Identifikasi Kepentingan dan Pengaruh Stakeholder
Adapaun fungsi BPMPT dalam pengelolaan air tanah adalah sebagai berikut: 1.
Penyusunan rencana dan program kerja dibidang penyelenggaraan pelayanan perizinan
2. Perumusan dan penyusunan kebijakan teknis dibidang penyelenggaraan
pelayanan perizinan 3.
Pembinaan penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan 4.
Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama proses pelayanan perizinan 5.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap perusahaan pemanfaat air tanah
D. Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral DPESDM Pengelolaan air tanah dilakukan oleh pejabat DPESDM bidang air tanah dan
geologi lingkungan. Fungsi DPESDM dalam pengelolaan air tanah adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana dan program kerja bidang air tanah
2. Pengkajian bahan perumusan kebijakan teknis, koordinasi, pembinaan dan
evaluasi di bidang air tanah 3.
Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas di bidang konservasi, dan pendayagunaan air tanah
4. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian teknis operasional di bidang air
tanah seperti uji geolistrik untuk menentukan potensi air tanah sebagai dasar penentuan batas jumlah debit air yang boleh dimanfaatkan
5. Penyelenggaraan pengelolaan air tanah
6. Pelaksanaan pengembangan konservasi air tanah
7. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam pengelolaan air tanah
8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan air tanah
Tingkat kepentingan dan pengaruh DPESDM dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah sangat tinggi. Fungsi DPESDM adalah sebagai penentu
perumusan kebijakan teknis, koordinasi, pengawasan, pembinaan dan evaluasi di bidang air tanah. DPESDM juga berperan dalam pengawasan pemanfaatan air
tanah yang dilakukan perusahaan, pengawasan konservasi serta perhitungan NPA. Apabila terjadi pelanggaran, DPESDM berwenang memberikan peringatan tertulis
dan penghentian sementara seluruh kegiatan pengambilan air tanah. Sementara itu tingkat pengaruh DPESDM yang tinggi memungkinkan DPESDM untuk
merumuskan arah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. E. Badan Lingkungan Hidup BLH
BLH mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup. Bidang yang terlibat dalam pengelolaan
dan pemanfaatan air tanah adalah sub bidang analisis dampak lingkungan serta sub bidang lahan, hutan, dan tata air. Sub bidang analisis dampak lingkungan
memiliki fungsi sebagai berikut: 1.
Penyusunan rencana dan program kerja sub bidang analisis dampak lingkungan
2. Penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan evaluasi
analisis dampak lingkungan 3.
Pelaksanaan penilaian analisis dampak lingkungan dan penilaian bahan penerbitan rekomendasipengesahan analisis dampak lingkungan
4. Pelaksanaan pemeriksaan UKL-UPL dan SPPL
5. Pelaksanaan penerbitan rekomendasipengesahan UKL-UPL, dan SPPL
6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi analisis dampak lingkungan
7. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi implementasi UKLUPL dan SPPL
8. Penyusunan bahan kajian analisis resiko lingkungan
9. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam pengelolaan air tanah
Sub bidang pengendalian kerusakan lahan, hutan, dan tata air dalam menjalankan tugas pokoknya memiliki fungsi:
1. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan kebijakan
teknis pengendalian kerusakan tata air 2.
Penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan evaluasi di bidang pengendalian kerusakan tata air
3. Pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis dan fasilitasi mitigasi bencana
4. pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pencegahan kerusakan tata air
5. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan atas pengendalian dan
pencegahan kerusakan tata air 6.
pelaksanaan penetapan kawasan lindung
7. pelaksanaan koordinasi pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi lahan pasca
pengambilan air tanah 8.
pelaksanaan koordinasi dan kerjasama 9.
pelaksanaan monitoring dan evaluasi Tingkat kepentingan dan penggaruh BLH dalam pengelolaan dan
pemanfaatan air tanah tergolong tinggi. BLH memiliki kepentingan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah berbagai bentuk potensi kerusakan
lingkungan. Peran BLH dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah dilibatkan dalam proses perizinan dan pengawasan. Adapun peran BLH dalam proses
perizinan adalah sebagai salah satu instansi yang memberikan rekomendasi dalam pembuatan SIPA. Rekomendasi diberikan oleh BLH setelah pengkajian dokumen
UKL-UPL dan AMDAL yang diajukan oleh perusahaan pemohon izin. BLH akan menerbitkan surat rekomendasi apabila dokumen UKL-UPL dan AMDAL yang
diajukan perusahaan telah memenuhi persyaratan. Tingkat pengaruh yang tinggi terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air
tanah memungkinkan BLH untuk merumuskan arah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang berbasis kelestarian lingkungan. Dalam waktu dekat
ini BLH sedang menggodok rancangan kebijakan Imbal Jasa Lingkungan IJL. IJL merupakan konsep yang dikembangkan untuk mewajibkan perusahaan
melakukan konservasi berbasis hulu-hilir. Pengelolaan IJL melibatkan peran masyarakat lokal, yaitu melalui gabungan kelompok tani yang berada di wilayah
hulu-hilir perusahaan pemanfaat air tanah di Kecamatan Cidahu. F. Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP
Satpol PP mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah dibidang ketentraman dan ketertiban umum, penegakan
peraturan daerah dan peraturan pelaksanaanya, peraturan perundang-undangan lain serta perlindungan masyarakat. Peran Satpol PP dalam pengelolaan dan
pemanfaatan air tanah adalah upaya penegakkan Perda Kab. Sukabumi No. 14 Tahun 2010 tentang Air Tanah.
Tingkat kepentingan Satpol PP dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tergolong rendah. Satpol PP tidak memiliki fokus khusus terhadap
pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Satpol PP hanya berfungsi sebagai pelaksana tugas penertiban pelanggaran undang-undang. Sementara itu
tingkat pengaruh Satpol PP cukup tinggi. Satpol PP bekerjasama dengan DPESDM melaksanakan kebijakan penertiban perusahaan yang melakukan
pelanggaran. Salah satu contoh peran Satpol PP adalah melakukan penyegelan perusahaan yang tetap melakukan pelanggaran setelah diberikan peringatan
tertulis sebanyak tiga kali. G. Badan Pengelolaan dan Perencanaan Daerah Bappeda
Bappeda mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.
Tingkat kepentingan dan pengaruh Bappeda dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tergolong tinggi. Hal itu terkait dengan fungsi Bappeda dalam
perencanaan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW. Bappeda berperan dalam penentuan kebijakan teknis tata letak bangunan perusahaan, apakah telah sesuai
RTRW atau tidak. RTRW penting dilakukan untuk mengetahui daerah tutupan dan bukaan lahan, sehingga pada wilayah tersebut tetap terjaga lahan terbuka guna
meresapnya air. Bagian organiasasi Bappeda yang memiliki tugas dalam perencanaan fisik wilayah adalah Bappeda bidang fisik.
H. Dinas Tata Ruang, Pemukiman, dan Kebersihan Dinas Tarkimsih Dinas Tarkimsih mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan tata ruang, perumahan, pemukiman, bangunan, kebersihan,
pertamanan dan pemakaman. Adapun fungsi Dinas Tarkimsih dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah adalah terkait perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian tata ruang. Dinas Tarkimsih berkoordinasi dengan Bappeda bidang fisik mengawasi pembangunan tata ruang yang dilakukan di suatu wilayah.
Tingkat kepentingan dan pengaruh Dinas Tarkimsih dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tergolong tinggi. Peran Dinas Tarkimsih adalah sebagai
penerbit persetujuan siteplan posisi sumur bor perusahaan pengguna air tanah. Siteplan yang diajukan oleh perusahaan dikaji oleh Dinas Tarkimsih bidang tata
ruang. Apabila siteplan yang diajukan telah sesuai dengan RTRW maka akan