Sumberdaya Ikan Sistem Perikanan Tangkap

2.1.1 Sumberdaya Ikan

Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan UU RI No. 31 Tahun 2004. Komponen yang menyusun subsistem komunitas ikan meliputi 1 organisme secara individual, 2 populasi, dan komunitas biologi, masing-masing pada suatu tingkat organisasi yang berbeda, dapat diperlakukan sebagai sistem organismik. Meskipun sumberdaya ikan dapat pulihdiperbaharuimemperbaharui renewable, replenishable, tetapi juga bersifat dapat rusak depletableexhaustible. Faktor yang mengatur stok sumberdaya ikan adalah recruitment, pertumbuhan, mortalitas alami dan penangkapan oleh usaha perikanan Widodo dan Suadi 2006. Menurut Nikijuluw 2002, sumberdaya ikan terdiri dari beberapa jenis atau kelompok jenis, yaitu: ikan pelagis ikan yang hidup di kolom perairan dengan mobilitas tinggi, ikan demersal ikan yang hidup di dasar perairan dengan mobilitas rendah dan tinggi, dan ikan sedentari ikan yang dasar perairan dengan mobilitas sangat rendah dan lambat. Ikan pelagis merupakan ikan yang hidup di lapisan permukaan perairan sampai tengah mid layer. Ikan pelagis umumnya senang bergerombol baik dengan kelompoknya maupun jenis ikan lain. Ikan ini bersifat fototaxis positif dan tertarik pada benda-benda terapung. Bentuk tubuh ikan menyerutu stream line dan perenang cepat. Ikan pelagis dikelompokan menjadi dua, yaitu: 1 ikan pelagis besar yaitu ikan pelagis yang mempunyai ukuran 100–250 cm ukuran dewasa, seperti tuna Thunnus spp., cakalang Katsuwonus pelamis, tenggiri Scomberomorus spp., tongkol Euthynnus spp., setuhuk Xiphias spp. dan lamadang Coryphaena spp.; dan 2 ikan pelagis kecil yaitu ikan pelagis yang mempunyai ukuran 5–50 cm ukuran dewasa, seperti kembung Rastreliger sp., layang Decapterus sp., jenis-jenis selar Selaroides sp. dan Atele sp., lemuru Sardinella sp. dan teri Stolephorus sp. Bakosurtanal 1998. Produktivitas sumberdaya ikan tertinggi berasal dari daerah perairan pantai. Ekosistem perairan pantai ini diperkirakan menyumbang lebih dari 90 sumber ikan dunia. Begitu juga produksi perikanan Indonesia 70 berasal dari perikanan pantai dengan skala dan struktur usaha, alat tangkap, dan nelayan yang beragam Garcia dan Moreno 2001. Sumberdaya ikan adalah salah satu sumberdaya alam yang bersifat renewable resources dan common property resources Gordon 1954. Pengertian sifat renewable adalah dapat dipulihkan, ini memberikan implikasi bahwa manusia dapat memanfaatkan sumberdaya ikan dengan hati-hati sehingga aliran manfaatnya akan ada sepanjang tahun. Adapun pengertian common property adalah hak kepemilikan bersama atas sumberdaya ikan sehingga setiap orang sebagai pemegang hak properti memiliki tanggungjawab dalam pengelolaan sumberdaya tersebut. Dengan kata lain tidak ada kebebasan bagi setiap orang untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut Nikijuluw 2002. Menurut Nikijuluw 2002 terdapat tiga sifat khusus pada sumberdaya alam milik bersama termasuk sumberdaya ikan, yaitu: 1 Eskludabilitas, berkaitan dengan upaya pengendalian dan pengawasan terhadap akses ke sumberdaya bagi stakeholder tertentu. Upaya yang dimaksud semakin sulit dan mahal karena sifat sumberdaya ikan terus bergerak di lautan luas. Hal ini menimbulkan kebebasan pemanfaatan sumberdaya tersebut oleh siapa saja sedangkan pengawasan oleh otoritas manajemen menjadi sulit. 2 Substracabilitas, suatu kondisi bagi seseorang untuk menarik manfaat dan keuntungan yang dimiliki orang lain, walaupun telah ada kerjasama di antara stakeholder dalam pengelolaan sumberdaya ikan. Kondisi tersebut dapat menimbulkan kompetisi bahkan dapat mengarah ke konflik pemanfaatan sumberdaya. 3 Indivisibilitas, fakta bahwa sumberdaya milik bersama adalah sangat sulit untuk dibagi atau dipisahkan, walaupun pembagian secara administratif dapat dilakukan.

2.1.2 Armada Perikanan Tangkap