dukungan terhadap kegiatan belajar anak yang memiliki nilai sedang. Berikut penjelasan selanjutnya.
9.1 Mengikuti Pertemuan Kelompok
Pertemuan kelompok ialah salah satu sarana interaksi antara peserta PKH dengan petugas pendamping PKH. Pertemuan tersebut minimal dilakukan sekali
dalam 3–4 bulan yaitu setelah pencairan dana bantuan berlangsung, ataupun bisa lebih sering tergantung dengan kondisi di suatu wilayah. Seluruh peserta PKH
diwajibkan hadir dalam setiap pertemuan kelompok agar mereka bisa mendapatkan informasi langsung dari petugas pendamping. Informasi yang
diperoleh memungkinkan para peserta untuk dapat mengetahui kewajiban mereka serta membantu untuk mengingatkan apa saja kewajiban mereka sebagai peserta
PKH. Tujuan dari hal tersebut ialah agar dana yang mereka peroleh selalu digunakan sesuai dengan peraturan PKH. Selain itu, pertemuan ini merupakan
sarana yang dapat digunakan oleh peserta untuk menyampaikan saran, kritik serta pertanyaan kepada petugas PKH yang mendampingi mereka.
Informasi yang mereka peroleh setiap kali pertemuan kelompok akan berpengaruh kepada pengetahuan, keyakinan dan pendapat mereka terhadap PKH.
Selanjutnya sikap mereka juga akan terpengaruh oleh informasi tersebut, karena adanya ketentuan yang ditetapkan oleh PKH yang harus mereka penuhi selama
mereka menjadi peserta PKH. Singkat kata, melalui interaksi seorang peserta PKH dengan anggota kelompok lainnya dan petugas pendamping dalam
pertemuan kelompok akan berhubungan dengan representasi sosial tentang PKH. Tidak ada satu pun responden yang memiliki skor rendah dalam hal
menghadiri pertemuan kelompok Tabel 19. Hal ini disebabkan oleh adanya aturan yang berlaku ketat, dimana peserta PKH diwajibkan untuk mengikuti
pertemuan kelompok jika ia masih tetap ingin menerima haknya. Selain itu, kewajiban menghadiri pertemuan kelompok tersebut bukan hal yang berat, karena
pertemuan hanya dilakukan sekali dalam 3–4 bulan atau setiap seminggu setelah pencairan dana bantuan PKH berlangsung. Pertemuan tersebut dilakukan dalam
lingkup kelompok yang beranggotakan maksimal 25 orang dan didampingi oleh seorang petugas pendamping. Pertemuan diadakan disalah satu rumah anggota
kelompok yang berdekatan dengan rumah anggota kelompok lainnya agar mempermudah setiap anggota kelompok menghadiri pertemuan tersebut. Berikut
kutipan dari salah seorang responden. “Pertemuan kelompok itu ga berat kok untuk dilaksanain.
Emak bisa ngumpul–ngumpul sama teman sekelompok, ya anggap aja silaturrahmi. Selain itu bisa dapat informasi dari Pak Asep
salah satu petugas pendamping PKH di Balumbang Jaya. Lagian cuma beberapa bulan sekali diadainnya.”M, 50 tahun
Persentase tertinggi 92 persen ialah pada kategori skor tinggi dimana
peserta PKH menghadiri 3–4 kali pertemuan kelompok dalam setahun terakhir. Kategori sedang menempati urutan kedua 8 persen, dimana peserta PKH hanya
mengikuti 1–2 kali pertemuan kelompok, karena berhalangan hadir. Pada umumnya, mereka sedang bekerja dan tidak dapat meninggalkan pekerjaan
tersebut. Jika ketidakhadiran terjadi berulangkali, biasanya para petugas PKH akan mengunjungi rumah peserta PKH yang tidak menghadiri pertemuan
kelompok untuk menanyakan alasan ketidakhadiran mereka dan memberikan informasi penting dari hasil pertemuan kelompok tersebut. Gambar 16
menunjukkan persentase intensitas responden dalam mengikuti pertemuan kelompok.
.
Gambar 16. Sebaran Responden menurut Intensitas mengikuti Pertemuan Kelompok
Pada pertemuan kelompok, hal yang paling sering menjadi topik pembicaraan ialah mengenai kewajiban peserta PKH. Pada kesempatan tersebut
biasanya petugas PKH menginformasikan kembali mengenai hal–hal apa saja yang harus dilakukan oleh peserta PKH terkait dengan penggunaan program.
Terkadang, petugas pendamping juga menanyakan kepada peserta PKH untuk apa sajakah uang bantuan tersebut digunakan. Hal ini dapat menjadi sebuah faktor
8 92
Jarang Sering
Frekuensi m engikut i pert em uan kelom pok
pengontrol sederhana bagi peserta PKH, dimana petugas pendamping berusaha mengetahui penggunaan dana dan peserta termotivasi untuk menggunakan uang
bantuan sesuai dengan semestinya. Pada kesempatan ini, petugas pendamping juga melakukan validasi data
yaitu menanyakan informasi terbaru mengenai kondisi keluarga, apakah ada peserta PKH yang hamilmelahirkan, anak peserta yang masuk SD, melanjutkan
ke SMP, ataupun lulus SMP. Validasi ini sangat dibutuhkan karena kondisi keluarga RTSM akan mempengaruhi jumlah dana bantuan yang akan diterima
untuk pencairan dana PKH selanjutnya. Bentuk formulir validasi data yang digunakan oleh petugas dapat dilihat pada Lampiran 3.
Topik pembicaraan mengenai sanksi berada pada posisi yang jauh berbeda dibandingkan dengan topik kewajiban, yaitu menjadi topik pembicaraan yang
paling sedikit dibicarakan. Menurut peserta PKH di beberapa RW, petugas pendamping tidak pernah menjelaskan mengenai sanksi yang ada pada PKH.
Walaupun tidak mengetahui dengan jelas mengenai sanksi, mereka tetap merasa bertanggung jawab besar melaksanakan seluruh kewajiban. Peserta berpendapat,
jika mereka menerima dana bantuan, kewajiban pun harus mereka laksanakan, terlepas ada ataupun tidak sanksi pada PKH.
Selama pertemuan kelompok berlangsung, sebagian besar responden memiliki tingkat keterlibatan yang tergolong sedang yaitu responden
mendengarkan penjelasan petugas pendamping dan bertanya kepada petugas hanya jika ada hal yang tidak dimengerti. Selanjutnya tingkat keterlibatan rendah
berada pada posisi kedua dimana responden hanya mendengarkan, dan tidak bertanya jika ada hal yang kurang dimengerti. Hanya sebagian kecil responden
yang berada pada keterlibatan tinggi, dimana mereka mendengarkan penjelasan pendamping dan bertanya jika terdapat hal yang tidak mengerti, selanjutnya
mereka ikut aktif menjelaskan kepada peserta lain dan umumnya mereka ialah ketua kelompok dan sebagian kecil peserta yang berstatus anggota.
9.2 Menyekolahkan anak