Gambar 10. Produk olahan pindang beseknaya cue
4.4 Kelayakan Pengembangan Usaha Pengolahan Pindang Ikan
Analisis kelayakan usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil
analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Analisis kelayakan mencakup beberapa aspek diantaranya aspek teknis, keuangan
dan sosial ekonomi. Analisis ini dilakukan untuk membantu para pelaku usaha pengolahan pindang skala mikro, kecil dan menengah untuk mengembangkan
usahanya.
4.4.1 Aspek Teknis
Untuk melihat kelayakan unit usaha pengolahan pindang ikan dari aspek teknis diperlukan pembahasan mengenai hal-hal berikut :
1. Bangunan
Pengolah pindang ikan skala mikro, umumnya tidak mempunyai bangunan khusus untuk memproduksi pindang ikan, namun menyatu
dengan rumah, kadang berada di teras belakangsamping rumah. Untuk unit pengolahan pindang ikan skala kecil dan menengah umumnya sudah
mempunyai bangunan khusus untuk pengolahan pindang ikan. Bangunan terdiri dari cold storage atau tempat frezzer, gudang penyimpanan besek,
gudang garam, dan ruang produksi. Walaupun semua unit pengolahan
pindang ikan belum mempunyai Sertifikat Kelayakan Pengolahan SKP dan SOP, namun telah nampak adanya upaya untuk menerapkan sanitasi
dan higienis, hal ini terlihat dari lantai yang sudah di plester, sehingga air bekas cucian dengan mudah mengalir. Namun masih perlu perbaikan-
perbaikan.
2. Peralatan
Pengolahan pindang ikan merupakan salah satu produk olahan yang pengolahannya cukup sederhana sehingga peralatan yang digunakan juga
cukup sederhana. Peralatan yang digunakan untuk membuat pindang ikan adalah badeng, bak perebusan, bak untuk pencucian, serok untuk
membersihkan busa pada air rebusan, keranjang dan meja produksi. Peralatan yang mudah berkarat seperti bak perebusan, badeng, dan meja
produksi terbuat dari stainless stell, sehingga dapat bertahan lama.
3. Bahan Baku
Bahan baku merupakan faktor penting dalam keberlanjutan suatu industri. Sebelum memulai usaha, perlu dilakukan analisis tentang
ketersediaan bahan baku. Berdasarkan studi di lapangan sampai saat ini bahan baku pengolahan pindang ikan di Kabupaten Bogor masih tersedia
dengan cukup. Hal ini bisa terjadi karena, walaupun Kabupaten Bogor tidak mempunyai laut, namun berdekatan dengan gudang ikan beku
Nasional yang berada di Muara Baru dan Muara Angke. Biasanya ikan didatangkan dari pelabuhan perikanan di seluruh Indonesia saat musim
ikan. Di wilayah Kabupaten Bogor, juga tersedia distributor ikan laut beku yang mempunyai cold storage dengan kapasitas sekitar 1000 ton.
4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terlibat dalam pengolahan pindang ikan, umumnya tidak perlu memiliki ketrampilan khusus, sehingga tersedia di
lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil survey lapangan, diperoleh
keterangan bahwa pada umumnya tenaga kerja dibayar borongan dengan upah Rp200-300 per kg.
5. Teknologi
Proses pengolahan pindang ikan menggunakan teknologi sederhana karena dalam proses pemindangan belum menggunakan mesin-mesin dan
peralatan canggih. Teknologi pengolahan pindang ikan bersifat tradisional, sebagian besar dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan
sekitar.
6. Teknik Produksi
Pindang ikan merupakan salah satu produk olahan tradisional hasil perikanan yang merupakan gabungan dari penggaraman dan perebusan
sehingga memberikan rasa yang khas. Tahapan pembuatan pindang ikan meliputi penerimaan bahan baku, sortasi ukuran, jenis dan tingkat
kesegaran, penyiangan, pencucian, penyusunan pada besekbadeng, perebusan, penirisan dan distribusi. Prosesnya cukup sederhana, sehingga
bisa dilakukan oleh semua orang.
7. Pemasaran
Pindang ikan merupakan sumber protein yang harganya relatif murah dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Pindang ikan sampai saat
ini, sebagian besar dipasarkan di pasar tradisional walaupun ada beberapa yang sudah masuk supermarket Giant dan Carfour. Permintaan pindang
ikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari volume produksi tahun 2011 yaitu 4.388 ton mengalami
peningkatan sebesar 7,41 jika dibandingkan tahun 2010 yaitu 3.393 ton. Permintaan pindang ikan yang semakin meningkat ini seiring dengan
laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang terus meningkat dari 5,09 tahun 2010 menjadi 5,70 tahun 2011 dan peningkatan jumlah
penduduk dari 4.477 ribu jiwa tahun 2009 menjadi 4.771 ribu jiwa tahun 2010.
4.4.2 Aspek Keuangan