Musim Penangkapan Ikan Tinjauan Studi Terdahulu

sama; 2 menentukan variabel input dan output DMU; dan 3 mengaplikasikan salah satu model DEA dan menganalisis hasilnya.

2.5 Musim Penangkapan Ikan

Fluktuasi hasil tangkapan dipengaruhi oleh keberadaan ikan, jumlah upaya penangkapan dan tingkat keberhas ilan operasi penangkapan ikan. Respon ikan terhadap musim antar lain akan mendekati atau menjauhi suatu daerah penangkapan, menyebar atau bergerombol dan terjadinya perubahan stok perikanan karena kondisi oceanografi. Respon upaya penangkapan ikan terhadap musim di antaranya kebanyakan ikan yang ditangkap, keadaan cuaca dan keuntungan yang diperoleh. Hasil tangkapan tidak hanya dipengaruhi oleh kelimpahan ikan pada suatu saat, tetapi tergantung juga kepada jumlah unit dan efisiensi unit alat tangkap, lamanya operasi penangkapan dan ketersediaan yang ditangkap Laevastu dan Favor ite 1988. Untuk dapat melakukan operasi penangkapan dengan efisien diperlukan adanya informasi yang tepat, seperti saat musim penangkapan ikan yang baik. Informasi mengenai pola musim penangkapan ikan digunakan untuk menentukan waktu yang tepat dalam pelaksanaan operasi penangkapan. Perhitungan pola musim penangkapan ikan menggunakan data hasil tangkapan dan upaya penangkapan bulanan. Pola musim penangkapan dapat dianalisis dengan mengggunakan pendekatan metode rata-rata bergerak moving avarage yang dikemukakan Dajan 1986. Keuntungan menggunakan metode rata-rata bergerak yaitu dapat mengisolasi fluktuasi musiman sehingga dapat menentukan saat yang tepat untuk melakukan operasi penangkapan ikan dan dapat menghilangkan trend atau kecenderungan yang bisa dijumpai pada metode deret waktu. Kelemahan dari metode ini tidak dapat menghitung pola musim penangkapan sampai tahun terakhir data.

2.6 Tinjauan Studi Terdahulu

Penelitian tentang tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan perlagis di Kabupaten Bangka baru dilakukan oleh Febrianto 2008, dengan fokus penelitian potensi ikan tenggiri dengan menggunakan metode surplus produksi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya ikan tenggiri di perairan Kabupaten Bangka telah melebihi hasil tangkapan lestari MSY dan total produksi MEY, sehingga diduga sumberdaya ikan tenggiri telah mengalami gejala overfishing baik secara biologi maupun ekonomi. Penelitian untuk menghitung kapasitas penangkapan dengan menggunakan model data envelopment analysis DEA telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya: 1 Tingley et al. 2002, menggunakan model DEA untuk menganalisis kapasitas penangkapan multi-purpose dan multi-gear di English Chanel. Hasil analisisnya menyatakan perhitungan CU dan TE multi output lebih akurat dibandingkan dengan perhitungan single output. 2 Kirley et al. 2003, menggunakan model DEA output oriented untuk menganalisis kapasitas perikanan pukat cincin di perairan Semenanjung Malaysia. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa telah terjadi kapasitas berlebih sebesar 249.194 pounds dan direkomendasikan sebanyak 10 kapal tidak efisien sehingga perlu ditarik dari perairan tersebut. 3 Fauzi dan Anna 2005, menggunakan model DEA single output oriented untuk menganalisis kapasitas perikanan skala kecil di pesisir DKI Jakarta. Hasil penelit iannya menunjukkan bahwa telah terjadi kapasitas berlebih pada perikanan bubu, muroami dan pancing, sehingga diperlukan intervensi pengurangan input untuk alat tangkap tersebut. 4 Sularso 2005, menggunakan model DEA single output output oriented untuk menganalisis alternatif pengelolaan perikanan udang di Laut Arafura. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perikanan pukat udang di Arafura saat itu telah mengalami overfishing, sehingga direkomendasikan alternatif pengelolaan berupa penutupan musim penangkapan, pengurangan jumlah kapal dan pengaturan kuota. 5 Wiyono dan wahyu 2006, menggunakan model DEA single output oriented untuk menganalisis kapasitas perikanan skala kecil pantai dengan studi kasus unit perikanan pancing ulur di perairan Pelabuhanratu. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kapasitas penangkapan pancing ulur tidak optimal dan telah terjadi kapasitas berlebih. 6 Desniarti 2007, menggunakan model DEA single output untuk menganalisis kapasitas perikanan pelagis di pesisir Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil telah melebihi MSY, sedangkan pemanfaatan ikan pelagis besar masih kurang dari produksi optimal. 7 Efendi 2007 dan Hufiadi 2008, menggunakan model DEA input oriented untuk menganalisis kapasitas perikanan pukat cincin di perairan Laut Jawa. Hasil penelitian keduanya menunjukkan kondisi perikanan pukat cincin di Laut Jawa telah mengalami kapasitas berlebih dan overfishing. Perbedaan kedua penelitian ini, pada penelitian Efendi hanya menggunakan single output sedangkan Hufiadi menggunakan DEA single dan multi output. Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis tingkat kapasitas unit penangkapan ikan skala kecil menurut musim di perairan pantai timur Kabupaten Bangka. Metode yang digunakan adalah model DEA output oriented dengan perhitungan single dan multi output. Penelitian ini juga mengkaji pola musim penangkapan ikan yang diduga turut berpengaruh terhadap tingkat kapasitas unit penangkapan ikan skala kecil. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian