Analisis Rasio Rentabilitas Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

73

6.3. Analisis Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas pada penelitian ini menggambarkan kemampuan LKM- A untuk mendapatkan keuntungan dari unit usaha simpan pinjam tersebut. Keuntungan dalam penelitian ini berupa Sisa Hasil Usaha SHU yang akan dibagikan setiap Rapat Anggota Tahunan RAT. Rasio rentabilitas pada penelitian ini menggunakan Rasio Pengembalian Aktiva Return on Asset, Rasio Pengembalian Modal Return on Equity, dan Rasio Laba Operasi atas Total Investasi Return On Investment. Tabel 15. Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas 1 Januari– 31 Desember 2010 ROA Rp ROE Rp ROI Rp NPM Rp Laba 4.467.000 4.467.000 4.467.000 4.467.000 Asset 167.740.000 - - - Modal - 104.500.000 - - Investasi - - 62.720.000 - Pendapatan - - - 21.714.000 Nilai Rasio 2,66 4,27 7,12 20,57 Sumber: Laporan Neraca LKM-A Rukun Tani Diolah Rasio pengembalian aktiva ini digunakan untuk mengukur kemampuan LKM-A Rukun Tani menghasilkan laba dari seluruh aktiva yang dimiliki oleh LKM-A. Hasil perhitungan ROA pada LKM-A Rukun Tani pada periode 1 Januari – 31 Desember 2010 dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan Tabel 15, didapatkan hasil rasio pengembalian aktiva sebesar 2,66 persen. Hal ini menunjukkan bahwa LKM-A Rukun Tani mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,026,- dari setiap Rp 1,- aktiva yang dimilikinya. Dan nilai ini berada diatas batas ideal menurut Bank Indonesia. Menurut Bank Indonesia, nilai ideal untuk ROA adalah diatas atau sama dengan dua persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKM-A Rukun Tani mempunyai pengembalian aktiva yang baik. Rasio selanjutnya adalah rasio pengembalian modal ROE. Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan LKM-A menghasilkan laba berdasarkan modal sendiri. Nilai ROE yang terdapat pada tabel menunjukkan angka 4,27 persen. Artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri LKM-A Rukun Tani mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 0,047,-. Nilai yang bertanda positif ini menunjukkan bahwa LKM-A Rukun Tani mampu menghasilkan laba yang 74 diperoleh dari modal sendiri. Walaupun sebenarnya standar minimal adalah sebesar 15 persen. Rasio Laba Operasi atas Total Investasi menggambarkan kemampuan LKM-A untuk menghasilkan laba yang berasal dari total investasi. Berdasarkan perhitungan diatas, nilai ROI pada LKM-A Rukun Tani adalah sebesar 7,12 persen. Artinya, setiap Rp 1,- total aktiva, LKM-A mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 0,071. Bila dilihat nilainya yang positif, maka keadaan ini mampu memberikan keuntungan bagi LKM-A Rukun Tani, namun hasil perhitungan tersebut mempunyai nilai yang rendah, maka dapat dikatakan LKM-A Rukun Tani mendapatkan laba yang sangat sedikit dari investasi yang dimiliki oleh LKM-A. Hal ini juga berarti LKM-A Rukun Tani sudah mampu menghasilkan SHU keuntungan dari total aktiva yang ditanamkan dengan baik. Rasio laba terhadap pendapatan ini berguna untuk mengukur kemampuan LKM-A untuk menghasillkan laba yang didapatkan dari pendapatan yang diterima. Hasil dari perhitungan laba terhadap pendapatan pada LKM-A Rukun Tani menunjukkan angka 20,57 persen. Artinya, setiap Rp 1,- total pendapatan yang diterima, maka LKM-A mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 0,2,-. Nilai ini sudah dapat dikategorikan baik, karena memiliki nilai yang positif . Dari rasio-rasio profitabilitas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa LKM-A Rukun Tani memiliki kemampuan yang baik untuk menghasilkan laba Sisa Hasil Usaha dari unit usaha simpan pinjam tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan hasil keempat rasio profitabilitas diatas yang menunjukkan masing-masing menunjukkan angka positif. Namun besarnya laba yang didapatkan tidak sesuai dengan standar minimal yang telah ditetapkan. Hal ini tidak menjadi masalah bagi pihak manajemen. Karena tujuan dari berdirinya LKM-A Rukun Tani adalah tidak untuk mencari keuntungan semata. Namun untuk membantu petani dalam hal permodalan. Secara keseluruhan, LKM-A Rukun Tani memiliki kondisi keuangan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing rasio, antara lain rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Rasio likuiditas menunjukkan kondisi yang sangat baik, walaupun pada Rasio Kas Cash Ratio menunjukkan angka yang membahayakan bagi LKM-A. Jumlah piutang anggota yang lebih 75 banyak daripada jumlah uang kas LKM-A, membuat pihak LKM-A harus lebih berhati-hati dalam mengaturPerputaran Piutang. Hal ini dikarenakan, jumlah kas yang tidak sebanding dengan jumlah piutang akan berbahaya apabila suatu saat nanti pihak LKM-A harus segera melunasi kewajiban jangka. Sehingga LKM-A harus berusaha untuk meminimalisisir kegagalan pembayaran piutang oleh nasabah. Sedangkan rasio solvabilitas menunjukkan bahwa LKM-A Rukun Tani mempunyai kondisi yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kewajiban jangka panjang yang harus dilunasi. Dana BLM PUAP sebesar Rp 100.000.000,- merupakan dana hibah, sehingga tidak perlu dikembalikan dan bukan merupakan kewajiban jangka panjang. Dan menurut rasio profitabilitas, LKM-A Rukun Tani memiliki rasio yang menunjukkan bahwa LKM-A mendapatkan laba dari apa yang ditanamkan di LKM-A namun jumlah laba yang diperoleh tidak begitu besar. Hal ini menandakan bahwa LKM-A masih mampu menghasilkan laba SHU. 76 VII TINGKAT KEPUASAN NASABAH

7.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Dokumen yang terkait

STRATEGI PENGEBANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN MULYAJAYA

1 10 37

Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) “Rukun Tani” di Kabupaten Bogor

0 2 25

Pengaruh kemitraan terhadap peningkatan pendapatan usahatani sayuran (Studi kasus: gapoktan rukun tani Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor)

10 63 146

Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Berbasis Syariah (Studi Kasus: LKM-A Berkah Desa Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor)

4 11 88

Pemasaran dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

4 14 128

. Analisis Keberlanjutan Dan Pengembangan Co-Operative Entrepreneurship Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (Lkm-A) Kabupaten Lamongan.

1 12 112

Tingkat Partisipasi Anggota Dan Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (Kasus Lkm-A Lestari Mulya Desa Blubuk Kecamatan Dukuhwaru Tegal

0 16 116

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso).

0 1 27

ANALISIS KINERJA KOPERASI SERBA USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (KSU LKM-A) PRIMA TANI BASO.

0 4 6

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso) - Repositori Universitas Andalas

0 0 9