Tujuan Penelitian Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi
komando dan pengawasan comand and control = CAC yang mengatur kegiatan lewat larangan atau pembatasan pada sumber-sumber pencemaran, dan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah untuk pembersihan lingkungan kerangka kebijakan ini dapat dilihat pengelompokannya seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Kerangka kebijakan untuk perlindungan lingkungan
Kebijakan Instrumen Langsung
Instrumen tidak Langsung Insentif dengan
mekanisme pasar Pengaturan pencemaran;
perdagangan perizinan; sistem pembayaran kembali deposit.
Pajak dan subsidi terhadap bahan dan produk; subsidi pada barang dan
bahan pengganti. Komando dan
pengawasan Peraturanketentuan
emisibuangan sumber pasti, kuota yang tidak dapat diganti.
Pearturanpembatasan terhadap peralatan, proses, bahan dan produk.
Pengeluaran pemerintah
Pengaturan terhadap pengeluaran lembaga pemerintah untuk
kegiatan purifikasi, pembersihan, buangan limbah, dan penegakan
hukum dan peraturan. Pengembangan teknologi bersih,
produksi bersih
Sumber: Eskeland dan Jimmenez 1992 dalam Suparmoko dan Suparmoko 2000
Pengelolaan dan pemanfaatan air tanah sangat bergantung pada kebijakan aturan yang ada. Menurut Kodoatie et al. 2007 dalam Adoe 2008, kebijakan
yang diambil dalam rangka pengendalian pemanfaatan air tanah antara lain pengaturan persyaratan dalam pemberian izin pengeboran, penurapan mata air dan
pengambilan, serta pembatasan debit pengambilan. Kebijakan ini bertujuan mempertahankan kesinambungan keberadaan air tanah agar mampu menopang
kebutuhan untuk jangka panjang dan masa datang. Kebijakan pengendalian pemanfaatan air tanah merupakan instrumen yang
sangat penting dalam rangka pengendalian dampak lingkungan. Menurut Kodoatie et.al. 2007 dalam Adoe 2008, perizinan air tanah merupakan bentuk
legitimasi dalam pengelolaan air tanah juga dimaksud sebagai pengendalian dalam pendayagunaan air tanah. Izin dapat dicabut jika terbukti menimbulkan
kerusakan lingkungan. Izin hanya diberikan untuk daerah-daerah yang kondisi air tanahnya masih aman atau masih memungkinkan dapat diambil tanpa
mengakibatkan kemerosotan kondisi dan lingkungan air tanah. Izin pemakaian air tanah perlu dimiliki mengingat cara pengeboran air tanah atau penggunaannya
mengubah kondisi dan lingkungan air tanah antara lain berupa penyusutan ketersediaan air tanah, penurunan muka air tanah, perubahan pola aliran air tanah,
penurunan kualitas air tanah, mengganggu sistem akuifer atau penggunaannya
untuk memenuhi kebutuhan, mengambil air tanah dalam jumlah yang melebihi ketentuan.