Persepsi Responden terhadap Kondisi Lingkungan Kecamatan Cidahu
ketika musim kemarau. Biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh responden kelompok-1 per KK adalah Rp.414.884 per tahun atau setara Rp.34.575 per bulan.
Hasil survey terhadap responden kelompok-2 menunjukkan bahwa total biaya pengganti yang dikeluarkan responden adalah Rp.1.662.000 per tahun. Total
biaya diperoleh dari penjumlahan biaya jasa pengambilan air ketika musim kemarau, dan biaya iuran pipanisasi. Biaya rata-rata yang dikeluarkan responden
kelompok-2 per KK adalah Rp.127.846 per tahun atau setara Rp.10.654 per bulan. Adapun hasil survey terhadap responden kelompok-3 menunjukkan bahwa
total biaya pengganti yang dikeluarkan responden adalah Rp.1.204.000 per tahun. Total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya pendalaman sumur, dan biaya iuran
pipanisasi. Biaya rata-rata yang dikeluarkan responden kelompok-3 per KK adalah Rp.301.000 per tahun atau setara Rp.25.083 per bulan. Jumlah kerugian
ekonomi yang berpotensi dialami masyarakat untuk mendapatkan air bersih dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25 Jumlah kerugian ekonomi yang berpotensi dialami masyarakat untuk mendapatkan air bersih
Klsifikasi penggunaan
sumber air Biaya total per tahun
Rp Biaya rata-rata per tahun
RpKK Biaya rata-rata per bulan
RpKK Kelompok 1
17.840.000 414.884
34.574 Kelompok 2
1.662.000 127.846
10.654 Kelompok 3
Jumlah 1.204.000
20.706.000 301.000
345.100 25.083
28.758 Sumber: Data primer diolah 2013
Tabel 25 memperlihatkan potensi kerugian ekonomi paling besar dialami oleh responden kelompok-1, yaitu responden yang hanya menggunakan air sumur
dangkal untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Hal itu bisa terjadi karena biaya yang harus dikeluarkan oleh responden kelompok-1 lebih beragam dan
relatif lebih mahal. Kelompok-1 sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih pada sumur, sehingga mereka akan berupaya agar sumur tetap dapat
menyediakan sumber air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kelompok yang mengeluakan biaya pengganti terbesar kedua adalah
kelompok-3, yaitu responden yang mengkombinasikan sumber air sumur dangkal dan pipanisasi. Biaya rata-rata yang mereka keluarkan relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan biaya rata-rata yang harus dikeluarkan responden kelompok-1. Berdasarkan hasil survey, biaya yang relatif rendah disebabkan oleh
persentase responden melakukan pendalaman air sumur relatif sedikit, responden tidak mengeluarkan biaya jasa pengambilan air ketika musim kemarau dan tidak
melakukan pembuatan sumur baru. Air sumur dangkal hanya digunakan ketika aliran air pipanisasi bermasalah atau ketika musim kemarau tiba. Keuntungan
responden kelompok-3 adalah kebutuhan air bersih ralatif tetap terpenuhi meskipun pada musim kemarau.
Kelompok-2 merupakan kelompok yang paling sedikit mengeluarkan biaya pengganti untuk mendapatkan air bersih. Kelompok ini hanya menggunakan
pipanisasi sebagai sumber air utamanya. Rata-rata biaya pengganti yang dikeluarkan kelompok-2 relatif rendah jika dibandingkan dengan kelompok
lainnya karena responden tidak mengeluarkan biaya untuk melakukan pendalaman sumur ataupun pembuatan sumur baru.
Biaya iuran pipanisasi yang harus dikeluarkan oleh responden relatif murah, yaitu berkisar antara Rp.3.000 – Rp.5.000 per bulan. Bahkan untuk pipanisasi
yang berasal dari PT. X responden tidak dipungut iuran gratis. Berdasarkan keuntungan yang dirasakan oleh responden terhadap program pipanisasi, dapat
diusulukan program pipanisasi untuk seluruh Kecamatan Cidahu. Pemerintah bersama pihak perusahaan pengguna air tanah diharapkan dapat mewujudkan
program pipanisasi terutama di wilayah hulu yang merupakan daerah recharge air tanah yang digunakan oleh perusahaan.
Total rata-rata biaya pengganti yang di keluarkan per KK masyarakat Kecamatan Cidahu adalah Rp.345.100 per tahun, atau setara Rp.28.758 per bulan.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari PNPM Mandiri dan LSM, jumlah masyarakat di ke-empat desa Kecamatan Cidahu yang berpotensi terkena dampak
dan mengalami kerugian ekonomi adalah ± 2019 KK. Total kerugian ekonomi masyarakat dapat dihitung dari rata-rata biaya pengganti yang dikeluarkan per KK
dikalikan dengan jumlah KK yang berpotensi terkena dampak. Hasil perhitungan menunjukkan total kerugian ekonomi yang berpotensi dialami masyarakat
Kecamatan Cidahu adalah Rp.696.756.900 per tahun. Biaya pengganti yang
dikeluarkan masyarkat menunjukkan estimasi nilai kerugian minimum dari hilangnya jasa air tanah dangkal akibat kerusakan lingkungan.
Melihat kerugian ekonomi yang berpotensi dialami oleh masyarakat yang cukup besar, kebijakan yang mengatur pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di
Kecamatan Cidahu sangat penting dianalisis kesesuaiannya terhadap kebutuhan masyarakat. Kebijakan yang ada diharapkan dapat memperbaiki dan
mempertahankan kondisi lingkungan agar ketersediaan air tanah tetap dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perusahaan namun juga tetap memenuhi
kebutuhan masyarakat.
VII ANALISIS STAKEHOLDER PENGELOLAAN DAN
PEMANFAATAN AIR TANAH