2.1.4 Pengukuran Cyberbullying
Beberapa alat ukur dalam penelitian terdahulu cyberbullying adalah CBQ Cyberbullying Quesionare terdiri dari 21 multiple choise yang dikembangkan
dalam penelitian yang dilakukan untuk korban anak usia 11-16 tahun Smith et al., 2008. Kemudian Menesini, Nocentini, Palladino 2012 mengevaluasi
sekaligus merevisi alat ukur cyberbullying and cybervicitimization Scale. Setiap skala terdiri atas 18 item yang mengukur frekuensi cyberbullying. Alat ukur
Revised Cyber Bullying Inventory RCBI dikembangkan oleh Topcu and Erdur-
Baker 2010 yang terdiri dari 14 item untuk cyberbullying dan 14 item untuk cybervictimization.
Sedangkan di Indonesia penelitian tentang cyberbullying mengembangkan alat ukur sendiri. Pratiwi 2011 mengukur perilaku cyberbullying dengan alat
ukur yang dibuat sendiri yang mengacu pada teori Willard 2007 berupa beberapa aktivitas dalam cyberbullying. Terdiri atas 32 item untuk melihat aktivitas pelaku,
24 item untuk korban dan 17 item untuk pengamat. Permatasari 2012 menggunakan alat ukur cyberbullying berdasarkan aktivitas cyberbullying. Alat
ukur tersebut terdiri atas 10 item bentuk cyberbullying, 6 item tujuan cyberbullying
dan 7 item dampak cyberbullying dan sampel yang digunakan dalam penelitian remaja SMA di Yogyakarta.
Pada penelitian ini, peneliti membuat sendiri alat ukur cyberbullying yang mengacu pada aktivitas cyberbullying pada teori Wilard 2007. Alat ukur terdiri
dari 22 item yang menjelaskan tentang Flaming pertengkaran online
menggunakan bahasa kasar dan vulgar, Harassment berulang kali mengirimkan pesan yang kasar, kejam, dan mengolok-olok, Denigration mengirimkan atau
memposting rumor mengenai seorang untuk merusak pertemanan atau reputasi orang tersebut, Impersonation berpura-pura menjadi orang lain dan
mengirimkan atau memposting hal-hal yang dapat membuat seseorang berada dalam masalah atau merusak pertemanan atau reputasi orang tersebut. Outing
Trickery menghasut seseorang untuk menceritakan rahasia atau informasi
pribadinya dan menyebar rahasia atau informasi memalukan mengenai orang lain secara online, dan Exclusion secara sengaja mengeluarkan seseorang dari
kelompok online secara kasar.
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Cyberbullying
Hal yang dapat mengindikasi sebagai faktor penting yang berpengaruh terhadap bullying
dalam literatur sebagai faktor yang berperan terjadinya cyberbullying, menurut Li 2010 seperti :
1. Bullying tradisional
Pada penelitian Riebel, jager Fischer 2009 terdapat hubungan antara bullying
yang terjadi secara langsung dengan dunia maya. Maka memungkinkan bullying
yang dimulai secara langsung menjalar ke dunia maya. hal tersebut memberikan lahan baru bagi pelaku bullying untuk menghina orang lain.
2. Jenis kelamin
Banyak penelitian yang telah menunjukkan bahwa laki-laki lebih memungkinkan melakukan tindakan cyberbullying dibandingkan perempuan.