasabah LKM-A hampir
terjadi tiap hari. Pihak manajemen LKM-A membagi laporan keuangan LKM-A Rukun Tani menjadi neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan yang
dipakai pada penelitian ini merupakan neraca pada tahun 2010. Jumlah penerimaan SHU tiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Sisa Hasil Usaha LKM-A Rukun Tani tahun 2010
Sumber : Neraca Lajur LKM-A Rukun Tani diolah
Seperti yang terlihat pada Tabel 1, jumlah Sisa Hasil Usaha SHU selama satu tahun periode menunjukkan angka yang berfluktuasi. Penerimaan SHU yang
berfluktuatif ini menggambarkan kondisi keuangan LKM-A yang tidak stabil. Keadaan yang tidak stabil ini membuat penting dilakukannya analisis rasio
keuangan. Sehingga dapat diketahui keadaan keuangan LKM-A Rukun Tani yang sebenarnya.
Di lain sisi, lembaga keuangan ini merupakan perusahaan yang memberikan jasa simpan pinjam kepada nasabahnya. Untuk perusahaan jasa,
maka pelayanan kepada pelanggan perlu diperhatikan oleh perusahaan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh LKM-A Rukun Tani adalah memberikan
layanan yang terbaik bagi nasabahnya. Pihak manajemen memberikan pelayanan yang baik untuk memberikan kepuasan kepada nasabahnya, karena nasabah
No Periode
Jumlah SHU Rp
1 Januari
591.000
2 Februari
1.004.000
3 Maret
1.329.000
4 April
1.018.000
5 Mei
797.000
6 Juni
774.000
7 Juli
415.000
8 Agustus
4.588.000
9 September
214.000
10 Oktober
110.500
11 November
3.227.500
12 Desember
204.000
Total SHU
4.467.000
21
merupakan pihak yang sangat berperan penting dalam berlangsungnya aktivitas LKM-A Rukun Tani.
Pada Tabel 2 akan ditunjukkan perkembangan jumlah nasabah LKM-A Rukun Tani pada tahun 2010. Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa terjadi
penambahan anggota LKM-A setiap bulannya. Peningkatan jumlah anggota ini sebaiknya diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh
LKM-A Rukun Tani kepada nasabah. Nasabah LKM-A yang berjumlah 150 orang pasti memiliki karakter yang berbeda-beda.. Dengan mengetahui
karakteristik nasabahnya, diharapkan manajemen LKM-A mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan sesuai dengan apa yang diinginkan nasabahnya.
Tabel 2. Data Jumlah Nasabah LKM-A Rukun Tani
Sumber : Data Nasabah LKM-A Rukun Tani diolah
Pelayanan yang baik juga diharapkan dapat memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi LKM-A Rukun Tani. Kepuasan nasabah sangat penting
diketahui karena menggambarkan keberhasilan perusahaan dalam menjual produknya. Untuk kasus ini adalah seberapa puaskan nasabah LKM-A Rukun
Tani terhadap pelayanan yang diberikan. Langkah yang dapat ditempuh oleh manajemen LKM-A adalah dengan menganalisis kepuasan nasabah terhadap
pelayanan LKM-A Rukun Tani. Agar dapat mempertahankan kinerja keuangan dan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan nasabah, LKM-A secara periodik
perlu melakukan pengukuran terhadap kinerja keuangan dan kepuasan nasabahnya. Aktivitas ini akan sangat membantu upaya perbaikan dan
peningkatan pelayanan terhadap nasabah.
Bulan Jumlah Anggota
Januari 26
Februari 38
Maret 52
April 61
Mei 68
Juni 72
Juli 79
Agustus 83
September 88
Oktober 99
November 116
Desember 122
22
Mengingat bahwa LKM-A Rukun Tani bertugas untuk mengelola dana dari pemerintah, maka diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan dan
kepuasan pelanggan. Selain itu belum adanya penelitian mengenai pengukuran kinerja keuangan dan kepuasan pelanggan pada LKM-A Rukun Tani, menjadikan
penelitian ini penting untuk dilaksanakan. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja LKM-A Rukun Tani berdasarkan rasio keuangan?
2. Bagaimanakah karakteristik nasabah LKM-A Rukun Tani?
3. Bagaimana tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan
LKM-A Rukun Tani?
1.3 Tujuan Penelitian