Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

12 perusahaan. Akan tetapi, hal tersebut belum mampu dicapai oleh perusahaan terbukti dari data penjualan pada tabel 6. Manajer pemasaran menjalani proses pemasaran untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut Kotler 1993. Keberhasilan dalam mencapai tujuan pemasaran perusahaan salah satunya dapat ditentukan oleh proses manajemen pemasaran yang baik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menganalisis proses manajemen pemasaran yang dilakukan perusahaan. Manajemen pemasaran dalam hal ini ditujukan pada analisis peluang pasar minyak gaharu, penetapan segmentasi, target, dan posisi produk di pasar serta bauran pemasaran produk, harga, distribusi dan promosi, serta pelaksanaan dan pengendalian pemasaran yang dilakukan CV Aromindo. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Bagaimana nilai tambah dan pendistribusian nilai tambah terhadap pemilik faktor-faktor produksi yang dihasilkan melalui adanya usaha pengolahan kayu gaharu menjadi minyak gaharu? 2 Bagaimana pelaksanaan proses manajemen pemasaran minyak gaharu di CV Aromindo?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian antara lain: 1 Mengetahui besarnya nilai tambah dan pendistribusian nilai tambah terhadap pemilik fakor-faktor produksi yang dihasilkan melalui adanya usaha pengolahan kayu gaharu menjadi minyak gaharu. 2 Mengetahui dan menganalisis pelaksanaan proses manajemen pemasaran minyak gaharu di CV Aromindo.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna dan membangun bagi: 1 peneliti, sebagai penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan yang akan menjadi penyeimbang pada dunia kerja dalam hal memperluas wawasan dan melatih kemandirian; 13 2 Perusahaan, untuk mempertimbangkan dan menentukan kebijakan-kebijakan yang harus diambil dan dilaksanakan yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah usaha dan penentuan manajemen pemasaran yang tepat; 3 pemerintah, diharapkan menjadi salah satu masukan untuk merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan efektifitas pemasaran gaharu dan olahannya; dan 4 pembaca, sebagai referensi, pedoman, literatur, dan inspirasi mengenai analisis nilai tambah dan pemasaran produk olahan gaharu dan sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada analisis nilai tambah dan pemasaran produk olahan gaharu. Produk yang dihasilkan berupa minyak gaharu. Penelitian ini dilakukan di CV Aromindo. Alat analisis yang digunakan untuk menghitung nilai tambah pada penelitian ini adalah analisis nilai tambah dengan metode Hayami, sedangkan untuk menganalisis proses manajemen pemasarannya yaitu melalui analisis peluang pasar, penelitian dan pemilihan pasar sasaran, pengembangan strategi bauran pemasaran, serta pelaksanaan dan pengendalian usaha pemasaran CV Aromindo. Analisis peluang pasar pada penelitian ini dilihat dari lingkungan pemasaran perusahaan baik mikro maupun makro. Adapun lingkungan pemasaran mikro meliputi perusahaan, pemasok, pesaing, dan pembeli. Lingkungan pemasaran makro meliputi demografi, ekonomi, politik, teknologi, dan sosial budaya. Pada penelitian dan pemilihan pasar sasaran, dilakukan dengan menganalisis segmentasi, target, dan posisi produk perusahaan di pasar. Pengembangan strategi bauran pemasaran dianalisis melalui bauran produk, harga, distribusitempat, dan promosi. Tahap akhir yaitu pelaksanaan dan pengendalian perusahaan dilihat dari pelaksanaan kegiatan pemasaran pada divisi pemasaran CV Aromindo. 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Hutan Bukan kayu Keberadaan hutan di Indonesia sebagai sumberdaya alam memiliki keunggulan tersendiri terutama karena hasil hutannya yang melimpah. Salah satu hasil hutan yang memiliki nilai manfaat tinggi yaitu hasil hutan bukan kayu HHBK. Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999 menyebutkan bahwa HHBK adalah benda-benda hayati, non hayati dan turunannya serta jasa yang berasal dari hutan. Adapun FAO mendefinisikan HHBK sebagai produk biologi asli selain kayu yang diambil dari hutan, lahan perkayuan dan pohon-pohon yang berada di luar hutan. Pemanfaatan HHBK di Indonesia belum dilakukan secara optimal sehingga masih harus terus dikembangkan. Berbagai jenis tanaman penghasil HHBK merupakan tanaman serbaguna yang dapat memberikan berbagai manfaat sosial kepada masyarakat setempat, manfaat ekonomi untuk meningkatkan devisa negara dan manfaat lingkungan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. HHBK yang sudah biasa dikomersilkan diantaranya cendana, gaharu, sagu, rotan, aren, sukun, bambu, sutera alam, madu, jernang, kemenyan, kayu putih, kayu manis, kilemo, pinang, ylang-ylang, gemor, masohi, aneka tanaman hias dan tanaman obat serta minyak atsiri. Agar ekosistem hutan tetap terjaga, maka pengembangan HHBK lebih diarahkan pada peningkatan usaha budidaya dan pemanfaatan produksi yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan Sunaryo 2008.

2.2 Gaharu