Studi Kelayakan Proyek Aspek-Aspek Studi Kelayakan

21 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger 1986 bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktifitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendafatkan kemanfaatan benefit, atau suatu aktifitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil return diwaktu yang akan dating, dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai suatu unit. Proyek pertanian adalah suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber financial menjadi barang- barang capital yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu Gittinger 1986.

3.1.2. Studi Kelayakan Proyek

Proyek adalah keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat benefit, atau suatu aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil return di waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit Kadariah, 2001. Menurut Gittinger 1986 mengatakan bahwa proyek yang bergerak dalam bidang pertanian adalah suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang modal yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu. Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil Husnan dan Muhammad, 2005. Suatu proyek dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria manfaat investasi sebagai berikut : 1. Manfaat ekonomis proyek terhadap proyek itu sendiri biasa disebut juga sebagai manfaat finansial. 2. Manfaat proyek bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan disebut juga manfaat ekonomi nasional. 3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat di sekitar proyek. Nurmalina et al 2010 menyatakan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan suatu penelaahan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi 22 memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan, sehingga dapat dilakukan penilaian apakah kegiatan investasi tersebut layak untuk dijalankan.

3.1.3. Aspek-Aspek Studi Kelayakan

Studi kelayakan proyek terdiri dari dua aspek yaitu aspek finansial keuangan dan juga aspek non finansial aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen-hukum, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek lingkungan.

1. Aspek Pasar

Menurut para ahli, pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran sehingga terbentuklah harga yang berdasarkan atas kesepakatan bersama. Umar 2009. Gittinger 1986 mengemukakan bahwa yang termasuk dalam aspek pasar suatu bisnis adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan. Nurmalina et al. 2009 mengemukakan bahwa dari segi pemasaran kegiatan bisnis dapat diharapkan beroperasi secara sehat bila mana produkyang dihasilkan mampu mendapat tempat di pasaran serta dapat menghasilkan jumlah hasil penjualan yang memadai dan menguntungkan. Agar dapat memperoleh gambaran seberapa jauh kegiatan bisnis yang direncanakan dapat memenuhi persyaratan tersebut di atas, berbagai hal yang bersangkutan dengan pasar dan pemasaran produk perlu di telaah. Dengan demikian pada aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang : • Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu di perkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut. • Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun juga yang berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu? dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang? Factor-faktor yang mempengaruhi penawaran? Ini seperti jenis barang yang bisa menyaingi, kebijakan dari pemerintah, dan sebagainya perlu diperhatikan. • Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor,produksi dalam negri lainnya. Apakah ada kecendrungan perubahan harga dan bagaimana polanya. 23 • Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan bauran pemasaran maketing mix. Identifikasi siklus kehidupan produk product life sycle,pada tahap apa produk yang akan dibuat. • Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai perusahaan.

2. Aspek Teknis

Nurmalina et al. 2009 mengemukakan bahwa aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoprasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya . Beberapa hal utama dari aspek teknis adalah : • Lokasi bisnis, yakni dimana suatu bisnis akan dilaksanakan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik. • Seberapa besar skala operasiluas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis. • Kriteria pemiihan mesin dan equipment utama serta alat pembantu mesin dan equipment. • Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilh, termasuk juga layout bangunan dan fasilitas lain. • Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk di dalamnya pertimbangan variabel sosial yaitu kemampuan atau penerimaan masyarakat terhadap teknologi yang digunakan. Misalnya mengapa mesin panen padi di Indonesia tidak berkembag karena secara sosial kurang diterima hal ini akan menghilangkan budaya gotong royong panen bersama. Menurut Gittinger 1986, analisa dalam aspek teknis meliputi penyediaan input dan hasil produksi output berupa barang dan jasa. Diperlukan kerangka kerja atau alur produksi yang jelas supaya analisa dapat dilakukan secara teliti, karena analisa bisnis secara keseluruhan hanya akan dapat berjalan bila analisa secara teknis dapat dilakukan. Aspek teknis dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi bisnis, besar skala operasi atau luas produksi, kriteria 24 pemilihan mesin dan peralatan yang digunakan, layout dan proses produksi, serta jenis teknologi yang digunakan Husnan dan Muhammad, 2005.

3. Aspek Manajemen

Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana bisnis tersebut, bangaiman jadual penyelesaian bisnis tersebut, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Sedangkan manajemen dalam operasi, hal yang dipelajari adalah bagaimana bentuk organisasibadan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti Nurmalina et al. 2009. Hal-hal yang menjadi bahan kajian dalam aspek hukum terdiri dari pelaksana bisnis bentuk badan usaha dan identitas pelaksana bisnis, jaminan- jaminan yang disediakan apabila hendak meminjam dana, serta akta, sertifikat dan izin yang diperlukan dalam menjalankan usaha Umar 2009.

4. Aspek Hukum

Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan dikaikan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya, dan mempelajari jaminan-jaminanyang bis disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin. Disamping hal tersebut, aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerja sama networking dengan pihak lain Nurmalina et al. 2009.

5. Aspek Sosial Ekonomi Budaya

Dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran. Selain itu, aspek ini mempelajari pemerataan kesempatan kerja dan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis seperti semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik, 25 telepon, dan srana lainnya. Aspek social memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat disekitar lokasi bisnis Menurut Nurmalina et al 2009. Penilaian pada aspek ini adalah mengenai seberapa besar bisnis mempunyai dampak secara ekonomi dan sosial terhadap masyarakat keseluruhan. Dampak sosial yang dirasakan oleh masyarakat meliputi tersedianya sarana prasarana seperti jalan, penerangan, air, tempat kesehatan, dan pendidikan Kasmir dan Jakfar, 2010. Penting bagi pelaku bisnis untuk memperhatikan aspek sosial kemasyarakatan, agar antara bisnis dengan masyarakat dapat hidup saling menguntungkan Umar 2009. Sedangkan dari aspek ekonomi suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah PAD, pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Perubahan dalam teknologi atau peralatan mekanis dalam bisnis dapat secara budaya mengubah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam beberapa bidang, pengenalan perlengkapan mekanis tracktor, fork lift,conveyor telah mengakibatkan tenaga kerja kehilangan pekerjaan yang diperlukan untk membiayai kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya bisnis secara sosial, ekonomi, dan budaya lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan kerugiannya. Suatu bisnis tidak akan ditolak oleh masyarakat sekitar bila secara sosial budaya diterima dan secara ekonomi memberikan kesejahteraan Menurut Nurmalina et al 2009.

6. Aspek Lingkungan

Menurut Nurmalina et al 2009 menyatakan bahwa aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan, apaah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan semakin baik atau semakin rusak. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan. Analisis mengenai aspek lingkungan bertujuan untuk menentukan apakah secara lingkungan hidup, misalnya dari sisi udara, dan air, bisnis diperkirakan dapat dilaksanakan secara 26 layak atau sebaliknya karena mengakibatkan pencemaran yang merugikan lingkungan hidup Umar 2009.

7. Aspek Finansial

Menurut Nurmalina et al 2009 menyatakan bahwa Dalam pengkajian aspek finasial keuangan diperhitungkan beberapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dana kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Dana untuk membangun usaha lazim disebut dana modal tetap, dipergunakan antara lain untuk membiayai kegiatan pra-investasi, pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pembangunan bisnis serta pengadaan dana modal tetap itu sendiri, misalnya bunga pinjaman selama masa pembangunan usaha. Dana yang dibutuhkan untuk memutar roda operasi bisnis setelah selesai dibangun disebut dana modal kerja. Dalam perhitungan jumlah dana keseluruhan usaha, jumlah modal kerja dihitung secara netto dalam arti jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai seluruh harta lancer dikurangi dengan jumlah hutang jangka pendek yang diharapkan dapat diperoleh dana tersebut dari pihak ketiga. Secara finansial suatu usaha dikatakan layak apabila usahat tersebut menguntungkan. Kadariah et al 1999 mengemukakan bahwa analisis finansial memiliki arti penting dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang turut serta dalam kegiatan bisnis. Sebab, tidak ada gunanya melaksanakan bisnis yang menguntungkan dilihat dari perekonomian sebagai keseluruhan jika para petani yang melaksanakan bisnis tersebut tidak bertambah baik keadaannya. Penilaian dilakukan terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan, besarnya pendapatan, sumber pembiayaan, lama pengembalian investasi maupun tingkat suku bunga yang berlaku Kasmir dan Jakfar, 2010.

3.1.4. Teori Biaya dan Manfaat