menggunakan air tanah hampir seimbang. Sebanyak 58,33 responden menyatakan mengetahui dan 41,67 responden tidak mengetahui. Rata-rata
responden yang menjawab mengetahui hanya mampu menjelaskan perusahaan AMDK saja yang menggunakan air tanah. Sebaran persepsi masyarakat
menunjukkan bahwa persentase persepsi masyarakat terhadap pengambilan air tanah oleh perusahaan paling besar menyatakan tidak mengetahui. Masyarakat
tidak mengetahui berapa besar jumlah debit air tanah yang digunakan oleh masing-masing perusahaan. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran lingkungan
masyarakat menyebabkan sikap yang tidak peduli terhadap pemanfaatan air tanah yang dilakukan oleh perusahaan.
6.1.3 Persepsi Responden terhadap Kondisi Lingkungan Kecamatan Cidahu
Persepsi responden terhadap kondisi lingkungan penting diidentifikasi sebagai bahan evaluasi pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Hasil identifikasi
dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan arah perencanaan dan penyusunan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu. Indikator
yang digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap kondisi lingkungan Kecamatan Cidahu adalah potensi dampak kerusakan yang
diakbiatkan oleh pemanfaatan air tanah oleh perusahaan dan kondisi air di Kecamatan Cidahu.
Tabel 19 Sebaran persepsi kelompok pemerintah terhadap kondisi lingkungan Kecamatan Cidahu
Kondisi Lingkungan Sebaran Persepsi
Jumlah orang Persentase
1.Apakah Menimbulkan Kerusakan Lingkungan:
a.ya 9
81,81 b.tidak
1 9,09
c.tidak mengetahui 1
9,09 2.Kondisi Kuantitas Air Tanah
yang Dapat dimanfaatkan: a.tetap
3 27,27
b.menurun 6
54,54 c.tidak mengetahui
2 18,18
Sumber: Data primer diolah 2013
Sebaran persepsi kelompok pemerintah pada Tabel 19 menunjukkan bahwa mayoritas responden pemerintah menyatakan pemanfaatan air tanah oleh
perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan. Kondisi cadangan air tanah di CAT Sukabumi belum dapat diketahui dengan pasti, sehingga tidak dapat dihitung
berapa persentase perubahan muka air tanah pada CAT. Hal itu disebabkan DPESDM selaku dinas teknis pengelolaan air tanah belum memiliki alat ukur
yang dapat menghitung cadangan air tanah dalam CAT. Sebaran Persepsi kelompok pemerintah menunjukkan bahwa pada
umumnya pemerintah menyatakan bahwa kondisi air tanah di Kecamatan Cidahu menurun. Sebanyak 54,54 responden menyatakan kondisi air tanah di
Kecamatan Cidahu menurun setelah banyak berdirinya perusahaan pengguna air tanah. Pengambilan air tanah jika dilakukan terus-menerus dalam jumlah besar
dan tidak diimbangi dengan upaya konservasi pemulihan air tanah secara logika dapat disimpulkan akan terus mengurangi cadangan air pada CAT Sukabumi.
Faktanya, saat ini konservasi air tanah yang dilakukan di Kecamatan Cidahu masih sangat minim.
Tabel 20 Sebaran Persepsi kelompok perusahaan pengguna air tanah terhadap kondisi lingkungan Kecamatan Cidahu
Kondisi Lingkungan Sebaran Persepsi
Jumlah orang Persentase
1.Apakah Menimbulkan Kerusakan Lingkungan:
a.ya 3
60 b.tidak
2 40
c.tidak mengetahui 2.Kondisi Kuantitas Air Tanah
yang Dapat dimanfaatkan: a.tetap
5 100
b.menurun c.tidak mengetahui
Sumber: Data primer diolah 2013
Sebaran Persepsi kelompok perusahaan pada Tabel 20 menunjukkan bahwa persepsi perusahaan persentasenya hampir seimbang antara yang menyatakan
menimbulkan kerusakan lingkungan dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Perusahaan yang menyatakan menimbulkan kerusakan lingkungan
beranggapan bahwa kerusakan lingkungan akan terjadi apabila perusahaan melakukan pengambilan air tanah secara terus menerus dan tidak diimbangi
dnegan upaya konservasi. Sebaran persepsi kelompok perusahaan pengguna air tanah menunujukkan bahwa 100 kelompok perusahaan pengguna air tanah
menyatakan kondisi air tanah di Kecamatan Cidahu relatif tetap. Persepsi perusahaan berdasarkan pada kondisi sumur bor masih tetap mengeluarkan jumlah
debit air yang dapat memenuhi kebutuhan aktivitas produksi perusahaan. Adapun Sebaran persepsi lembaga eksternal menunjukkan bahwa 100
responden menyatakan pengambilan air tanah oleh perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan. Berdasarkan hasil wawancara, kemungkinan kerusakan
lingkungan dapat ditimbulkan akibat kebocoran pada saat membuat sumur bor dalam. Kebocoran sumur bor dapat mengakibatkan air yang tersedot oleh mesin
tidak hanya air tanah dalam lapisan akuifer tertekan tetapi juga air tanah dangkal. Tabel 21 Sebaran Persepsi kelompok lembaga eksternal terhadap kondisi
lingkungan Kecamatan Cidahu
Kondisi Lingkungan Sebaran Persepsi
Jumlah orang Persentase
1.Apakah Menimbulkan Kerusakan Lingkungan:
a.ya 2
100 b.tidak
c.tidak mengetahui 2.Kondisi Kuantitas Air Tanah
yang Dapat dimanfaatkan: a.tetap
b.menurun 2
100 c.tidak mengetahui
Sumber: Data primer diolah 2013
Sebaran persepsi lembaga eksternal menunjukkan bahwa 100 responden lembaga eksternal menyatakan bahwa kondisi air yang dapat dimanfaatkan
menurun. Pihak LSM mengungkapkan beberapa fakta bahwa telah terjadi penurunan kuantitas sumber daya air di Kecamatan Cidahu. Fakta penurunan
kuatitas air diantaranya adalah terlihat pada kondisi air sungai yang semakin dangkal dan kondisi sumur warga yang mengalami pendalaman.
Adapun sebaran persepsi masyarakat menunjukkan bahwa 31 responden menyatakan pengambilan air tanah oleh perusahaan menimbulkan kerusakan
lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi adalah menurunnya debit air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat terlebih
ketika musim kemarau tiba. Berdasarkan hasil wawancara, apabila dilihat dari sisi kuantitas air tanah di Kecamatan Cidahu semakin berkurang setiap tahunnya.
Tabel 22 Sebaran Persepsi kelompok masyarakat terhadap kondisi lingkungan Kecamatan Cidahu
Kondisi Lingkungan Sebaran Persepsi
Jumlah orang Persentase
1.Apakah Menimbulkan Kerusakan Lingkungan:
a.ya 31
51,67 b.tidak
12 20
c.tidak mengetahui 17
28,33 2.Kondisi Kuantitas Air Tanah
yang Dapat dimanfaatkan: a.tetap
b.menurun 38
63,33 c.tidak mengetahui
22 36,67
Sumber: Data primer diolah 2013
Sebaran persepsi masyarakat pada Tabel 22 menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat menyatakan kondisi air menurun. Sebanyak 63,33
masyarakat menyatakan kondisi air yang dapat dimanfaatkan di Kecamatan Cidahu menurun setelah banyak berdirinya perusahaan pengguna air tanah.
Masyarakat merasakan kekeringan semakin parah pada waktu 10 tahun terakhir. Dahulu meskipun pada musim kemarau air dalam sumur masih ada meskipun
jumlah debitnya sedikit, saat ini ketika kemarau tiba air dalam sumur benar-benar kering sehingga masyarakat harus melakukan tindakan pengganti untuk
mendapatkan air bersih.
6.2 Estimasi Potensi Kerugian Ekonomi Masyarakat 6.2.1 Pola Penggunaan Air Bersih Masyarakat Kecamatan Cidahu
Kondisi sumber air di Kecamatan Cidahu telah banyak berubah. Berdasarkan wawancara dengan LSM dan warga sekitar, mereka menyatakan
bahwa ketersediaan sumber air di Kecamatan Cidahu 10 tahun terakhir mengalami banyak penurunan. Ketika musim kemarau tiba keadaan lebih parah, masyarakat
menderita kesusahan untuk mendapatkan sejumlah air bersih. Hal itu berdampak pada perubahan pola penggunaan air bersih masyarakat.
Masyarakat Kecamatan Cidahu saat ini pada umumnya menggunakan dua sumber air utama, yaitu air sumur dangkal dan pipanisasi. Kedua sumber air
tersebut digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagian