Profil Usaha Pengolahan Pindang Ikan

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2012 Gambar 5. Konsumsi ikan di Kabupaten Bogor dan rataan nasional 2009 -2011

4.2 Profil Usaha Pengolahan Pindang Ikan

Pelaku usaha pengolahan pindang ikan di Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tahun 2009 pelaku usaha pengolahan pindang ikan berjumlah 31 pelaku usaha, tahun 2010 mengalami peningkatan 16,13 menjadi 36 pelaku usaha dan tahun 2011 masih terus mengalami peningkatan sebesar 19,44 menjadi 43 pelaku usaha. Dilihat dari volume produksi, tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 7,41 jika dibandingkan tahun 2010, namun jika dibandingkan volume tahun 2009 masih mengalami penurunan sebesar 16,95 Tabel 5. Usaha Pengolahan pindang ikan di Kabupaten Bogor tersebar di 16 Kecamatan yaitu Cibinong, Ciampea, Tenjolaya, Parung, Ciawi, Caringin, Cigudeg, Parung Panjang, Jasinga, Leuwiliang, Cibungbulang, Pamijahan, Citeureup, Jonggol, Cariu dan Tanjungsari Tabel 6, yang masing-masing mempunyai kapasitas produksi yang berbeda-beda dan berada dalam suatu Desakawasan yang sama. 19.36 20.95 22.15 29.08 30.48 31.64 5 10 15 20 25 30 35 2009 2010 2011 Kab. Bogor Nasional Tabel 5. Jumlah pel 2009 – 2011 No Tahun 1 2009 2 2010 3 2011 Berdasarkan ska terbagi menjadi 3 ska masing berjumlah 14, pengolahan pindang i 2008 tentang UMKM dibawah 300 juta rupi 300 juta sampai deng penjualan tahunan di umumnya usaha peng pelaku usaha skala ke dan modal usaha sehi pada hari itu juga. Na yang lebih suka men Angke, dengan alas diharapkan, walaupun ha Gambar 6. Jumlah pe usahany 5 10 15 20 25 Usah pelaku usaha pengolahan pindang ikan di Ka 2011 Jumlah Pelaku Rataan Produksi per tahun ton 31 4.387,82 36 3.392.84 43 3.644.16 skala usahanya, pengolahan pindang ikan di K skala usaha, yaitu mikro, kecil dan menengah, 14, 23 dan 6 pelaku usaha Gambar 6. Penent g ikan ini didasarkan pada Undang-Undang R M, yaitu : usaha mikro mempunyai hasil pe upiah, usaha kecil mempunyai hasil penjualan ngan 2,5 Milliar rupiah, dan usaha menengah m di atas 2,5 Milliar sampai dengan 50 Milli ngolahan pindang skala mikro mendapatkan ba kecil dan menengah, karena keterbatasan sarana ehingga hanya mampu membeli ikan secukupn amun ada beberapa pelaku usaha mikro di Ke engambil bahan baku langsung dari Muara B lasan lebih murah dan kualitas bahan baku upun harus mengeluarkan biaya transportasi, tena h pelaku usaha pengolahan pindang ikan be nya 14 23 saha Mikro Usaha Kecil Usaha Me Kabupaten Bogor, per Penyerapan Tenaga Kerja orang 4.387,82 237 3.392.84 247 3.644.16 218 Kabupaten Bogor ah, yang masing- ntuan skala usaha g RI No. 20, tahun penjualan tahunan lan tahunan antara h mempunyai hasil lliar rupiah. Pada n bahan baku dari rana penyimpanan ukupnya untuk diolah ecamatan Parung Baru atau Muara aku sesuai yang naga dan waktu. berdasarkan skala 6 ha Menengah Tabel 6. Penyebaran usaha pengolahan pindang ikan di Kabupaten Bogor, berdasarkan wilayah Kecamatan. No Kecamatan Jumlah Pelaku Usaha Rataan Produksitahun ton 1 Caringin 1 42 2 Cariu 2 31,2 3 Ciampea 3 967,2 4 Ciawi 4 36 5 Cibinong 2 174,72 6 Cibungbulang 1 180 7 Cigudeg 2 79 8 Citeureup 2 48 9 Jasinga 3 72 10 Jonggol 3 63,6 11 Leuwiliang 4 946,8 12 Pamijahan 1 192 13 Parung 6 340,8 14 Parung Panjang 3 42 15 Tanjungsari 3 6,84 16 Tenjolaya 3 507,6 Dalam menjalankan usahanya, para pengolah pindang ikan skala mikro umumnya dilakukan sendiri oleh pemilik usaha, mulai dari pengadaan bahan baku, proses pengolahan sampai dengan pemasaran. Produk yang dihasilkannya memiliki cita rasa yang khas, karena selama proses perebusan dibubuhkan rempah-rempah seperti daun salam, sereh, lengkuas, kunyit, garam sehingga rasa dan aromanya lebih menarik. Peralatan yang digunakan sangat sederhana, yaitu berupa badengkuali yang terbuat dari logam tahan karat, sehingga bisa dipakai berulang-ulang. Pembuatan pindang ikan dengan wadah badeng ini sangat ekonomis, karena tidak menggunakan besek sebagai wadah. Bahan baku yang digunakan sebagian besar ikan laut, seperti Tongkol, Cakalang, Layang, Etem dan Selar dan ikan air payau bandeng. Ada beberapa wilayah yang mengunakan ikan air tawar ikan Mas sebagai bahan baku ikan pindang yaitu di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Tanjungsari, walaupun volume produksinya sangat rendah 6,84 ton per tahun. Usaha pengolahan pindang ikan skala kecil dan menengah mempunyai banyak kemiripan, yang membedakan adalah skala usahanya. Umumnya mereka mempunyai coldstorage atau frezer, untuk menyimpan bahan baku agar tidak mengalami penurunan kualitas. Proses pengolahan produknya ada 2 dua cara, yaitu pindang badeng dan pindang beseknaya. Proses pemindangan dengan badeng biasanya digunakan untuk pengolahan bahan baku ikan Tongkol dan Bandeng. Proses pemindangan dengan beseknaya biasanya digunakan untuk pengolahan bahan baku ikan Layang, Etem, Kembung dan Selar. Usaha pengolahan pindang ikan skala kecil, umumnya mengambil bahan baku ikan 5 lima hari sekali sebanyak 1,5 ton, namun untuk usaha pengolahan pindang ikan skala menengah mengambil bahan baku setiap hari dengan rataan per hari 1,5 ton. Usaha pemindangan ikan skala kecil dan menengah melayani penjualan bahan baku, bagi para pemindang skala mikro yang ada di sekitarnya dengan sistem cash ataupun setoran dengan mengambil laba antara Rp1.000,00 sampai dengan Rp1.500,00 per kg ikan. Pelaku usaha pengolahan pindang ikan skala kecil ini, umumnya menjual produknya kepada para pengecer di pasar, namun juga menjual langsung produknya kepada konsumen. Untuk pengolah pindang skala menengah umumnya tidak melakukan penjualan produknya langsung ke konsumen melainkan melalui para pedagang besar dan pengecer di pasar, karena jumlah produknya cukup banyak, antara 1–1,5 ton per hari.

4.3 Sistem Produksi Unit Pengolahan Pindang Ikan