SWOT Strength, Weakness, Opportunity, and Threat. Analisis tersebut akan menghasilkan strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu.
3. Implementasi Strategi
Implementasi strategi
merupakan tahap
dimana formulasi
strategi dikembangkan secara logis ke dalam bentuk tindakan. Langkah terakhir, yaitu
kegiatan evaluasi dan pengendalian yang dimaksudkan untuk menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi hendaknya didasarkan
pada rencana yang telah disepakati sehingga tidak menyimpang dari batas- batas toleransi.
4. Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan pengendalian memiliki tiga tahap utama, yaitu 1 evaluasi faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar bagi strategi saat ini, 2
mengukur performance, dan 3 mengoreksi kesalahan yang terjadi.
2.8 Konsep Keunggulan Daya Saing
Keunggulan daya saing dapat didefinisikan sebagai kepemilikan perusahaan terhadap berbagai aset dan kompetensi dengan karakteristik spesial
seperti kemampuan dalam menciptakan strategi berbiaya rendah, merek, ataupun strategi logistik yang menjadikan perusahaan memiliki keunggulan
melebihi pesaingnya. Menurut Indrajit dan Djokopranoto 2002, keunggulan kompetitif merupakan posisi yang menjamin superioritas perusahaan di atas para
pesaingnya dalam pandangan konsumen. Sumber keunggulan kompetitif terletak pada kemampuan perusahaan untuk membedakan dirinya sendiri di mata
konsumen dari para pesaingnya keunggulan nilai dan yang ke dua adalah kemampuan perusahaan melakukan cara kerja berbiaya rendah keunggulan
produktifitas. Keunggulan daya saing merupakan gabungan dari banyaknya kreativitas di perusahaan dalam mendisain, memproduksi, memasarkan,
mengantarkan dan mendukung produknya. Perusahaan akan memiliki keunggulan daya saing jika mampu melakukan aktivitas tersebut lebih baik, atau
lebih murah dari pesaingnya.
2.9 Pengambilan Keputusan Strategik dalam Pengembangan Usaha
Perencanaan strategik Renstra merupakan proses analisis, perumusan dan evaluasi strategis yang bertujuan agar perusahaan dapat melihat secara obyektif
kondisi-kondisi eksternal dan internal untuk mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi. Renstra penting untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen dengan dukungan optimal dari sumber daya yang ada agar dapat meningkatkan daya saing Rangkuti, 2008. Menurut Umar 2003,
lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal terdiri atas peubah-peubah yang merupakan
kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan dan berada di bawah kontrol perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri atas peubah-peubah yang merupakan
peluang dan ancaman bagi perusahaan dan tidak dapat dikontrol perusahaan. Teknik perumusan strategi yang digunakan dalam membantu menganalisa,
mengevaluasi dan memilih strategi terdiri atas tiga tahap, yaitu 1 tahap mengumpulkan data input stage; 2 tahap pencocokan matching stage,
berfokus pada strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal; 3 tahap keputusan decision stage, tahap pemilihan
strategi yang terbaik dari berbagai strategi alternatif yang ada untuk diimplementasikan David, 2008.
Faktor eksternal yang dimiliki oleh suatu unit usaha meliputi peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman merujuk pada peristiwa dan tren ekonomi, sosial,
budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara
berarti di masa depan, sebagian besar di luar kendali suatu organisasi David, 2008. Menurut Jauch dan Glueck 1999, analisis eksternal adalah suatu proses
yang dilakukan oleh perencanaan strategik untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan.
Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan suatu unit usaha. Kekuatan dan kelemahan merupakan segala kegiatan dalam kendali organisasi
yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau buruk David, 2008. Menurut Jauch dan Glueck 1999 analisis internal adalah proses dimana perencanaan strategik
mengkaji pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan serta faktor
keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana letak kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Analisis SWOT merupakan salah satu alat analisis yang dapat menggambarkan secara jelas keadaan yang dihadapi oleh perusahaan. Rangkuti
2008, menyatakan analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor yang secara sistematis untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika untuk
memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan peluang yang ada dan secara bersamaan mampu meminimalkan kelemahan dan ancaman yang timbul, baik
yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Alat analisis untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan dengan menggunakan matrik SWOT,
dapat mengambarkan dengan jelas peluang dan ancaman dari luar yang dihadapi serta dapat menyesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Matrik ini menghasilkan empat set alternatif strategik, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT.
Metode Analytic Hierarchy Process AHP merupakan salah satu metode yang sangat komprehensif dalam pengambilan keputusan. Metode ini dimaksudkan
untuk dapat mengorganisasikan informasi dari berbagai keputusan secara rasional judgement agar dapat memilih alternatif yang paling disukai Saaty,
1990. Metode ini dapat membantu memecahkan masalah kualitatif kompleks dengan memakai perhitungan kuantitatif, melalui proses pengekspresian masalah
yang dimaksud dalam kerangka berpikir terorganisir, sehingga memungkinkan dilakukannya proses pengambilan keputusan secara efektif. Metode ini memiliki
keunggulan tertentu, karena mampu membantu menyederhanakan persoalan kompleks menjadi persoalan terstruktur, sehingga mendorong dipercepatnya
proses pengambilan keputusan terkait. Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks dan
tidak terstruktur, serta bersifat strategik dan dinamis melalui upaya penataan rangkaian peubahnya dalam suatu hirarki. Pengolahan data dengan metode AHP
dapat dilakukan dengan aplikasi perangkat lunak CDP V3.04 dan Expert Choice.
Keunggulan lain dari AHP, diantaranya menjelaskan proses pengambilan keputusan secara grafik, sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat
dalam proses bersangkutan. Dengan memakai metoda AHP, proses keputusan yang bersifat kompleks dapat diuraikan menjadi sejumlah keputusan lebih kecil
terbatas, sehingga dapat ditangani dengan lebih mudah. Selain itu, dalam aplikasinya, metode ini juga menguji konsistensi berbagai penilaian, khususnya
apabila terjadi penyimpangan penilaian yang terlalu jauh dari nilai konsistensi yang sempurna Marimin, 2004.
Marimin 2004 menyatakan beberapa langkah yang dilakukan dalam metode AHP adalah :
1. Penyusunan Hirarki
untuk menguraikan persoalan menjadi unsur-unsur, dalam wujud kriteria dan alternatif, yang disusun dalam bentuk hirarki.
2.
Penyusunan kriteria
untuk membuat keputusan yang dilengkapi dengan 1 uraian subkriteria dan 2 bentuk alternatif yang terkait masing-masing kriteria
tersebut untuk dipilih sebagai keputusan tercantum pada tingkatan paling bawah.
3. Penilaian Kriteria dan Alternatif
untuk melihat pengaruh strategik terhadap pencapaian sasaran, yang dinilai melalui perbandingan
berpasangan. Nilai dan definisi pendapat kualitatif berdasarkan skala perbandingan Saaty 1990 adalah seperti termuat pada Tabel 6.
4. Penentuan Prioritas
menggunakan teknik perbandingan berpasangan pairwise comparisons untuk setiap kriteria dan alternatif. Nilai-nilai
perbandingan relatif tersebut diolah dengan menggunakan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik untuk menentukan
peringkat relatif dari seluruh alternatif yang ada. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk melihat konsistensi penilaian dengan menggunakan cara
perhitungan CR Consistency Ratio.
Metode gabungan SWOT dan AHP merupakan metode yang saling melengkapi, sehingga menghasilkan strategi pengembangan usaha yang sesuai
dengan kebutuhan. Analisis SWOT dimaksudkan untuk mengidentifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan usaha dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun meminimalkan kelemahan dan
ancaman yang ada, Rangkuti, 2008. Analisis AHP digunakan untuk menetapkan prioritas pengembangan usaha pengolahan pindang ikan. Tujuan analisis adalah
untuk membantu para pengambil keputusan dalam menentukan strategi yang akan diambil dengan menetapkan prioritas dan membuat keputusan yang terbaik.
Tabel 3. Keuntungan penggunaan metode AHP No Prinsip
Penjelasan 1
Kesatuan AHP memberikan satu model tunggal yang mudah
dimengerti, dan luwes untuk aneka ragam persoalan yang tidak terstruktur
2 Kompleksitas
AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasar sistem dalam memecahkan persoalan kompleks
3 Saling
Ketergantungan AHP mencerminkan kecenderungan alami, dari pemikiran
untuk memilah-milah unsur dalam satu sistem, pada berbagai tingkat yang berlainan dan pengelompokkan
unsur-unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
4 Pengukuran
AHP menghasilkan satu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujudnya suatu metode untuk menetapkan prioritas
5 Konsistensi
AHP melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang dipakai untuk menetapkan berbagai prioritas
6 Sintesis
AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.
7 Tawar
Menawar AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari
berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi dapat memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-
tujuannya.
8 Pemilihan
Konsensus AHP tidak memaksakan konsesus tetapi mensintesiskan
suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian berbeda.
9 Pengulangan
Proses AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisinya
atas satu
persoalan dan
memperbaiki berbagai
pertimbangan, serta
pengertian melalui
berbagai pengulangan.
Tahapan metode analisis SWOT dan AHP adalah : 1 mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pengembangan unit pengolahan
pindang ikan dan 2 melakukan analisis AHP. Menurut Budiharsono 2001 tahapan metode gabungan antara SWOT dan AHP adalah sebagai berikut :
1. Analisis SWOT dilakukan dengan cara mengdentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi dalam penyusunan kebijakan. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan
peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.
2. Setelah melakukan analisis SWOT, selanjutnya melakukan analisis AHP
dengan tahapan sebagai berikut : merinci permasalahan ke dalam komponen- komponennya, kemungkinan mengatur bagian dari komponen komponen
tersebut kedalam bentuk hierarki. Hierarki yang paling atas diturunkan ke dalam beberapa kumpulan lainnya sehingga terdapat unsur-unsur yang spesifik,
atau unsur yang dapat dikedalikan dan dicapai dalam situasi konflik Saaty, 1993
III. METODE KAJIAN