konsumen, pelangan yang baik akan merekomendasikan ke kerabat dekatnya. Dengan menjaga hubungan yang baik dengan pemasok
bahan baku dan pelanggan, diharapkan usaha dapat berjalan dengan baik.
g. Mengajukan kredit untuk memperbaiki sarana dan prasarana
produksi W1,W3,W4, T1,T2,T4
Strategi ini memfokuskan pada pengelolaan kelemahan yang dimiliki untuk mengatasi berbagai macam ancaman yang dimiliki
seperti kesadaran masyarakat mengenai kualitas, tingkat persaingan usaha, bahan baku musiman dan tingkat suku bunga yang tinggi.
Dengan menambah modal untuk memperbaiki sarana dan prasarana produksi diharapkan dapat memperbaiki mutu produk dan mampu
bersaing dengan produk sejenis.
h. Memperbaiki mutu produk dan memanfaatkan limbah menjadi
produk lain W1,W3,T1, T2,T3
Memperbaiki mutu produk dan memanfaatkan limbah menjadi produk lain merupakan salah satu strategi yang diperlukan dalam
mengelola kelemahan yang dimiliki, untuk mengatasi berbagai macam ancaman. Mengingat kesadaran masyarakat yang semakin meningkat
mengenai pentingnya mutu produk. Dengan memanfaatkan limbah produksi menjadi produk lain dapat meningkatkan pendapatan
sehingga mampu bersaing dengan usaha sejenis yang ada di masyarakat.
4.6.3 Penetapan Prioritas Unsur Faktor, Sub faktor dan Alternatif Strategi
Hasil identifikasi komponen SWOT yang selanjutnya menghasilkan 4 empat strategi yang tersusun dalam suatu hirarki strategi pengembangan usaha
pengolahan pindang ikan skala mikro, kecil dan menengah di Kabupaten Bogor yang selanjutnya dianalisis menggunakan AHP.
a. Analisis Prioritas Faktor
Hasil AHP memperlihatkan bahwa dari keempat komponen SWOT, komponen peluang dengan bobot 0,398 merupakan prioritas utama yang
dipilih responden dalam upaya pengembangan usaha pengolahan pindang ikan skala mikro, kecil dan menengah di Kabupaten Bogor. Prioritas
berikutnya adalah komponen kelemahan dengan bobot 0,301 yang kemudian diikuti oleh komponen kekuatan dan ancaman, masing-masing dengan bobot
0,216 dan 0,086 Gambar 12
Gambar 12. Analisis prioritas faktor terhadap tujuan
Hal ini menunjukkan bahwa dalam upaya pengembangan usaha pengolahan pindang ikan di Kabupaten Bogor, komponen peluang merupakan
faktor yang dinilai paling berperan, kemudian kelemahan, kekuatan dan ancaman. Dengan memanfaatkan peluang yang ada, memperbaiki semua
kelemahan yang dimiliki dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki diharapkan dapat menangkal semua ancaman yang akan terjadi sehingga
usaha pengolahan pindang ikan dapat berkembang dengan pesat.
b. Analisis Prioritas Subfaktor
Selain prioritas faktor terhadap tujuan, maka terdapat pula prioritas subfaktor terhadap keempat komponen SWOT. Subfaktor pada komponen
kekuatan Gambar 13 memperlihatkan bahwa dari keempat subfaktor, maka harga jual kompetitif merupakan prioritas utama dengan bobot 0,559 dalam
memanfaatkan kekuatan untuk pengembangan usaha pengolahan pindang ikan. Prioritas berikutnya adalah jaringan pemasaran sederhana dengan bobot
0,204. Kemudian manajer adalah pemilik usaha dan lokasi usaha berdekatan
dengan pasar, yang masing-masing mempunyai bobot 0,147 dan 0,089 Gambar 13
Maka dari itu dalam pengembangan usaha pengolahan pindang ikan harga jual harus diperhatikan, jangan sampai harganya terlalu tinggi diatas
kemampuan daya beli masyarakat.
Gambar 13. Analisis prioritas subfaktor terhadap faktor kekuatan
Gambar 14 memperlihatkan bahwa prioritas utama subfaktor pada faktor kelemahan yang perlu mendapatkan perhatian dan segera dilakukan
perbaikan adalah mutu produk yang belum stabil dengan bobot 0,577. Prioritas kedua adalah kemampuan SDM terbatas dengan bobot 0,207 yang
selanjutnya prioritas ketiga dan keempat adalah penanganan limbah belum optimal dan akses permodalan lemah yang masing-masing mempunyai bobot
0,141 dan 0,074. Gambar 14
Gambar 14. Analisis prioritas subfaktor terhadap faktor kelemahan
Dari hasil analisis AHP, prioritas subfaktor pada komponen peluang Gambar 15 memperlihatkan bahwa dari keempat subfaktor, maka
permintaan meningkat merupakan prioritas utama dengan bobot 0,646. Prioritas berikutnya adalah tren konsumsi masyarakat yang semakin
meningkat dengan bobot 0,175. Kemudian dukungan pemerintah dan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat mendapat prioritas ke tiga
dan keempat, masing-masing mempunyai bobot 0,099 dan 0,079.
+ ,
, ,
-. ,
, ,
Gambar 15. Analisis prioritas subfaktor terhadap faktor peluang
Prioritas subfaktor
pada komponen
ancaman Gambar
16 memperlihatkan bahwa dari keempat subfaktor, maka bahan baku musiman
merupakan prioritas utama dengan bobot 0,453. Prioritas berikutnya adalah tingkat persaingan usaha dengan bobot 0,310. Kemudian kesadaran
masayarakat mengenai kualitas yang semakin meningkat dan fluktuasi harga bahan baku ikan mendapat prioritas ke tiga dan keempat, masing-masing
mempunyai bobot 0,160 dan 0,077.
Gambar 16. Analisis prioritas subfaktor terhadap faktor ancaman
c. Analisis dan Rekomendasi Prioritas Strategi Pengembangan Usaha