Kondisi Geografis GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Kondisi Geografis

Kelurahan Balumbang Jaya merupakan kelurahan yang berada dalam wilayah administratif Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa barat. Secara geografis, Balumbang Jaya terletak pada 106,48 o BT dan 60,36 o LS. Suhu rata– rata harian 28 C dan terletak sekitar 160 meter di atas permukaan laut. Curah hujannya sebanyak 2.5 mm 3 dengan 3 bulan penghujan. Kelurahan Balumbang Jaya tergolong pada wilayah dataran rendah, dengan sebagian besar jenis tanahnya ialah tanah hitam. Kelurahan ini memiliki luas total 123,373 Ha yang meliputi 12 RW dan 38 RT. Batas wilayah Kelurahan Balumbang Jaya adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Situ Gede. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Margajaya. 3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Babakan. 4. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bubulak. Kantor Kelurahan Balumbang Jaya terletak di RW 4 yang letaknya cukup strategis karena berada di tengah wilayah Balumbang Jaya dengan akses jalan yang cukup baik. Namun alat trasportasi yang dapat digunakan cukup terbatas. Belum ada angkutan umum yang beroperasi di daerah ini. Umumnya masyarakat berjalan kaki, menggunakan motor, ataupun ojeg. Jika ditempuh dengan kendaraan bermotor jarak kantor Kelurahan Balumbang Jaya ke ibu kota kecamatan ialah 6 km dengan jarak tempuh 30 menit, ke Kota Bogor berjarak 12 km dengan jarak tempuh 1 jam, dan ke Provinsi Jawa Barat berjarak 120 km dengan jarak tempuh 5 jam. Kelurahan Balumbang Jaya memiliki areal yang sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan permukiman. Penggunaan lahan sebagai lahan pemukiman mencapai 82 Ha 79 persen. Hal ini menandakan kepadatan penduduk yang relatif tinggi baik dari pertumbuhan penduduk secara alami ataupun karena adanya pendatang. Wilayah Balumbang Jaya berdekatan dengan kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga, sehingga banyak mahasiswa dan pendatang lainnya yang menetap di wilayah ini. Seperti hal nya kondisi yang terjadi di wilayah perkotaan lainnya, dalam beberapa tahun terakhir, lahan di wilayah ini banyak yang beralih fungsi menjadi pemukiman. Pemanfaatan untuk pertanian hanya seluas 18,5 Ha 17,85 persen. Jumlah ini dapat terus berkurang seiring dengan pembangunan perumahan dan fasilitas umum lainnya. Menurut data monografi, pertanian tanaman pangan hanya ditekuni oleh 15 orang warga yang masing–masing hanya memiliki kurang dari 1 Ha lahan pertanian. Sektor peternakan ditekuni oleh 12 orang dengan jenis ternak kerbau, ayam broiler, bebek, dan kambing. Jumlah tersebut cukup kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya yang mencapai 11. 171 orang lihat Tabel 4. Tabel 4. Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di Kelurahan Balumbang Jaya Penggunaan Lahan Luas Penggunaan Lahan Ha Persentase luas penggunaan lahan Pemukiman 82,277 79,02 Persawahan 18,596 17,85 Lahan kuburan 3 2,88 Perkantoran 0,250 0,24 Total 104,123 100 Sumber: Diolah oleh penulis dari Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya 2008 Pada Tabel 4, terlihat bahwa pemanfaatan lahan lainnya ialah untuk lahan kuburan seluas 3 Ha 2,88 persen dan lahan perkantoran seluas 0,250 Ha 0,24 persen. Selain itu, dari hasil observasi juga terlihat beberapa sekolah, mesjid, lapangan bermainolahraga, tempat pembuangan sampah, dan jalan. Namun tidak terdapat data lebih lengkap mengenai berapa luas lahan yang dimanfaatkan untuk fasilitas tersebut. Fasilitas jalan di Kelurahan Balumbang Jaya telah di aspal, dan pada beberapa lokasi telah mengalami perbaikan kembali. Namun pada beberapa titik, fasilitas jalan di kelurahan ini mengalami kerusakan dan berlubang. Namun secara umum, hingga saat ini dapat dikatakan sebagian besar jalan di Kelurahan Balumbang Jaya berada dalam kondisi yang cukup baik dan telah mendukung berbagai aktivitas masyarakat. Kondisi rumah–rumah penduduk di Kelurahan Balumbang Jaya cukup beragam. Hal tersebut disebabkan oleh penduduk yang tinggal di lokasi ini memiliki karakteristik yang juga beragam. Selain penduduk asli, banyak sekali pendatang seperti masyarakat umum dan mahasiswa yang berdomisili di daerah ini. Jenis bangunan pemukiman penduduk dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar tipe pemukiman, yaitu pemukiman yang rapi dan tertata dan pemukiman yang padat kurang tertata. Umumnya, rumah dan bangunan yang berada di tepi jalan terlihat cukup rapi dan tertata. Banyak dari bangunan tersebut berupa bangunan baru dan hasil renovasi yang diperuntukkan sebagai rumah kontrakan, kost, toko atau warung yang terkadang juga disertai rumah tinggal. Kondisi yang berbeda akan terlihat jika memasuki gang yang banyak di kiri dan kanan jalan. Sebagian besar rumah warga dibangun mengelompok, rapat dan cenderung tanpa penataan ruang. Antar rumah satu dan rumah lainnya hanya dipisahkan oleh gang yang sempit dan terkadang berliku–liku dengan jarak antar rumah warga cukup rapat. Namun disamping hal tersebut, masih banyak tanah kosong yang dipergunakan sebagai kebun ataupun sawah di sekitar kelompok rumah tersebut. Walaupun rumah– rumah dalam kondisi tanpa penataan, jalan dan gang–gang tersebut dapat dikatakan bersih. Melalui data monografi dapat diketahui bahwa sumber daya air bersih yang umumnya dimanfaatkan warga ialah sumur gali yang dimiliki oleh 1.372 KK, sumur pompa yang dimiliki oleh 219 KK, serta 8 unit mata air yang dimanfaatkan oleh 756 KK. Selain itu, juga terdapat 8 KK yang menggunakan jasa PAM, dan 1 KK menggunakan depot isi ulang. Kondisi seluruh sumber daya air tersebut baik, tidak berbau, tidak berwarna, serta tidak berasa. Tidak sama hal nya dengan kondisi sungai. Di Balumbang Jaya terdapat 2 buah sungai yang kondisinya kurang baik. Air pada kedua sungai tersebut terlihat keruh dan tidak memenuhi standar mutu air minum. Terdapat 1 KK yang menggunakan air sungai sebagai sumber kebutuhan airnya. Melalui hasil wawancara dan pengamatan langsung, ternyata air sungai masih banyak digunakan warga. Namun penggunaan air sungai tersebut umumnya hanya sebatas untuk mencuci bagi para buruh cuci. Pada beberapa lokasi, diakui warga bahwa kondisi air sumur galian terkadang tidak selalu bagus. Lokasi perumahan yang dekat dengan sawah atau merupakan bekas sawah, menyebabkan kondisi air sumur yang kurang baik jika digunakan untuk mencuci pakaian. Sebagian besar ibu rumah tangga khususnya responden yang menjadi buruh cuci lebih memilih mencuci di sungai karena kondisi air lebih dianggap cocok dan melalui hasil pengamatan terlihat bahwa pekerjaan mereka menjadi lebih mudah karena tidak membutuhkan usaha tambahan untuk memompa air seperti hal nya jika menggunakan air sumur galian. Pada bagian tepi sungai tempat para ibu–ibu biasa mencuci telah dibuat semacam undakan beton oleh sebuah pihak pengembang perumahan yang berada di dekat lokasi tersebut sehingga pekerjaan mereka menjadi lebih mudah dilakukan. Pemanfaatan sungai tidak hanya sebatas penggunaan air. Aliran sungai di kelurahan ini membawa material pasir, dan jika dikumpulkan oleh warga akan memberi pendapatan tambahan. Pekerjaan sebagai pengambil pasir dijadikan sebagai pekerjaan sampingan oleh warga dan umumnya ditekuni oleh laki–laki dewasa. Memang tidak disetiap waktu warga dapat mengumpulkan pasir tersebut, namun jika aliran sungai deras dan banyak mengandung pasir dan kerikil maka mereka akan mendapat pekerjaan sampingan yang dapat menghasilkan pendapatan tambahan yang cukup besar. Disamping itu, beberapa warga juga menggunakan air sungai untuk mengairi kolam ikan mereka. Selain pemanfaatan yang dapat digolongkan sebagai hal yang positif, sungai juga dimanfaatkan untuk hal yang kurang bijaksana. Pada beberapa lokasi warga menggunakan tepian sungai sebagai tempat pembuangan sampah. Tidak jarang sampah–sampah tersebut terbawa aliran air dan mengotori sungai. Namun tampaknya kondisi tersebut belum menjadi sebuah permasalahan bagi warga sekitar karena kondisi tersebut hanya menjadi pembicaraan selayaknya hal yang biasa tanpa dipermasalahkan lebih lanjut.

5.2 Kondisi Demografi

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

8 151 186

PARTISIPASI RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN (RTSM) DALAM PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PENDIDIKAN DI KELURAHAN LATSARI KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN.

0 5 104

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 12

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 1

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 64

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 8

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 3

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 3 41

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN 1 PB

0 0 9

PARTISIPASI RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN (RTSM) DALAM PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PENDIDIKAN DI KELURAHAN LATSARI KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN.

0 0 16