Budaya Penggunaan internet Faktor yang Mempengaruhi Cyberbullying
Dengan kata lain empati merupakan kemampuan untuk menghayati perasaan dan emosi orang lain Hurlock,1994. Empati adalah 1 memproyeksikan
perasaan sendiri pada satu kejadian suatu obyek alamiah atau suatu karya estesis. 2 realisasi dan pengertian terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain.
Menurut Stein dalam Davis, 1990 empati adalah sepenuhnya keunikan dan perbedaan yang mencolok dari proses hubungan intersubjektif yang
didalamnya ditemukan tahapan yang bertingkat dan memberikan kita sesuatu yang telah dilakukan, agak seperti realitas setelah kejadian. Tiga tahapannya
adalah simpati, perasaan belas kasihan, dan perubahan diri. Empati umumnya dianggap sebagai menempatkan diri pada posisi orang
lain dimana empati mengacu pada pemahaman afektif, kognitif, pengalaman, atau keduanya. Ada kesepakatan bahwa dua komponen yang diperlikan adalah empati
menyiratkan kemampuan perspektif tertentu dalam berbicara dan juga berperilaku prososial, yaitu berbagi dan membantu orang lain. Dengan kata lain sebagai
kesadaran sosial dan kepekaan sosial. Keduanya untuk mengenali dan memahami perasaan, kebutuhan dan persepsi dari orang lain Garton Gingat, 2005.
Menurut Hoffman 2000 empati adalah suatu respon afektif perasaan terhadap situasi orang lain dari pada situasi diri sendiri. Sedangkan Eisenberg
2000 berpendapat bahwa empati merupakan respon afektif yang berasal dari pemahaman kondisi emosional orang lain, yaitu apa yang sedang dirasakan oleh
orang lain pada waktu itu. Cotton dalam Garton Gringat, 2005 empati didefinisikan sebagai
kemampuan afektif untuk berbagi dalam perasaan orang lain dan kemampuan
kognitif untuk memahami perasaan orang lain dalam perspektif dan kemampuan untuk berkomunikasi terhadap empati seseorang serta perasaan dan pemahaman
yang lain dengan cara lisan verbal dan nonverbal. Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa empati
merupakan proses afektif dan kognitif yang memungkinkan individu untuk memahami maksud orang lain, memprediksi perilaku mereka dan mengalami
emosi yang dipicu oleh emosi mereka, seolah-olah masuk dalam diri orang lain sehingga memahami situasi dan kondisi emosional dari sudut pandang orang lain.