koperasi dalam peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing; 3 menghasilkan produk bermutu dan berorientasi pasar domestik maupun ekspor;
4 berbasis bahan baku domestik; 5 substitusi impor, serta 6 agribisnis dan agroindustri Syaukat, 2002.
Menurut Haryadi 1998, ada lima 5 aspek yang berkaitan erat dengan perkembangan usaha kecil, yaitu aspek pemasaran, produksi, ketenagakerjaan,
kewirausahaan dan akses kepada pelayanan. Dalam aspek pemasaran, tujuan dan orientasi pasar penting bagi perkembangan suatu usaha, karena akan menentukan
pilihan-pilihan strategi adaptasi yang akan diambil dalam mengatasi kendala- kendala yang akan dihadapi, khususnya yang berkaitan dengan struktur pasar
bahan baku produk. Peran pemerintah sangat diharapkan dalam meningkatkan stabilitas kinerja
UKM di Indonesia. Pemerintah telah membangun gedung pusat promosi KUKM yang diberi nama SMEsCO Small Medium Enterprise Company Promotion
Center atau gedung SPC sejak tahun 2004 dalam rangka mengembangkan dan
memudahkan kegiatan promosi produk KUKM di tingkat nasional maupun internasional.
2.2 Industri Perikanan
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan UU Perikanan No. 45 Tahun 2009. Industri Perikanan
merupakan industri yang menggunakan ikan sebagai bahan baku untuk diolah melalui transformasi dan pengawetan dengan cara melakukan proses perubahan
fisik, atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Pengolahan ikan merupakan salah satu dari kegiatan perikanan yang bertujuan untuk mempertahankan ikan dari proses pembusukan, sehingga mampu
disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi. Pembusukan itu disebabkan oleh pengaruh kegiatan bakteri dan pengaruh
kegiatan enzim autolisa, yaitu proses penguraian jaringan yang berjalan dengan sendirinya setelah ikan mati, yang semakin cepat bila suhu meningkat dan
mencapai puncaknya pada suhu 37
o
C Moeljanto, 1992. Pengolahan ikan diawali dengan cara tradisional menggunakan sinar matahari, yang berfungsi untuk
meningkatkan daya simpan dengan jalan mengurangi kadar air KA. Namun, selama ini ikan tradisional masih mempunyai citra buruk di mata konsumen,
karena rendahnya mutu dan nilai nutrisi, tidak konsistennya nilai fungsional, serta tidak adanya jaminan mutu dan keamanan bagi konsumen Heruwati, 2002.
Terdapat beberapa cara pengolahan lain, yaitu pendinginan, pembekuan, pengasapan, penggaraman, pemindangan dan peragian ikan Kantor Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2000.
Komoditas perikanan diolah menjadi produk perikanan produk akhir yang dapat dikelompokkan menurut proses penanganan danatau pengolahan DITJEN
P2HP DKP, 2006 berikut : 1.
Produk hidup. 2.
Produk segar fresh product melalui proses peng-esanpendinginan. 3.
Produk beku frozen product baik mentah raw, atau masak cooked melalui proses pembekuan.
4. Produk kaleng canned product melaui proses pemanasan dengan suhu tinggi
sterilisasi dan pasteurisasi. 5.
Produk kering dried product melalui proses pengeringan alami, atau mekanis.
6. Produk asin kering dried salted product melaui proses penggaraman dan
pengeringan alami, atau mekanis. 7.
Produk asap smoked product melalui proses pengasapan. 8.
Produk fermentasi fermented product melalui proses permentasi. 9.
Produk masak cooked product melalui proses pemasakan. 10.
Surimi based product melalui leaching atau pengepresan minced.
Komoditas perikanan laut yang dapat dihasilkan di hampir seluruh wilayah Indonesia menyebabkan sentra produksi perikanan, maupun
agroindustri ikan tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.
PETA SEBARAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN
JUMLAH UPI : 505
UE : 176
AS : 412
RUSIA : 113
KANADA : 76
KOREA SELATAN : 412
VIETNAM : 76
CHINA : 220
Sumber: Nikijuluw, 2012
Gambar 1. Peta sebaran industri pengolahan ikan
2.3 Ikan Pindang