Metode Pengambilan Contoh Kondisi Pemanfaatan Air Tanah

5.1.1 Potensi Air Tanah di Kecamatan Cidahu

Wilayah Cidahu berada pada sistem Cekungan Air Tanah CAT Sukabumi. CAT Sukabumi memiliki potensi air tanah bebasdangkal sebesar 759 juta m 3 tahun, dan air tanah dalam sebesar 34 juta m 3 tahun DPESDM Kabupaten Sukabumi 2012. Data potensi sumber air di Kecamatan Cidahu, dapat dilihat pada pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8 Jumlah sumber air di Kecamatan Cidahu pada Tahun 2010 No Desa Sungai Mata Air 1 Pondok kaso Tengah 1 2 2 Pasir doton 1 2 3 Pondok kaso Tonggoh 1 4 Babakan Pari 2 3 5 Tangkil 2 4 6 Jayabakti 2 6 7 Cidahu 2 3 8 Girijaya 2 3 Jumlah 13 23 Sumber: Kecamatan Cidahu dalam angka 2010 Tabel 8 memperlihatkan masing-masing desa di Kecamatan Cidahu memiliki potensi sumber air cukup banyak. Umumnya masing-masing desa memiliki aliran sungai dan beberapa sumber mata air, kecuali Desa Pondok Kaso Tonggoh yang hanya memiliki satu aliran sungai dan tidak memiliki sumber mata air. Desa-desa di Kecamatan Cidahu tersebar pada dataran rendah dan dataran tinggi, empat desa pertama berada pada dataran rendah, sedangkan 4 desa berikutnya berada pada dataran tinggi.

5.1.2 Aspek Geometri

Kartadinata 2007 menyatakan bahwa secara geologi Kecamatan Cidahu tersusun dari bawah ke atas berupa breksi laharik laharic breccia, tuff padu welded tuff, tuff batuapung pumiceous tuff, paleosil, tuff lapilli lapilli tuff, dan lava. Perubahan facies batuan relatif berubah pada jarak yang dekat. Hasil kajian penampang geologi menunjukkan akuifer yang berkembang berupa akuifer breksi laharik, akuifer lava, akuifer tuff lapilli dan akuifer tuff batu apung. Akuifer breksi laharik bersifat tertekan yang ditutupi oleh lapisan tuff padu, sementara ketiga akuifer lainnya bersifat tidak tertekan. Akuifer tuff lapilli dan tuff batu apung sangat mungkin berhubungan dengan air permukaan. Hal itu berbeda dengan breksi laharik yang terhambat oleh lapisan tuff padu, namun demikian masih mungkin adanya interaksi dengan air yang menerobos pada lapisan tuff padu berfraktur. Potensi air tanah di Kecamatan Cidahu terdiri dari dua elevasi kedalaman akuifer yang berbeda. Umumnya interpretasi nilai resistivity menunjukkan bahwa pada elevasi 875 – 1.225 m lapisan akuifer air tanah dangkal diduga akan ditemukan antara kedalaman 2,6 – 27,1 m dan lapisan air tanah dalam antara kedalaman 44,25 – 55,1 m, sedangkan pada elevasi 525 m lapisan akuifer air tanah dangkal diduga akan ditemukan antara kedalaman 4,1 – 30,7 m dan lapisan air tanah dalam antara kedalaman 64,4 – 112,6 m.

5.1.3 Aspek Ekosistem Air Tanah

Menurut Kartadinata 2007, hasil interpretasi data hydrogelogy, kimia-air tanah, dan isotop air tanah menunjukkan bahwa pada elevasi diatas 700 m dpl wilayah hulu Kecamatan Cidahu termasuk dalam kategori sistem aliran lokal pendek penjalarannya, sementara pada elevasi 500 m dpl wilayah perusahaan pemanafaat air tanah termasuk dalam kategori sistem aliran regional panjang penjalarannya. Pada elevasi 499-550 m dpl tipe air tanah berupa facies Na + K, SO4 2- Na + K, Cl - merefleksikan aliran air yang cukup panjang atau jauh, sementara pada elevasi diatas 800 m dpl berupa Mg, Cl - merefleksikan aliran air tanah yang relatif pendek. Hasil analisis geologi yang dipadukan dengan kimia-air tanah menunjukkan bahwa daerah resapan recharge area terletak pada elevasi 600 - 815 m dpl. Analisis terobosan air melalui tuff padu geology leakage menununjukkan daerah resapan terletak pada elevasi 600 – 850 m dpl. Analisis isotop menunjukkan bahwa daerah resapan sumber air yang dimanfaatkan di wilayah hilir oleh perusahaan terletak pada elevasi 700 – 900 m dpl.

5.2 Kondisi Pemanfaatan Air Tanah

Pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu didominasi oleh perusahaan. Terdapat 12 perusahaan memanfaatakan air tanah dengan jumlah debit yang besar. Jenis perusahaan tersebut diantaranya perusahaan AMDK, garmen dan minuman energi. Perusahaan menggunakan air artesis air tanah dalam melalui pemasangan sumur bor. Jenis perusahaan dan volume debit air tanah yang dimanfaatkan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Jenis perusahaan dan volume debit air yang dimanfaatkan oleh perusahaan di Kecamatan Cidahu pada bulan Maret 2013 No Jenis Pemanfaatan Jumlah Perusahaan Volume Debit m 3 Over Debit m 3 x 10 Volume Total m 3 1 Bahan Penunjang Produksi: - Peternakan 1 1.050 1.050 - Garmen 3 12.603 79.130 83.820 2 Bahan Utama: - AMDK 7 16.393 1820 18.031 - Minuman Energi 1 12.821 12.821 Jumlah Total 12 42.867 80.950 115.722 Sumber: DPESDM Kabupaten Sukabumi 2013 Tabel 9 memperlihatkan pengguna dominan air tanah di Kecamatan Cidahu adalah perusahaan garmen. Volume total air tanah yang dimanfaatkan sebesar 83.820m 3 per Bulan Maret 2013 atau setara 1.388.644 m 3 tahun. Volume total pemanfaatan air tanah pada tabel diatas sudah termasuk penghitungan over debit jumlah over debit x 10.

5.3 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dibagi ke dalam enam karakteristik, antara lain jenis kelamin, tingkat usia, tingkat pendidikan formal, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, dan kategori penduduk. Responden unit rumah tangga sebagian besar merupakan kepala keluarga. Kepala keluarga dalam suatu rumah tangga diduga telah memiliki informasi yang cukup mengenai perilaku rumah tangganya dalam memenuhi kebutuhan air. Sebagian besar responden 78,33 yang diwawancarai merupakan penduduk asli. Pada umumnya responden telah menetap semenjak mereka lahir. Lamanya mereka tinggal dapat dijadikan dasar analisis perubahan lingkungan yang terjadi di Kecamatan Cidahu. Mayoritas responden berada pada rentang usia 23 – 62 tahun. Responden pada rentang usia tersebut diasumsikan telah dapat memberikan informasi yang baik mengenai perubahan lingkungan yang terjadi. Data karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Data karakteristik responden No. Kategori Responden Jumlah jiwa Persentase 1. Jenis Kelamin: Laki-laki 53 88,33 Perempuan 7 11,67 2. Tingkat Usia: 23-28 tahun 12 20 29-34 tahun 9 15 35-40 tahun 16 26,67 41-46 tahun 8 13,33 47-52 tahun 7 11,67 53-58 tahun 5 8,33 59-64 tahun 3 5 3. Tingkat Pendidikan Formal: TS 6 10,00 SD 19 31,67 SMP 12 20,00 SMA 12 20,00 D3 4 6,67 S1 7 11,67 4. Jenis Pekerjaan: Karyawan 19 31,67 Pedagang 12 20,00 Wiraswasta 11 18,33 PNS 5 8,33 Buruh 10 16,67 IRT 1 1,67 TB 2 3,33 5. Tingkat Pendapatan: 1 juta 12 20,00 1-1,9 juta 27 45,00 2-2,9 juta 10 16,67 3,00 juta 11 18,33 6. Kategori Penduduk: Asli 47 78,33 Pendatang 13 21,67 Sumber: Data primer diolah 2013 Tabel 10 memperlihatkan pada umunya responden memiliki tingkat pendidikan formal terakhir SD, yaitu sebesar 31,67. Sebagian besar responden 31,67 memiliki jenis pekerjaan sebagai karyawan. Pekerjaan sebagai karyawan tidak terlepas dari kondisi wilayah Kecamatan Cidahu yang merupakan kawasan industri, terutama industri air minum dalam kemasan AMDK dan garmen. Perusahaan-perusahaan tersebut bersifat padat karya sehingga banyak penduduk lokal yang bekerja sebagai karyawan. Pekerjaan responden berpengaruh terhadap pendapatan rata-rata responden. Mayoritas pekerjaan responden sebagian karyawan swasta memberikan implikasi bahwa rata-rata pendapatan responden adalah sebesar rata-rata Upah Minimum Kabupaten UMK Kabupaten Sukabumi, yaitu sebesar Rp. 1.200.000. Tingkat pendapatan responden sebagian besar 45 berada pada rentang Rp. 1.000.000 – Rp. 1.900.000. VI ANALISIS PERSEPSI STAKEHOLDER DAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN AIR TANAH

6.1 Analisis Persepsi Stakeholder dan Masyarakat

Persepsi stakeholder dan masyarakat terhadap pemanfaatan air tanah penting diidentifikasi. Hasil identifikasi persepsi dapat dijadikan sebagai dasar arahan perbaikan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang berbasis sinergisasi antara seluruh stakeholder. Identifikasi persepsi responden mencakup persepsi kelompok pemerintah, kelompok perusahaan pengguna air tanah, kelompok lembaga eksternal dan masyarakat lokal Kecamatan Cidahu. Parameter yang digunakan untuk menganalisis persepsi responden terhadap pemanfaatan air tanah adalah sifat air tanah, pemanfaatan air tanah yang dilakukan perusahaan, dan kondisi lingkungan

6.1.1 Persepsi Responden terhadap Sifat Air Tanah

Sifat air tanah sangat menentukan keberadaan dan ketersediaan air tanah. Pengetahuan stakeholder dan masyarakat terhadap sifat air tanah dapat mengarahkan perilaku mereka dalam upaya mengelola dan menjaga potensi air tanah di Kecamatan Cidahu. Persepsi responden diidentifikasi melalui indikator pengetahuan responden terhadap sifat daya pulih air tanah dan hakikat air tanah dalam pemanfaatannya. Tabel 11 Sebaran persepsi kelompok pemerintah terhadap sifat air tanah Sifat Air Tanah Sebaran Persepsi Jumlah orang Persentase 1. Sifat Daya Pulih Air Tanah: a terbarukan 11 100 b tidak terbarukan c.tidak mengetahui 2.Hakikat Air Tanah: a.boleh dimanfaatkan 11 100 b.tidak boleh dimanfaatkan c. tidak mengetahui Sumber: Data primer diolah 2013 Berdasarkan hasil identifikasi persepsi kelompok pemerintah pada Tabel 11 didapatkan informasi bahwa kelompok pemerintah 100 menyatakan air tanah bersifat terbarukan. Seluruh responden menyatakan air tanah terbarukan, hanya saja membutuhkan waktu yang lama untuk pulih. Konservasi air tanah sangat penting dilakukan untuk tetap menjaga keberadaan air tanah, sehingga tetap dapat memenuhi kebutuhan permintaan sumber daya air masyarakat maupun perusahaan pengguna air tanah. Sebaran persepsi kelompok pemerintah menunjukkan bahwa 100 responden menyatakan air tanah merupakan sumber daya yang boleh dimanfaatkan. Pemanfaatan air tanah memberikan kontribusi terhadap pembangunan melalui pemungutan pajak air tanah, namun disisi lain pemanfaatan air tanah yang berlebihan dapat menimbulkan dampak kerusakan lingkungan. Mengingat sifat air tanah yang membutuhkan waktu lama untuk pulih, maka pemanfaatan air tanah harus diatur agar keberadaannya dapat terus berkelanjutan. Peran pemerintah dibutuhkan sebagai pihak yang berwenang melaksanakan kebijakan perizinan, pengawasan, penertiban serta upaya konservasi pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Tabel 12 Sebaran persepsi kelompok perusahaan pengguna air tanah terhadap sifat air tanah Sifat Air Tanah Sebaran Persepsi Jumlah orang Persentase 1. Sifat Daya Pulih Air Tanah: a terbarukan 4 80 b tidak terbarukan c.tidak mengetahui 1 20 2.Hakikat Air Tanah: a.boleh dimanfaatkan 5 100 b.tidak boleh dimanfaatkan c. tidak mengetahui Sumber: Data primer diolah 2013 Sebaran persepsi kelompok perusahaan pengguna air tanah pada Tabel 12 menunjukan bahwa 80 responden menyatakan sifat air tanah terbarukan. Mayoritas responden telah mengetahui bahwa air tanah memiliki sifat terbarukan namun membutuhkan waktu yang lama untuk pulih. Sebaran persepsi kelompok perusahaan menunjukkan bahwa 100 resonden menyatakan air tanah boleh dimanfaatkan. Perusahaan membutuhkan air tanah untuk proses produksi, baik sebagai kebutuhan utama produksi maupun hanya sebagai bahan penunjang. Alasan perusahaan lebih memilih menggunakan air tanah dibandingkan air permukaan diantaranya adalah karena tidak adanya sumber air bersih lain yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Tabel 13 Sebaran persepsi kelompok lembaga eksternal terhadap sifat air tanah Sifat Air Tanah Sebaran Persepsi Jumlah orang Persentase 1. Sifat Daya Pulih Air Tanah: a terbarukan 2 100 b tidak terbarukan c.tidak mengetahui 2.Hakikat Air Tanah: a.boleh dimanfaatkan 2 100 b.tidak boleh dimanfaatkan c. tidak mengetahui Sumber: Data primer diolah 2013 Sebaran persepsi lembaga eksternal pada Tabel 13 menunjukan bahwa 100 responden menyatakan sifat air tanah terbarukan. Responden lembaga eksternal terdiri dari LSM dan perguruan tinggi, keduanya menyatakan bahwa air tanah memiliki sifat terbarukan namun membutuhkan waktu yang lama untuk pulih. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pihak LSM, pemahaman LSM terhadap sifat air tanah diperoleh dari kajian rutin yang sering mereka laksanakan. Sebaran persepsi lembaga eksternal menunjukkan bahwa 100 responden menyatakan air tanah boleh dimanfaatkan. Air tanah pada hakikatnya merupakan sumber daya pemberian Tuhan YME untuk dimanfaatkan sebaik- baiknya guna memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Tabel 14 Sebaran persepsi kelompok masyarakat terhadap sifat air tanah Sifat Air Tanah Sebaran Persepsi Jumlah orang Persentase 1. Sifat Daya Pulih Air Tanah: a terbarukan 14 23,33 b tidak terbarukan c.tidak mengetahui 46 76,67 2.Hakikat Air Tanah: a.boleh dimanfaatkan 45 75 b.tidak boleh dimanfaatkan 2 3,33 c. tidak mengetahui 13 21,67 Sumber: Data primer diolah 2013 Berdasarkan sebaran persepsi masyarakat pada Tabel 17, diperoleh informasi bahwa mayoritas masyarakat Kecamatan Cidahu tidak mengetahui sifat daya pulih air tanah. Sebanyak 76,67 responden menyatakan tidak mengetahui. Ketidaktahuan responden diindikasikan terjadi karena pendidikan formal terkahir responden mayoritas lulusan SD dan SMP. Mengatasi hak tersebut, seharusnya pemerintah lebih giat melakukan penyuluhansosialisasi untuk membuat masyarakat lebih mengetahui dan lebih memahami tentang keberadaan air tanah. Sebaran persepsi masyarakat menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat 75 menyatakan air tanah boleh dimanfaatkan selama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Cidahu selama ini pada umumnya berasal dari sumur dangkal, maupun mata air.

6.1.2 Persepsi Responden terhadap Pemanfaatan Air Tanah yang dilakukan Perusahaan

Persepsi responden terhadap pemanfaatan air tanah yang dilakukan perusahaan penting diidentifikasi. Pengetahuan responden dapat dijadikan sebagai pemikiran awal untuk melakukan pengawasan pemanfaatan air tanah berbasis keterlibatan masyarakat lokal. Indikator yang digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap pemanfaatan air tanah adalah pengetahuan responden terhadap adanya perusahaan yang memanfaatkan air tanah, dan apakah pemanfaatan air tanah yang dilakukan perusahaan berlebihan. Tabel 15 Sebaran persepsi kelompok pemerintah terhadap pemanfaatan air tanah oleh perusahaan Pemanfaatan Air Tanah oleh Perusahaan Sebaran Persepsi Jumlah orang Persentase 1.Mengetahui Terdapat Perusahaan yang Menggunakan Air Tanah: a.mengetahui 11 100 b.tidak mengetahui 2.Apakah Pengambilan Air Tanah Berlebihan: a.berlebihan 5 45,45 b.tidak berlebihan 5 45,45 c.tidak mengetahui 1 9,09 Sumber: Data primer diolah 2013