Perumusan Masalah Analisis kapasitas unit penangkapan ikan skala kecil (Kasus perikanan pelagis di Kabupaten Bangka)

dilakukan dengan mengambil studi kasus pada perikanan tangkap ikan pelagis skala kecil di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

1.2 Perumusan Masalah

Perikanan tangkap di Indonesia masih didominasi oleh usaha perikanan skala kecil sekitar 85 dan beroperasi di sekitar perairan pantai Ditjen Perikanan Tangkap 2005. Begitu pula perikanan tangkap di Kabupaten Bangka, usaha perikanan tangkap skala kecil mendominasi sekitar 90. Pada tahun 2006, armada kapal perikanan tangkap Kabupaten Bangka berjumlah 3.023 unit, terdiri dari: jukung sebanyak 204 unit, kapal motor tempel out board motor sebanyak 725 unit, kapal motor in board motor dengan GT dibawah 0,5 sebanyak 1.919 unit, kapal motor dengan GT antara 5-10 sebanyak 169 unit dan kapal motor dengan GT diatas 10 hanya 6 unit. Sedangkan jumlah alat tangkap sebanyak 43.866 unit terdiri dari jenis pukat udang, payang, jaring insang, jaring angkat, pancing rawai dan bubu. Dengan jumlah armada dan alat tangkap tersebut mampu menghasilkan produksi ikan sebanyak 20.368,25 ton Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007. Perairan pantai timur Kabupaten Bangka didominasi oleh usaha perikanan tangkap skala kecil dengan aktivitas penangkapan ikan terbatas jangkauannya hanya di sekitar perairan pantai. Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya ikan di kawasan perairan ini sangat tinggi bahkan cenderung tidak berkelanjutan un- sustainable. Untuk beberapa jenis ikan tingkat pemanfaatannya telah melebihi potensi lestari. Hasil penelitian Febrianto pada tahun 2008, menyatakan bahwa pada jangka pendek pemanfaatan sumberdaya ikan tenggiri di perairan Kabupaten Bangka telah mengalami kapasitas berlebih excess capacity dan pada jangka panjang akan menyebabkan overfishing. Apabila kondisi tersebut terus dibiarkan, maka akan berdampak pada kegiatan operasional penangkapan ikan yang semakin tidak efesien dan tidak menguntungkan, bahkan usaha perikanan tangkap skala kecil terancam collapse. Atas dasar itu, diperlukan kebijakan pengelolaan perikanan yang mempertimbangkan aspek kapasitas penangkapan ikan. Bila penilaian terhadap kapasitas penangkapan ikan mengarah pada tingkat kapasitas berlebih, maka diperlukan langkah konkrit dengan mengurangi inputan produksi usaha perikanan tangkap untuk mengembalikan stok sumberdaya ikan ke kondisi yang aman. Dalam rangka mendukung kebijakan pengelolaan tersebut, maka fokus dari penelitian ini adalah untuk mengkaji sejauh mana kondisi perikanan pelagis skala kecil sudah atau belum mengalami kapasitas berlebih excess capacity dan menilai kapasitas unit penangkapan perikanan pelagis skala kecil di perairan pantai timur Kabupaten Bangka. Lebih spesifik lagi penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya kapasitas berlebih yang menyebabkan aktivitas unit penangkapan perikanan pelagis skala kecil tidak efisien dan mencari solusi perbaikannya. Dengan batasan penelit ian pada aspek dinamika keragaan upaya penangkapan ikan, estimasi pola musim dan daerah penangkapan ikan, serta penilaian tingkat kapasitas unit penangkapan ikan. Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1 Bagaimana kondisi keragaan perikanan tangkap skala kecil yang mencakup dinamika upaya penangkapan ikan, produktivitas penangkapan dan komposisi ikan pelagis dominan di perairan lokasi penelitian? 2 Bagaimana karakteristik pola musim dan daerah penangkapan ikan pelagis dominan di perairan lokasi penelitian? 3 Sejauh mana tingkat kapasitas unit penangkapan perikanan pelagis skala kecil menurut musim di perairan lokasi penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian