BAB IV PROGRAM KELUARGA HARAPAN
2
4.1 Profil Program Keluarga Harapan
PKH merupakan program penanggulangan kemiskinan yang memberikan bantuan berupa uang tunai kepada RTSM, jika mereka memenuhi persyaratan
yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia SDM, yaitu pendidikan dan kesehatan. Sumodiningrat 2009 menggolongkan PKH ke
dalam klaster I, dimana program–program pada kelompok ini memberikan perlindungan sosial dan bantuan sosial kepada sasaran yang tepat dan nanti pada
gilirannya diharapkan dapat mengalami peningkatan kesejahteraan dan akhirnya berhenti menjadi penerima bantuan klaster I, dan berhak dan memenuhi kriteria
menjadi penerima bantuan klaster II, atau bahkan tidak termasuk ke dalam kategori miskin lagi. Berbagai pelindungan dan bantuan sosial yang diberikan
pada program Klaster I seperti program yang berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin terutama untuk memenuhi kebutuhan pasokan gizi,
pendidikan, dan kesehatan. Tujuan utama PKH adalah membantu mengurangi kemiskinan dengan cara
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pada kelompok masyarakat sangat miskin. Bantuan ini membantu mengurangi beban pengeluaran RTSM jika dilihat
dalam jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang, dengan mensyaratkan keluarga penerima bantuan untuk menyekolahkan anaknya, melakukan imunisasi
balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil dan perbaikan gizi anak, diharapkan program ini akan dapat memutus rantai kemiskinan antargenerasi.
Program ini mulai dilaksanakan di Indonesia pada tahun 2007, dan diharapkan pelaksanaannya dapat dilakukan secara berkesinambungan setidaknya hingga
tahun 2015. Salah satu provinsi yang dijadikan uji coba adalah Jawa Barat pada 11 Kabupaten dengan 70 Kecamatan pada tahun 2007, dan menjadi 14 Kabupaten
dan satu Kota pada tahun 2008 dengan 142 Kecamatan. Pada tahun 2007, survei untuk pemilihan peserta PKH dilakukan oleh BPS
dengan data dasar yang diambil dari penerima bantuan Subsidi Langsung Tunai
2
Sebagian besar isi pada bab ini dikutip penulis dari: Direktorat Jaminan Kesejahteraan Sosial. 2008
a
, Direktorat Jaminan Kesejahteraan Sosial. 2008
b
, Direktorat Jaminan Kesejahteraan Sosial. 2008
c
.
SLT kategori sangat miskin dan miskin, serta data pendukung lainnya. Data yang telah tersusun kemudian disaring kembali berdasarkan syarat kepesertaan
PKH, yaitu rumah tangga yang memiliki anak 0 – 15 tahun, ibu hamil atau anak 15 – 18 tahun yang belum menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Informasi
yang diperoleh dari survei calon peserta tersebut digunakan untuk mengurutkan RTSM berdasarkan tingkat kemiskinannya. Agar distribusi RTSM antar
kecamatan tersebar secara proporsional, digunakan model statistik yang menetapkan kuota per kecamatan. Penetapan calon peserta PKH dilakukan oleh
BPS dan selanjutnya diadakan pertemuan awal yang salah satu kegiatan utamanya adalah melakukan klarifikasi data dan penandatanganan komitmen keikutsertaan
calon peserta PKH. Hingga akhirnya, hasil petemuan tersebut merupakan acuan untuk menetapkan calon peserta PKH untuk menjadi peserta PKH.
Besaran bantuan tunai untuk peserta PKH bervariasi tergantung jumlah anggota keluarga yang diperhitungkan dalam penerimaan bantuan, baik
komponen kesehatan maupun pendidikan. Besar bantuan tersebut dapat berubah sesuai dengan kondisi keluarga saat itu atau apabila peserta menerima sanksi
pemotongan dana bantuan jika tidak dapat memenuhi syarat yang telah ditentukan. Jumlah bantuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Besar Dana PKH per RTSM per Tahun menurut Skenario Bantuan
Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun
Bantuan tetap Rp. 200.000
Bantuan bagi RTSM yang memiliki: a. Anak usia di bawah 6 tahun
b. Ibu hamilmenyusui c. Anak usia SDMI
d. Anak usia SMPMTs Rp. 800.000
Rp. 800.000 Rp. 400.000
Rp. 800.000
Rata–rata bantuan per RTSM Bantuan minimum per RTSM
Bantuan maksimum per RTSM Rp. 1.390.000
Rp. 600.000 Rp. 2.200.000
Sumber: Direktorat Jenderal Bantuan dan Jaminan Sosial, 2008
a
Bantuan tetap yang diperoleh oleh RTSM ialah sebesar Rp. 200.000,00. Nominal bantuan bagi RTSM yang memiliki anak di bawah 6 tahun dan atau ibu
hamil berhak mendapat tambahan bantuan sebesar Rp. 800.000,00. Peserta yang memiliki anak usia Sekolah Dasar berhak menerima tambahan bantuan sebesar
Rp. 400.000,00. Selanjutnya, peserta yang memiliki anak usia SMP berhak mendapat tambahan bantuan sebesar Rp. 800.000,00.
Anggota keluarga yang menerima pembayaran uang tunai ini ialah ibu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan.
Jika tidak ada ibu, maka pihak yang dapat menggantikan ialah nenek, tante, ataupun kakak perempuan. Oleh karena itu, yang tercatat sebagai peserta pada
kartu kepesertaan PKH adalah nama ibuwanita yang mengurus anak, dan bukan kepala rumah tangga. Peserta PKH harus menandatangani persetujuan bahwa
selama mereka menerima bantuan maka mereka akan: a. Menyekolahkan anak usia 7 – 15 tahun serta anak usia 16 – 18 tahun yang
belum menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun wajib belajar. b. Membawa anak usia 0 – 6 tahun ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur
kesehatan PKH bagi anak c. Memeriksakan kesehatan diri dan janin ke fasilitas kesehatan bagi ibu hamil.
Sejak awal pelaksanaannya yaitu 2007 – 2008, bantuan tersebut dibagikan dalam tiga tahap pencairan dana dalam satu tahun. Namun sejak periode 2010,
sesuai dengan keputusan UPPKH pusat pencairan dana bantuanpembayaran kepada RTSM dilakukan dalam empat tahap dalam setahun. Sosialisasi mengenai
hal tersebut telah dijelaskan oleh petugas pendamping kepada seluruh peserta PKH, sebelum dana bantuan dibagikan.
Perubahan struktur dalam keluarga RTSM berpengaruh terhadap besaran bantuan yang diterimanya. Perubahan ini dapat berupa pertambahan maupun
pengurangan jumlah komponen keluarga ataupun status pendidikan anak. Misalnya ibu hamil yang melahirkan, anak SD melanjutkan ke SMP, dan
seterusnya. Pada program ini, terdapat sebuah unit yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan UPPKH pusat yaitu petugas pendamping PKH yang
bermaksud untuk mengetahui berbagai perubahan dan kondisi RTSM. Berkenaan dengan tugas ini, petugas pendamping melakukan pengawasan terhadap
perubahan yang terjadi pada RTSM ini dan melaporkannya ke UPPKH Daerah dengan menggunakan formulir Pemutahiran Data Peserta.
Kewajiban peserta sudah diatur oleh UPPKH pusat dengan rinci Lampiran 2. Hal tersebut telah diinformasikan kepada peserta PKH sejak mereka
belum ditetapkan sebagai penerima bantuan. Kewajiban awal bagi seluruh calon peserta PKH ialah menghadiri undangan dari UPPKH di kelurahan terdekat. Pada
pertemuan tersebut segala informasi tentang PKH disosialisasikan. Selanjutnya, calon peserta diminta untuk menandatangani formulir penjanjian bahwa mereka
akan memenuhi kewajiban sebagaimana yang telah diberitahukan selama menjadi peserta PKH. Selain itu, calon peserta juga diberitahukan mengenai beberapa
kemungkinan sanksi yang akan mereka terima jika tidak memenuhi peraturan. Calon peserta PKH yang telah menandatangani surat tersebut maka akan
ditetapkan menjadi penerima bantuan PKH.
4.2 Kelembagaan Program Keluarga Harapan