5. Menganalisis hubungan representasi sosial dengan perilaku peserta PKH
dalam memenuhi kewajiban sebagai peserta.
1.4 Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tentang “Representasi Sosial terhadap Program Keluarga Harapan dan Hubungannya dengan Perilaku pada
Rumah Tangga Sangat Miskin” ini antara lain:
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat dalam belajar menerapkan dan menghubungkan teori–teori psikologi sosial, khususnya representasi sosial,
terhadap keadaan yang ada di lingkungan sekitar.
2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi,
ataupun sebagai referensi awal guna meningkatkan pemahaman mengenai representasi sosial RTSM terhadap PKH maupun tentang representasi sosial
secara umum. 3.
Bagi pihak terkait seperti Departemen Sosial, Dinas Sosial Kota Bogor, Unit
Pelaksana Program Keluarga Harapan UPPKH Bogor Barat dan aparat desa setempat, penelitian ini bisa menjadi salah satu bahan informasi mengenai
keadaan rumah tangga yang tergolong kepada Rumah Tangga Sangat Miskin
khususnya penerima PKH.
BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Representasi Sosial
a. Definisi Representasi Sosial
Representasi sosial merupakan sebuah sistem nilai, gagasan dan perbuatan, yang memiliki fungsi ganda. Fungsi yang dimaksudkan ialah untuk membangun
sebuah tata aturan bagi setiap individu untuk menyesuaikan diri dan memahami serta menguasai lingkungan fisik ataupun lingkungan sosialnya Moscovici,
1973 dalam Bergman, 1998. Menurut Abric 1976 dalam Deaux dan Philogene 2001, representasi sosial tersebut merupakan suatu pandangan fungsional yang
memungkinkan individu atau kelompok memberikan makna dan arti terhadap tindakan yang dilakukannya untuk mengerti suatu realita kehidupan sesuai dengan
referensi yang mereka miliki, dan untuk beradaptasi terhadap realita tersebut. Bergman 1998 menyatakan bahwa representasi sosial dapat mengubah
suatu hal yang tidak lazim dan atau tidak dikenal menjadi sesuatu hal yang dapat dikenali. Representasi sosial tersebut dibentuk melalui dua buah proses yaitu
anchoring dan objectifying dibahas lebih lanjut pada bagian proses pembentukan representasi sosial. Namun hal yang terpenting mengenai representasi sosial ialah
bahwa representasi sosial tersebut merupakan hasil sekaligus penghasil dari nilai, gagasan dan perbuatan manusia. Representasi sosial merupakan hasil dari
pemaknaan individu terhadap nilai, gagasan dan perbuatan, namun disamping itu representasi sosial juga merupakan penghasil dari berbagai macam nilai, gagasan
dan perbuatan tersebut. Menurut Jost dan Ignatow 2001, aspek terbaik dari teori representasi sosial yang dahulu sempat terlupakan pada era berkembang pesatnya
kognisi sosial adalah adanya sebuah kedinamisan, dimana representasi sosial tersebut menyediakan “cerita yang hidup” mengenai dinamika sosial dan budaya
yang berasal dari kehidupan manusia, dan juga adanya penyebaran keyakinan tentang realitas oleh individu atau kelompok tersebut kepada pihak lainnya.
Selanjutnya, Putra, I.E. dkk. 2009, mendefinisikan representasi sosial sebagai cara berpikir ‘rasional’ yang praktis melalui hubungan sosial dengan