17
2 Damar gaharu adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari pohon
atau bagian pohon penghasil gaharu dengan aroma yang kuat, dan ditandai oleh warnanya yang hitam kecoklatan.
3 Gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon
penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling
coklat. 4
Kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang
lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan sampai kecoklat- coklatan, berserat kasar, dan kayunya yang lunak.
2.4 Minyak Gaharu
Minyak gaharu merupakan minyak yang berasal dari proses penyulingan gaharu. Penyulingan gaharu dapat dilakukan dengan metode destilasi uap dan
manual. Minyak Gaharu biasanya berwarna kuning atau coklat gelap. Gaharu yang digunakan untuk membuat minyak gaharu adalah gaharu kualitas
kamedangan. Penyulingan gaharu melalui teknik distilasi uap menggunakan potongan
gaharu yang dimasukkan ke dalam peralatan distilasi uap. Tenaga uap tersebut menyebabkan sel tanaman gaharu dapat terbuka dan menghasilkan minyak dan
senyawa aromatik untuk parfum. Kemudian uap air akan membawa senyawa aromatik tersebut melalui tempat pendinginan yang membuatnya terkondensasi
kembali menjadi cairan. Cairan yang berisi campuran air dan minyak kemudian dipisahkan hingga membentuk lapisan minyak di bagian atas dan air di bawah
Dewan Atsiri Indonesia dan IPB 2009. Proses penyulingan minyak gaharu secara manual dilakukan dengan cara
merendam kayu gaharu dalam air kemudian memindahkannya ke dalam wadah untuk menguapkan air hingga minyak yang terkandung keluar ke permukaan
wadah dan senyawa aromatik yang menguap dapat dikumpulkan secara terpisah Dewan Atsiri Indonesia dan IPB 2009.
18
2.5 Minyak Atsiri
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang. Minyak atsiri merupakan bahan yang bersifat mudah menguap, mempunyai rasa
getir dan bau mirip tanaman asalnya. Umumnya minyak atsiri larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri juga disebut dengan essential oils,
etherial oils, atau volatile oils. Minyak atsiri adalah ekstrak alami dari jenis
tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh
tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat
secara sintetis Dewan Atsiri Indonesia dan IPB 2009. Tanaman yang
menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies tanaman yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae,
Myrtaceae dan Umbelliferaceae.
Mengacu pada Dewan Atsiri Indonesia dan IPB 2009 proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu: 1 pengempaan pressing,
2 ekstraksi menggunakan pelarut solvent extraction, dan 3 penyulingan distilation. Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan
untuk mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk
memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air boiler ke dalam ketel penyulingan.
Minyak atsiri memiliki kegunaan yang sangat banyak tergantung dari jenis tumbuhan yang diambil hasil sulingnya. Minyak atsiri ini digunakan sebagai
bahan baku minyak wangi, komestik, flavour makanan dan obat-obatan. Industri komestik dan minyak wangi menggunakan minyak atsiri sebagai bahan
pembuatan sabun, pasta gigi, shampo, lotion dan parfum. Industri makanan menggunakan minyak atsiri sebagai penyedap atau penambah cita rasa. Industri
farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri. Fungsi minyak atsiri sebagai wewangian juga digunakan untuk menutupi bau tak
sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan pengawet dan bahan insektisida.
19
Komoditi minyak atsiri banyak dikembangkan oleh negara-negara, seperti Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Jepang, Jerman, Swiss, Belanda, Hongkong,
Irlandia dan Kanada. Berdasarkan estimasi yang dilakukan oleh Essential Oil Association of India
dalam publikasinya yang berjudul Vasion 2005 India Essential Oil Industry
, peringkat pertama produsen minyak atsiri dunia adalah Brasil disusul oleh Amerika Serikat dan India. Setidaknya ada 70 jenis minyak
atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis di antaranya dapat diproduksi di Indonesia Lutony dan Rahmayati 2000. Meskipun
banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia, baru sebagian kecil jenis minyak atsiri yang telah diusahakan di Indonesia.
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa.
Data statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atsiri dan turunannya naik sekitar 10 persen dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama
didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri
komestik dan wewangian Dewan Atsiri Indonesia dan IPB, 2009.
Industri pengolahan minyak atsiri di Indonesia telah muncul sejak jaman penjajahan Lutony dan Rahmayati 2000. Namun, jika dilihat dari kualitas dan
kuantitasnya tidak mengalami banyak perubahan. Hal tersebut karena sebagian besar
pengolahan minyak
atsiri masih
menggunakan teknologi
sederhanatradisional dan umumnya memiliki kapasitas produksi yang terbatas. Daftar minyak atsiri yang berkembang di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran
3.
2.6 Studi Empiris Mengenai Nilai Tambah dan Pemasaran