Sifat dan Nilai Air Tanah

lain. Fungsi instrumen pajak dan retribusi air tanah adalah upaya pembatasan pemakaian dan konservasi air tanah. Penelitian nilai kerugian ekonomi masyarakat akibat pemanfaatan sumberdaya air sebelumnya pernah dilakukan oleh Setiawan 2012 yang berjudul “Penilaian Economic Losses Masyarakat Desa Cijeruk Kabupaten Bogor Akibat Adanya Pemanfaatan Sumber Mata Air Oleh Perusahaan Air Minum”. Metode analisis yang digunakan dalam menilai economic losses adalah averted cost methods. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan persepsi masyarakat petani dan rumah tangga, telah terjadi kelangkaan sumber daya air akibat adanya pemanfaatan sumber mata air secara berlebihan oleh perusaha air minum. Kelangkaan sumber daya air menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Hasil penilaian economic losses masyarakat Desa Cijeruk akibat adanya pemanfaatan sumber mata air secara berlebihan oleh perusahaan air minum adalah sebesar Rp.740.466.000 per tahun. Adapun penelitian lain yang menghitung estimasi nilai kerugian ekonomi akibat pemanfaatan air tanah pernah dilakukan oleh Ismail et al. 2011 yang berjudul “Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara”. Metode analisis yang digunakan untuk menghitung kerugian ekonomi adalah melalui penghitungan biaya pencegahan, biaya kesehatan dan biaya penggantian. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa responden yang sudah tidak menggunakan air tanah, umumnya menggunakan sumber air bersih pengganti berupa air ledeng. Total kerugian yang dialami masyarakat Kelurahan Kapuk Muara adalah sebesar Rp. 9.926.489.524 per tahun. III KERANGKA PEMIKIRAN Kecamatan Cidahu adalah salah satu wilayah penyangga kawasan vulkanik Gunung Salak. Gunung Salak berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang memasok air tanah dan air permukaan dalam jumlah sangat besar ke daerah- daerah yang ada di sekitar kawasan yang dilingkupinya. Air tanah dan air permukaan tersebut telah menjadi sumber pemenuhan kebutuhan masyarakat, baik itu untuk pemanfaatan komersil maupun pemanfaatan non-komersil. Pemanfaatan komersil dapat memberikan dampak positif, yaitu meningkatkan PAD Kabupaten Sukabumi dan menunjang keuntungan perusahaan. Akan tetapi, pemanfaatan komersil juga dapat berdampak terhadap lingkungan, salah satunya terjadi deplesi air tanah. Deplesi air tanah lebih lanjut dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat lokal. Masyarakat harus mengeluarkan biaya pengganti karena penurunan kuantitas air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk mengatasi kondisi tersebut diperlukan kebijakan pengelolaan air tanah yang mengatur pemanfaatan air tanah secara berkeadilan dan berkelanjutan. Pengelolaan dan pemanfaatan air dipengaruhi oleh peran seluruh stakeholder. Persepsi stakeholder juga penting dianalisis untuk mengetahui sejauh mana pemahaman stakeholder terhadap sifat dan kondisi air tanah. Kemudahan dalam mendapatkan izin usaha dan lemahnya penegakkan pengawasan terhadap pemanfaatan air tanah oleh perusahaan diindikasikan menjadi penyabab semakin banyak berdirinya perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan air tanah di Kecamatan Cidahu. Analisis kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah penting dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kebijakan dengan fakta pemanfaatan yang terjadi dilapangan. Adapun analisis tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder penting dilakukan untuk mengetahui peran stakeholder dalam kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Analisis kebijakan dan analisis stakeholder serta persepsi pemahaman stakeholder dapat menjadi arah perbaikan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu. Alur kerangka berpikir penelitian ini tersaji pada Gambar 1.