8
3. Bagaimana sensitivitas perubahaan jumlah produksi dan harga pakan kelayakan rencana pengembangan usaha ikan diskus pada Vizan Farm?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Menganalisis kelayakan usaha ikan diskus di Vizan Farm dari aspek non
finansial aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar.
2. Menganalisis kelayakan usaha ikan diskus di Vizan Farm dari aspek
finansial.
3. Menganalisis sensitivitas perubahaan jumlah produksi dan harga pakan pada
usaha ikan diskus Vizan Farm. 1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat. 2. Bagi pengusaha diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
terhadap manajemen perusahaan untuk mengetahui kelayakan usaha
budidaya ikan diskus. 3. Sebagai bahan informasi, pustaka dan pengetahuan mengenai analisis
kelayakan usaha bagi penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam hal ini peneliti hanya akan melakukan identifikasi ikan hias air tawar jenis Diskus Symphysodon sp tetapi dari empat spesies yang berbeda
yaitu Sun Merah, Blue Terquise, Red Melon, Red Terquise dari aspek non
finansial aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek
lingkungan, dan aspek pasar dan aspek finansial. Variabel yang diamati berjumlah empat variabel, dimana keempat jenis ikan diskus tersebut merupakan
jenis ikan hias air tawar yang diproduksi oleh Vizan Farm.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Hias
Menurut Badan Pengembangan Ekspor Nasional BPEN diacu dalam Kusniati 2007 ikan hias adalah ikan yang umumnya mempunyai bentuk, warna,
dan karakter yang khas, sehingga mampu memberikan suasana yang mendukung tata ruang serta mampu memberikan suasana “tentram dan nyaman”. Ikan hias
Indonesia di dunia perdagangan internasional dikenal sebagai Tropical Fish. Menurut Daelami 2001 Ikan hias ada beberapa jenis dan secara garis
besar dibagi menjadi empat yaitu: 1. Ikan hias yang berasal dari air tawar, dikenal dengan istilah perdagangan
freshwater ornamental fish. 2. Ikan hias yang berasal dari air laut, dikenal dengan isilah perdagangan
marine ornamental fish. 3. Tanaman hias air tawar, dikenal dengan freshwater ornamental plant atau
aquatic plant. 4. Kerang-kerangan atau biota laut dikenal sebagai invertebrate.
Nilai estetika ikan hias yang menjadi daya tarik para hobiis juga turut mengangkat peningkatan bisnis ikan hias ini. Beberapa parameter yang digunakan
oleh para pembudidaya dan hobiis yang menjadikan ikan hias mahal diukur dari bentuk badan, fisik, warna, maupun tingkah lakunya. Sebagai manfaatnya ikan
hias yang dibudidayakan memiliki nilai tersendiri bagi para pemiliknya karena ikan hias biasanya dipajang di tempat terbuka dalam aquarium besar. Usaha ini
disebut aquabisnis yaitu bisnis ikan hias yang menciptakan karya seni dengan memadupadankan ikan dan tanaman hias dalam aquarium
Lesmana dan Dermawan 2006
. Menurut Darti 2009 karakteristik ikan hias dibagi menjadi empat bagian
yaitu: 1. Berdasarkan perilaku makan yaitu kelompok jenis ikan hias yang terdiri
dari ikan pemakan binatang lain karnivora, pemakan tumbuhan herbivora, dan pemakan segalanya omnivora.
2. Berdasarkan sifat aktifnya saat mencari makanan, kelompok ini terdiri akan ikan nocturnal pencari makan pada malam hari seperti Cobitidae
10
serta kelompok ikan diurnal pencari makan pada siang hari seperti Cyprinidae, Poecilidae, dan Chichlidae
. 3. Berdasarkan tempat hidup, kelompok jenis ikan hias yang loncat ke atas
permukaan air seperti Panchax dan Epiplatus, ditengah perairan, di dasar perairan, dan di dekat dasar perairan, serta di dalam lubang media
bebatuan dan tanaman Berdasarkan cara berkembang biak, jenis ikan dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian besar, yaitu ikan yang mengeluarkan telurnya dan dibiarkan menetas sendiri tanpa dijaga induknya, jenis ikan yang menjaga telurnya, dan
jenis ikan yang telurnya langsung berhubungan dengan salah satu induk. Selain tiga kelompok tersebut, ada kelompok lain yang berkembang biak dengan bantuan
pemijahan buatan atau stimulasi hormon. Hal ini dilakukan karena ikan tersebut tidak bisa memijah sendiri atau sulit memijah alami. Mayoritas ikan dalam
kelompok ini merupakan ikan yang baru dibudidayakan atau masih belum mampu beradaptasi dengan lingkungan budidaya yang baru.
Ikan hias air tawar merupakan ikan hias yang dapat hidup didalam air tawar. Ikan yang hidup di air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau
seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05 persen. Tingkat salinitas merupakan pembeda utama lingkungan air
tawar dengan lingkungan air laut. Tingkat salinitas menunjukan banyaknya kandungan garam pada sebuah lingkungan perairan. Ikan air tawar tidak dapat
berpindah hidup dari lingkungan air tawar ke lingkungan air asin karena kandungan air di dalam tubuh ikan akan berpindah ke lingkungan air asin di luar
tubuhnya sehingga ikan akan mengkerut dan mati Berry, 1993. Kegiatan budidaya perikanan, khususnya ikan hias air tawar membutuhkan
modal dan sarana lain yang tidak sedikit nilainya. Oleh karena itu, persiapan yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga terhindar dari resiko
kegagalan Daelami, 2001. Wadah untuk pemeliharaan ikan hias air tawar sangat beragam dan dapat disesuaikan dengan lahan yang ada. Wadah tersebut dapat
berupa kolam, bak semen, akuarium, atau bak fiberglas. Bahkan ada juga petani yang memelihara ikan cupang menggunakan botol bekas air mineral. Namun, apa
11
pun jenis wadahnya, tentunya harus dapat menampung air dan bahannya tidak membahayakan atau meracuni ikan Lesmana dan Dermawan, 2006.
2.1.1. Ikan Diskus
Sebutan diskus bagi ikan ini mengacu pada bentuk tubuhnya yang menyerupai lempengan piring disk yang berdiri tegak. Diskus termasuk dalam
family Cichlidae, dan tergolong dalam genus Symphysodon yang berarti memiliki gigi pada bagian tengah rahang. Diskus yang pertama kali dikenal adalah
Symphysodom discus heckle. Deskripsinya ditulis oleh heckle pada tahun 1840.
Diskus ini dikenal sebagai discus sejati. Diskus jenis ini memiliki tiga garis vertikal yang lebih jelas, yaitu baris pertama yang melewati kepala, garis kedua
yang melewati bagian tengah tubuh, dan garis ketiga pada bagian ekor.
Gambar 1
. Symphysodon discus heckle
5
Discus Heckel berasal dari Rio Negro Tengah Brasil. Itu tidak sampai
tahun 1904 yang lain genus Diskus digambarkan, Pellegrin menulis tentang Green Discus
Symphysodon aequifasciata aequifasciata, spesies ini ditemukan di Danau Tefe dan saluran air Amazon di Peru. Ada dua jenis lain dari discus
tercatat, Brown Discus Symphysodon aequifasciata axelrodi, dan Discus Blue Symphysodon aequifasciata haraldi. Hal ini tidak disetujui belum, apakah ini
sebenarnya adalah spesies yang berbeda atau hanya hasil penangkaran antara spesies yang dicatat asli
6
. Semua ikan diskus ditemukan di sungai Sungai Amazon. Sekarang telah
disepakati bahwa diskus dapat ditemukan dalam tiga jenis saluran air Amazon, air putih Amazon Upper, air hitam Rio Negro, dan air jelas dari Amazon Bawah.
5
anonim, www.o-fish.com, 20 oktober 2012
6
http:www.thesummitdiscusfarm.com 20 oktober 2012
12
Sebagian besar mengkajinya ditemukan di daerah air hitam, mereka juga akan mendiami danau banjir di bank dimana air sangat lembut dan asam. Suhu
perubahan sangat sedikit air dalam siklus hari 24 jam, biasanya tetap sekitar tanda F 80 derajat, ini adalah membuat pH tetap konstan juga. diskus ini mendapatkan
nama umum dari bentuk tubuhnya, mereka telah mengembangkan tubuh, bulat pipih untuk membantu mereka bersembunyi di vegetasi air dan akar pohon
terendam
7
Diskus dikenal dengan sebutan the king of aquarium cukup digemari oleh hobiis ikan hias baik didalam negeri ataupun di luar negeri. dengan banyaknya
peminat ikan hias yang menggemari ikan ini, membuat harga ikan ini terbilang cukup mahal. Semakin banyak penggemar ikan diskus kontes ikan diskus kerap
digelar dan diikuti oleh banyak peserta Lesmana dan Daelami, 2009. Ikan diskus memiliki fekunditas antara 100-300 butir telur. Ikan ini banyak diminati oleh
konsumen ikan hias karena warna serta bentuk tubuh yang indah. Karena itu pula permintaan akan ikan diskus terus berjalan baik untuk pasar lokal maupun ekspor.
Ikan Diskus seringkali dianggap susah untuk dibudidayakan, tetapi sesungguhnya ikan ini tidak menimbulkan terlalu banyak masalah seandainya
dapat menciptakan kondisi lingkungan yang baik dan memberikan pakan yang cocok. Ikan diskus adalah ikan yang berkelompok pada saat belum dewasa tetapi
apabila ikan sudah mencapai dewasa ikan akan berpasangan antara jantan dan betinanya Lambert, 2009
Diskus termasuk ikan hias air tawar yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan, terutama perubahan sifat airnya. Jika lingkungan tidak cocok, diskus
menjadi kurang nafsu makan dan bila mengalami gangguan pencernaan terkadang akan mengeluarkan kotoran berlendir putih. Untuk pemijahan, air sebaiknya
bersifat asam dengan kesadahan rendah. Kandungan oksigen dapat ditingkatkan dengan aerasi menggunakan aerator ataupun blower. Kondisi air yang disukai
diskus adalah yang mengandung asam humus atau tannin. Untuk itu, kedalam wadah pemeliharaan dilarutkan tanah humus yang mengandung asam humus yang
bersifat lunak atau dengan merendam sabut kelapa yang banyak mengandung
7
http:perikanannews.blogspot.com201011asal-usul-ikan-diskus.html 20 oktober 2012
13
tannin sehingga air menjadi asam. Air dari kedua rendaman tersebut harus diukur derajat keasamannyadengan menggunakan pH meter, jika tingkat keasaman sudah
tercapai maka tanah humus atau sabur kelapa dikeluarkan Lesmana dan Daelami 2009.
Ciri-ciri ikan diskus secara umum antara lain sebagai berikut :
Bentuk badan pipih dan seperti lingkaran jika dilihat dari samping.
Pola warna disepanjang tubuhnya berupa gari-garis pendek dengan warna garis berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.
Ada empat spesies diskus yang dibudidayakan antara lain Heckel Discus, Brown Discus, Green Discus dan Blue Discus
. Suhu yang baik untuk memeliharaan diskus berkisar 25-30
O
C. Sementara kisaran kualitas air seperti keasaman pH cukup lebar sekitar 5-6, 5 dan kekerasan air lunak antara 3-5
O
dH.
Gambar 2
. Beberapa jenis ikan diskus Symphosodon sp
8
.
2.1.1.1. Pemeliharaan Induk
Pemijahan ikan diskus dimulai dengan seleksi induk, dengan ciri-ciri antara lain tidak cacat, sehat, tampak aktif, bentuknya proporsional, ukurannya
terbesar diantara kelompok umurnya, gemuk, mulut relatif besar, dan berumur lebih dari setahun. Usaha pembenihan ini dimulai dari pemeliharaan induk untuk
mencapai kematangan gonad, kemudian dilanjutkan dengan proses pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva hingga pendederan. Induk ikan diskus dapat
dibedakan antara jantan dengan betina berdasarkan tanda-tanda pada tubuhnya.
8
www.indofishtrade.com 20 oktober 2012
14
Tabel 4
. Perbedaan Induk Jantan dan Induk Betina pada Ikan Diskus
9
No Bagian yang diamati
Ikan Jantan Ikan Betina
1 Alat kelamin
Runcing Lebar dan bulat
2 Bentuk bibir
Bibir atas lebih menonjol
Simetris dan sama besar antara bibir atas dan bawah
3 Bentuk hidung
Bentuk agak bengkok Bentuk lurus
4 Bentuk sirip dubur
Bentuk lurus Bentuk bulat
5 Pola warna
Cerah dan menyebar ke seluruh tubuh
Sedikit warna pada wajah dan badan
Pemeliharaan calon induk ikan diskus dilakukan dengan mencempurkan ikan jantan dan betina pada satu akuarium ukuran cm. Induk dibiarkan memilih
pasangannya sendiri dalam kelompok calon induk. Bila sudah tampak berpasangan dengan terus berenang bersama maka pasangan induk tersebut dapat
dipisahkan dari kelompoknya. Pakan untuk induk dapat berupa pakan alami cacing darah dan jentik nyamuk atau pakan buatan pakan seperti pelet khusus
untuk diskus.
2.1.1.2. Pemijahan dan Pemeliharaan Larva
Pemijahan induk dilakukan per pasang pada akuarium. Sarang telur biasanya dibuat dari potongan paralon atau sarang buatan yang terbuat dari tanah
liat yang diletakkan di pojok atau tengah akuarium pada posisi berdiri. Seperti halnya ikan lain, induk diskus pun akan membersihkan sarangnya sebelum
meletakkan telur-telurnya. Induk ikan diskus bersifat parental care dimana telur dan larva yang
dihasilkannya akan dirawatdiasuh. Sehingga telurnya tidak dapat dipisahkan dari induknya dan dibiarkan menetas dalam wadah pemijahan. Telur-telur tersebut
akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Larva ini akan terus menempel pada induknya hingga berumur seminggu. Biasanya larva akan berenang setelah
berumur seminggu. Selanjutnya larva akan ’menyusu’ pada induknya dengan
9
http:zonaikan.wordpress.com20120808budidaya-ikan-diskus-symphisodon-spp 20 oktober 2012
15
memakan lendir yang terdapat pada tubuh induknya. Walaupun ikan ini bersifat merawat telur dan anaknya tapi ada juga induk yang memakan telur-telurnya.
Sementara larva yang sudah berenang tidak ikut dimakan. Olah karena itu, biasanya peternak memberi sekat untuk membatasi induk dengan telurnya. Pakan
untuk larva ikan diskus berasal dari induknya, namun akan lebih baik lagi jika ditambahkan naupli Artemia atau kutu air saring. Bila larva sudah pisah dari
induk, pakannya dapat diganti dengan kutu air besar. Diskus berumur sebulan atau lebih bisa diberi pakan cacing sutera, cacing darah, jentik nyamuk atau pakan
buatan jika ikan sudah dewasa. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari. Untuk menjaga kualitas air dilakukan pergantian air atau siphon setiap 1-2
hari sekali sebanyak sepertiga atau setengah volume air. Ukuran 4 cm atau berumur sekitar 3 bulan mulai dapat dipanen dan dijual. Pembesaran ikan diskus
umumnya dilakukan di akuarium. Pemberian pakan berupa pakan alami seperti Daphnia
kutu air dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari. Untuk menjaga kualitas air, minimal 2 hari sekali dilakukan penyiphonan
10
.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang menganalisis tentang ikan hias sudah banyak dilakukan, diantaranya berjudul Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan Hias Air
Tawar Budi Fish Farm, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor oleh Agustika 2009. Dari hasil penelitian dilihat dari aspek teknis menunjukan bahwa
perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam persiapan pengadaan ikan hias dari petani maupun dalam proses produksinya; dari aspek manajemen menunjukan
perusahaan menggunakan struktur organisasi yang sederhana akan tetapi mampu menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan kewajibannya; aspek social
melihat sejauh mana keluhan dari masyarakat sekitar lokasi usaha terhadap kegiatan perusahaan. Aspek pasar menunjukan peluang yang masih terbuka lebar
untuk bisnis ikan hias ini. Hal tersebut dapat dilihat dari data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Hasil dari perhitungan aspek finansial menunjukan bahwa perhitungan niali NPV yang diperoleh sebesar Rp 483.160.979,00 berarti bahwa investasi yang
10
http:zonaikan.wordpress.com20120808budidaya-ikan-diskus-symphisodon-spp 20 oktober 2012
16
ditanam pada 10 tahun yang akan datang dapat memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 483.160.979,00; Net BC sebesar 2,70 artinya setiap Rp. 1,00 investasi
bersih yang dikeluarkan pada tahun ke 10 akan memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 2,70,00; dengan IRR sebesar 66 menunjukan bahwa usaha ini layak
dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat bunga sebesar 66 per tahun. Jika bunga pinjaman bank yang berlaku kurang dari nilai tersebut maka usaha ini
layak untuk dijalankan, sebaliknya jika suku bunga pinjaman bank yang berlaku lebih besar dari 66 per tahun berarti usaha ini tidak layak untuk dijalankan.
Rohmawati 2010, meneliti tentang Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan
Bogor Utara, Kota Bogor
.
Pada penelitian ini diperoleh berdasarkan aspek teknis menunjukkan bahwa perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam tersediaan
bahan baku dalam pengadaan atau ketersediaan induk ikan hias air tawar aspek manajemen menunjukan perusahaan menggunakan struktur organisasi berbentuk
garis dan cukup sederhana dan mampu menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan kewajibannya.
Aspek Hukum menunjukkan Arifin Fish Farm dapat digolongkan dalam usaha perorangan karena modal usaha yang digunakan berasal dari satu orang dan
berperan sebagai pemilik perusahaan. Aspek pasar menunjukkan potensi terhadap ikan hias air tawar memiliki potensi untuk dikembangkan, oleh sebab itu dilihat
dari permintaan. Tingginya permintaan eksportir dan pedagang pengumpul terhadap ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm yaitu untuk Black Ghost
sebesar 20.000 ekor, dan Ctenopoma sebesar 159.000 ekor, sedangkan permintaan Patin sebesar 8.260,000 ekor per tahun. Sehingga permintaan yang terpenuhi oleh
perusahaan hanya sebesar 13.545 ekor Black Ghost, 151.900 ekor Ctenopoma, dan 6.693.750 ekor Patin.
Hasil Perhitungan aspek finansial pada usaha ikan hias air tawar rencana pengembangan dengan lahan 800 m2 menunjukan bahwa perhitungan nilai NPV
yang diperoleh sebesar Rp 2.039.639.749,00, nilai Net BC diperoleh sebesar 4,08, nilai IRR sebesar 60 persen, payback period sebesar 2,03, nilai manfaat
bersih yang diperoleh sebesar Rp 434.591.902,00. Hasil perhitungan analisis sensitivitas usaha rencana pekembangan lahan 800 m
2
terhadap penuruanan harga
17
penjualan menunjukkan usaha ini masih tetap layak untuk dilanjutkan. Penurunan harga jual ikan hias sebesar 20 persen per tahun menghasilkan NPV Rp
1.125.203.260,00 ; Net BC sebesar 2,43 dan IRR sebesar 34 persen. sedangkan penurunan sebesar 30 persen, menghasilkan NPV sebesar 667.985.016,00; Net
BC sebesar 1,79 dan IRR sebesar 24 persen. Dharmika 2009, meneliti tentang Analisis Kelayakan Usaha Bunga
Potong Krisan di Pri’s Farm Cinagara, Cirejuk, Kabupaten Bogor. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa Pri’s Farm salah satu perusahaan yang memproduksi
bunga potong kristan yang sangat digemari dan banyak diproduksi. Pris’ Farm
merencanakan untuk mengembangkan usahanya dengan meningkatkan kapasitas produksi dengan penambahan green house pada lahan yang ada. Hal ini
merupakan salah satu alternatif yang dapat diambil utnuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yaitu dengan memproduksi yang masih kurang
untuk memenuhi permintaan konsumen. Berdasarkan dari hasil analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek sumberdaya perusahaan, aspek manajemen, dan aspek
sosial, usaha ini layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Sehingga permintaan konsumen akan terpenuhi oleh produksi kebun Pri’s Farm. Penilaian rencana
pengembangan bisnis ini menggunakan tiga skenario. Hasil dari perhitungan cashflow didapatkan nilai NPV untuk skenario I
yaitu sebesar Rp 1.117.985,71,00 ; skenario II sebesar Rp 473.396.179,8,00 ; dan skenario III sebesar Rp 1.018.640.378,00 yang berarti bahwa pendapatan bersih
yang diperoleh selama umur proyek ini dijalankan akan memperoleh laba bersih sebesar Rp 1.117.985,71,00 ; Rp 473.396.179,8,00 ; dan Rp 1.018.640.378,00
dengan memperhitungkan nilai waktu uang dalam jangka waktu 10 tahun atau selama umur proyek berjalan.
Penelitian mengenai Kelayakan Finansial Pembenihan dan Pendederan Ikan Nila Wanayasa pada Kelompok Pembudidaya Mekarsari Desa Tanjungsari,
Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta oleh Irianni 2006 bertujuan menganalisis Keuntungan usaha, menganalisis kelayakan investasi yang
ditanamkan dan menganalisis sensitivitas usaha terhadap perubahan harga factor produksi, dalam hal ini adalah pakan.
18
Kelayakan usaha dan sensitivitas dinilai berdasarkan kriteria investasi yang terdiri dari NPV, Net BC, dan IRR. Hasil analisis yang diperoleh bahwa
niali NPV sebesar Rp 225.116.401,83,00 nilai BC diperoleh sebesar 19,38 dan niali IRR sebesar 707. Hasil analisis sensitivitas dengan metode switching value
diperoleh bahwa usaha masih layak dijalankan dengan adanya peningkatan harga pakan sampai batas kenaikan sebesar 800,91, karena nilai NPV sama dengan
nol, Net BC sama dengan 1, sedangkan IRR sama dengan tingkat suku bunga. Nugroho 2008 dalam penelitian yang berjudul Analisis Finansial Ikan
Hias Air Tawar pada Usaha Heru Fish Farm di Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor menjelaskan dari hasil penelitian menunjukan Heru
Fish Farm merupakan salah satu dari banyak pembudidaya yang masuk dalam anggota pembudidaya ikan hias air tawar “Mina Tangkar” pada tahun 2006
mendapatkan gelar juara pertama se-Kabupaten dan juara II tingkat Propisi Jawa Barat. Tenaga kerja yang terdapat pada usaha Heru Fish Farm terdiri dari atas
tenaga kerja tetap. Heru Fish Farm dikelola oleh empat orang yang terdiri atas satu orang pemimpin Heru Fish Farm, satu orang Manajer dan dua orang
karyawan produksi. Alur kegiatan usaha ikan hias air tawar Heru Fish Farm dengan melakukan pemijahan, pendederan, pembesaran.
Hasil analisis dari usaha ikan hias air tawar Heru Fish Farm setelah dilakukan pengembangan perluasan lahan. Nilai RC diperoleh sebesar 4,64,
payback period sebesar 0,44 tahun, BEP nilai produksi tercapai pada saat hasil
produksi sebesar Rp 83.608.057,90,00 serta ROI sebesar 228,05. Total biaya, penerimaan dan keuntungan yang diperoleh Heru Fish Farm yaitu sebesar Rp
122.712.850,37,00, penerimaan yang diperoleh Rp. 569.600.000,00 sehingga besarnya keuntungan yang diperoleh adalah Rp 446.887.149,63,00. Tambahan
biaya sebesar Rp 74.750.000,00 diperoleh dengan melakukan pinjaman dari bank. Analisis kriteria investasi Heru Fish Farm dilakukan dengan dua skenario, dimana
skenario pertama modal yang digunakan adalah modal sendiri dan skenario kedua modal berasal dari pinjaman bank sebesar Rp. 74.750.000,00 dengan tingkat suku
bunga sebesar 10,8 per tahun. Wijayanto 2005 penelitiannya yang berjudul Analisis Kelayakan
Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Kolam Air Deras, studi kasus di MN Fish
19
Farm , Kabupaten Subang. Dari penelitian ini menunjukan hasil perhitungan
diperoleh bahwa usaha pembesaran ikan mas air deras MN Fish Farm layak pada tingkat diskonto 6 persen dengan modal sendiri.
Hasil yang didapat adalah NPV sebesar Rp. 823.606.812,00 dengan Net BC sebesar 3,06 dan IRR sebesar 26 persen serta pengembalian modal MPI
selama 4 tahun 6 bulan. Proyek ini menghasilkan keuntungan bersih sekarang yang positif, pengeluaran sebesar Rp 1,00 menghasilkan manfaat sebesar Rp 3,06
dan tingkat pengembalian internal dari proyek lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku. Selain dengan skenario satu, ini dilakukan analisis dengan
perubahan skenario yaitu dengan modal sebagian berasal dari pinjaman bank Skenario II. Pada Skenario II tingkat diskonto yang digunakan adalah 6 dan 15
persen. Hasil yang diperoleh dengan suku bunga 6 persen adalah NPV sebesar Rp 682.145.459,00, Net BC 4,41 dengan IRR sebesar 32 persen dan PMI 5 tahun 1
bulan. Usaha ini masih layak untuk dilaksanakan dengan Skenario II pada tingkat suku bunga sebrsar 6 persen, pelaksanaan usaha dengan modal pinjaman dari bank
lebih layak untuk dilaksanakan. Pada tingkat suku bunga 15 persen dengan modal sebagian berasal dari pinjaman bank hasil yang diperoleh adalah NPV sebesar Rp
324.433.731,00, Net BC sebesar 2,62 dengan sebesar IRR 22 persen dan MPI 6 tahun 1 bulan. Nilai NPV positif dan Net BC lebih besar dari pengeluaran,
sedangkan nilai IRR sebesar 22 persen menunjukan bahwa usaha tersebut akan dapat mengembalikan pinjaman beserta bungunya karena pengembalian internal
usaha tersebut lebih besar dari suku bunga kredit yang berlaku yaitu 15 persen. Analisis sensitivitas dilakukan pada penurunan harga output sebesar 5,65, 11,11
dan 16,67 persen, serta kenaikan harga input benih sebesar 30,4 persen dan harga input pakan sebesar 7,91 persen. Usaha masih layak apabila terjadi kenaikan harga
benih sebesar 30,4 persen, kenaikan harga pakan sebesar 7,91 persen, penurunan harga output sebesar 5,56 persen dan kenaikan suku bunga menjadi 15 persen.
Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi penelitian dalam analisis kelayakan usaha apakah komuditas ikan diskus ini layak atau tidak untuk
dilakukan dengan melihat suku bunga discount rate yang berlaku. perbedaan penelitian ini adalah tempat perusahaan dan komoditas yang diproduksi. Dari
penelitian terdahulu memberikan masukan bagi penulis mengenai sejauh mana
20
penelitian sebelumnya mengenai analisis finansial dan analisis non finansial. Hal ini memeberikan gambaran bagi penulis dengan topik kelayakan usaha. Selain itu,
dari penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan non finansial yang ingin dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial
ekonomi, sehingga dapat menjadi acuan bagi penulis untuk melakukan kajian tentang kelayakan usaha ikan diskus di Vizan Farm.
21
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha