Keterlibatan dalam Kelompok PESERTA PROGRAM KELUARGA HARAPAN

6.1.6 Tanggungan Rumah Tangga

Tanggungan rumah tangga yang dimaksudkan pada penelitian ini ialah jumlah anggota rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan dan kebutuhannya masih ditanggung oleh anggota rumah tangga lainnya yang sudah bekerja dan berpenghasilan. Rumah tangga responden memiliki tanggungan antara 1 hingga 7 orang. Tanggungan tersebut tidak hanya sebatas jumlah anak tetapi juga anggota rumah tangga lainnya yang kebutuhan hidupnya masih ditanggung, misalnya keponakan dan cucu yang tidak diurus lagi oleh orang tuanya, suamiistri yang tidak bekerja, atau orang tua responden yang sudah lanjut usia. Umumnya 66 persen responden memiliki 2 hingga 3 orang tanggungan, sebagian lainnya 26 persen memiliki tanggungan kurang dari 2 orang dan hanya sebagian kecil 8 persen responden yang memiliki lebih dari 3 orang tanggungan. Penjelasan mengenai tanggungan rumah tangga responden dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Sebaran Tanggungan Rumah Tangga Responden Dapat disimpulkan jumlah tanggungan rumah tangga peserta PKH tidak tergolong besar. Hal tersebut bukanlah menandakan mereka memiliki jumlah anak yang sedikit. Melalui hasil wawancara diketahui bahwa ada sebagian anak–anak responden yang walaupun masih di bawah umur di bawah 17 tahun, tetapi sudah bekerja dan tidak melanjutkan sekolah karena adanya tuntutan ekonomi. Oleh karena itu, anak tersebut tidak terhitung lagi menjadi tanggungan keluarga.

6.2 Keterlibatan dalam Kelompok

Keterlibatan dalam kelompok adalah variabel kedua yang diduga berhubungan dengan representasi sosial terhadap PKH. Variabel yang diukur adalah peranan peserta, intensitas mengikuti pertemuan kelompok, intensitas 26 66 8 Kurang dari 2 orang Ant ara 2 sam pai 3 orang Lebih dari 3 orang Tanggungan bertemu petugas dan intensitas interaksi dalam kelompok. Tabel 9 berisi tingkat keterlibatan responden dalam kelompok tersebut. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Keterlibatan dalam Kelompok PKH n=50 Keterlibatan dalam kelompok Uraian n orang n Peranan Anggota 46 92 Ketua 4 8 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 4 8 Sering 46 92 Intensitas bertemu petugas Jarang 3 6 Sedang 42 84 Sering 5 10 Intensitas interaksi dalam kelompok Rendah 18 36 Tinggi 32 64

6.2.1 Peranan dalam Kelompok

Pada PKH terdapat ketentuan dimana 20 – 25 peserta dikelompokkan dan diketuai oleh salah satu peserta yang bertugas sebagai ketua kelompok. Penentuan ketua kelompok telah dilakukan sejak pertemuan awal. Peserta PKH di Kelurahan Balumbang Jaya berjumlah 204 orang, dan terdapat sekitar 10 orang ketua kelompok yang bertugas sebagai koordinator kelompok. Ketua kelompok bertugas mengatur jadwal pertemuan kelompok dengan petugas pendamping, sehingga dibandingkan dengan anggota, ketua kelompok memiliki peluang yang lebih tinggi untuk bertemu dengan petugas pendamping dan anggota kelompok. Selain itu, terdapat sebuah pertemuan khusus bulanan dengan petugas PKH, yang hanya diikuti oleh seluruh ketua kelompok dari kelurahan yang sama. Pertemuan tersebut khusus dilakukan untuk mendiskusikan masalah-masalah yang ada dalam kelompok. Ketentuan pada setiap kelompok memiliki sedikit perbedaan. Ada petugas pendamping yang menetapkan ketentuan, adanya pergantian ketua kelompok dalam batas waktu tertentu, dan ada yang tidak. Pergantian ketua kelompok tersebut dimaksudkan agar setiap peserta, yang memiliki kemampuan dan potensi menjadi ketua, dapat merasakan menjadi ketua kelompok. Melalui hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden ialah anggota 92 persen. Hal tersebut memang sangat mungkin terjadi karena pada PKH persentase peserta sebagai anggota sangat besar jika dibandingkan dengan peserta sebagai ketua kelompok, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Peranan responden dalam PKH dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Sebaran Peranan Responden dalam Kelompok PKH

6.2.2 Intensitas Kehadiran pada Pertemuan Kelompok

Hak peserta PKH komponen pendidikan ialah mendapatkan bantuan uang tunai yang diperuntukkan bagi pendidikan anak, namun disamping hak tersebut peserta PKH juga memiliki kewajiban yang salah satunya ialah mengikuti pertemuan kelompok. Pertemuan kelompok digunakan oleh petugas pendamping program untuk menyosialisasikan PKH kembali kepada peserta dengan tujuan agar peserta tetap mengingat ketentuan dan menjalankan ketentuan tersebut. Pertemuan kelompok umumnya dilakukan setelah pencairan dana bantuan dilakukan. Pada tahun 2009 pencairan dana dilakukan dalam tiga tahap, sehingga pertemuan kelompok juga berlangsung sebanyak tiga kali dalam tahun tersebut. Berikut adalah Gambar 12 mengenai persentase intensitas responden mengikuti pertemuan kelompok. Gambar 12. Sebaran Responden menurut Intensitas mengikuti Pertemuan Kelompok Sebagian besar responden 92 persen mengikuti seluruh pertemuan kelompok di tahun 2009. Hanya sebagian kecil responden 8 persen yang tidak mengikuti keseluruhan pertemuan kelompok yaitu dalam kategori jarang, yaitu hanya menghadiri 1–2 kali pertemuan kelompok dalam setahun. Peserta yang 92 8 Anggot a Ket ua Peranan Pesert a PKH 8 92 Jarang Sering Frekuensi M engikut i Pert em uan kelom pok Int ensit as tidak mengikuti satu atau beberapa kali pertemuan tersebut umumnya karena memiliki pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

6.2.3 Intensitas Pertemuan dengan Petugas Pendamping

Peserta bertemu dengan petugas pendamping, baik saat pertemuan kelompok, pencairan dana, ataupun kunjungan insidental langsung ke rumah peserta. Saat pertemuan kelompok dan pencairan dana, biasanya petugas pendamping selalu menyosialisasikan kembali mengenai ketentuan PKH kepada peserta, sehingga peserta yang lebih sering bertemu dengan petugas pendamping cenderung mendapat informasi yang lebih banyak mengenai PKH dibandingkan dengan peserta yang jarang bertemu dengan petugas pendamping. Saat pencairan dana, petugas pendamping juga sering menyisipkan penyampaian informasi mengenai ketentuan PKH kepada peserta saat antrian berlangsung. Selain itu, terkadang petugas pendamping juga melakukan kunjungan ke rumah peserta PKH, misalnya peserta yang sering tidak mengikuti pertemuan kelompok. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa peserta tersebut tidak mengikuti pertemuan kelompok serta menyampaikan informasi penting yang ada pada pertemuan kelompok. Hampir seluruh responden 84 persen bertemu petugas pendamping dalam kategori sedang yaitu hanya bertemu saat pertemuan kelompok dan pencairan dana. Sebagian kecil 10 persen berada pada kategori sering, dimana peserta tidak hanya bertemu saat pertemuan kelompok dan pencairan program, tetapi juga pada kesempatan lain. Umumnya responden pada kategori sering ialah ketua kelompok, dimana petugas pendamping sering mengunjungi rumah ketua kelompok untuk menyampaikan informasi kapan pencairan dan pertemuan kelompok akan dilaksanakan, ataupun untuk menyerahkan kartu PKH untuk dibagikan kepada anggota kelompok sebagai tanda bukti pengambilan dana bantuan. Selain itu khusus bagi ketua kelompok, juga terdapat pertemuan bulanan antara ketua–ketua kelompok yang berada pada satu kelurahan dengan petugas pendampingnya. Hanya sebagian kecil dari responden 6 persen yang berada pada kategori jarang bertemu petugas, yaitu yang pernah tidak bertemu petugas pada pencairan atau pertemuan kelompok karena pekerjaan mereka tidak bisa ditinggalkan. Berikut adalah Gambar 13 mengenai persentase intensitas responden bertemu petugas pendamping PKH. Gambar 13. Sebaran Responden menurut Intensitas bertemu Petugas Pendamping

6.2.4 Intensitas Interaksi dalam Kelompok

Peserta PKH tinggal berdekatan dengan peserta lainnya, oleh sebab itu selain bertemu pada pertemuan kelompok dan pencairan dana, peserta juga berinteraksi dalam kehidupan sehari–hari. Pada penelitian ini, interaksi yang dimaksudkan bukanlah berinteraksi secara umum dengan topik pembicaraan yang luas, namun lebih dikhususkan pada interaksi terkait dengan pertukaran informasi mengenai PKH dan ketentuannya. Interaksi mungkin saja terjadi melalui komunikasi lisan maupun melalui tindakankomunikasi nonverbal, tetapi dalam penelitian ini interaksi yang diukur adalah interaksi yang terjadi melalui komunikasi langsung melalui lisan yaitu saat peserta mengingatkan dan diingatkan oleh peserta lainnya mengenai PKH. Topik pembicaraan yang menjadi bahan pertimbangan ialah kewajiban, sanksi dan jadwal pertemuan kelompok. Melalui hasil penelitian terlihat bahwa tingkat interaksi antar anggota cukup tinggi 64 persen. Selanjutnya, sebagian kecil peserta lainnya, berada pada kategori rendah 36 persen. Topik interaksi yang sering muncul ialah mengenai jadwal pertemuan kelompok. Selain ketua kelompok, peserta yang menjadi anggota biasanya selalu mengingatkan atau diingatkan oleh peserta lain kapan dan dimana pertemuan kelompok akan diadakan. Urutan kedua ialah topik mengenai kewajiban. Sesama peserta cukup sering membicarakan kembali mengenai kewajiban mereka dalam penggunaan uang setelah mendapatkan uang bantuan. Topik yang paling sedikit dibicarakan ialah mengenai sanksi. Hanya sebagian kecil peserta yang mengerti tentang sanksi yang ada pada PKH secara keseluruhan Int ensit as dan utuh. Sebagian besar dari mereka hanya mengetahui sedikit informasi bahkan ada peserta yang tidak mengetahui adanya sanksi pada PKH. Interaksi responden dalam kelompok dapat dilihat pada Gambar 14 berikut ini. Gambar 14. Sebaran Responden menurut Intensitas Interaksi dalam Kelompok 6.3 Ikhtisar Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa karakteristik mayoritas penerima program bantuan PKH ialah perempuan yang berumur antara 43 hingga 56 tahun. Pendidikan peserta umumnya ialah tamat sekolah dasar, dengan kata lain tingkat pendidikan mereka cenderung rendah seperti hal nya hasil penelitian Roosgandha dan Darwis 2000. Jumlah sumber nafkah keluarga ialah dua sumber nafkah dengan salah satu pekerjaan ialah sebagai buruh. Masyarakat miskin terkadang tidak memiliki posisi tawar untuk dapat memilih–milih pekerjaan yang akan ditekuninya, seperti pekerjaan formal, disebabkan oleh adanya keterbatasan keterampilan dan rendahnya pendidikan yang mereka miliki, sesuai dengan karakteristik masyarakat miskin yang ditemukan oleh Fristoto 2009 dalam penelitiannya. Penghasilan rumah tangga berada pada kisaran Rp.350.000,00 hingga Rp.500.000,00 dengan jumlah tanggungan antara 2 hingga 3 orang. Umumnya responden ialah peserta dalam kelompok PKH dan tingkat pertemuan peserta PKH dengan petugas pendamping PKH ialah pada kategori sedang. Pertemuan kelompok ialah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi oleh responden sebagai peserta PKH. Tingkat kehadiran responden pada pertemuan kelompok tergolong pada kategori sering, dimana umumnya responden selalu mengikuti pertemuan kelompok. Selanjutnya, lokasi tempat tinggal yang berdekatan membuat para peserta PKH sering bertemu setiap harinya dan berinteraksi satu sama lain. Bentuk interaksi yang terjadi ialah pembicaraan mengenai PKH, seperti kewajiban 36 64 Rendah Sedang Int ensit as int eraksi dalam kelom pok Tinggi sebagai peserta, jadwal pertemuan kelompok, ataupun sanksi yang mungkin diterima peserta PKH jika melakukan pelanggaran. Tingkat interaksi antar anggota responden tergolong pada kategori tinggi dengan topik yang sering dibicarakan ialah jadwal pertemuan kelompok lihat Tabel 10. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Karakteristik Individu dan Keterlibatan dalam Kelompok n=50 No Aspek Kategori n orang n 1 Usia 43 – 56 tahun 27 54 2 Pendidikan Tamat SD 26 52 3 Pekerjaan Buruh 30 60 4 Jumlah sumber nafkah Dua sumber nafkah 30 60 5 Penghasilan Rp. 350.000 – 500.000 21 42 6 Tanggungan Antara 2 sampai 3 orang 33 66 8 Peranan Anggota 46 92 9 Intensitas mengikuti pertemuan kelompok Sering 46 92 10 Intensitas bertemu petugas Sedang 42 84 11 Intensitas interaksi antar anggota Tinggi 32 64

BAB VII REPRESENTASI SOSIAL

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

8 151 186

PARTISIPASI RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN (RTSM) DALAM PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PENDIDIKAN DI KELURAHAN LATSARI KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN.

0 5 104

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 12

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 1

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 64

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 8

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 3

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 3 41

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN 1 PB

0 0 9

PARTISIPASI RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN (RTSM) DALAM PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PENDIDIKAN DI KELURAHAN LATSARI KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN.

0 0 16