Pengukuran Kapasitas Penangkapan Ikan

2.4 Pengukuran Kapasitas Penangkapan Ikan

Ada berbagai metode untuk mengukur kapasitas penangkapan ikan, namun metode peak to peak dan data envolopment analysis DEA cukup dapat diandalkan untuk diaplikasikan terkait ekonomi-teknologi. Metode peak to peak sangat cocok digunakan pada kondisi data bersifat ekstrim, misalnya data tersedia hanya produksi dan jumlah kapal. Sedangkan metode DEA adalah model matematika non-parametrik dengan teknik linier programing berorientasi pada input dan output yang pertama kali diperkenalkan Charnes, Cooper and Rhodes pada tahun 1978 dan kemudian dikembangkan Fare et al. 1989; 1994 dan disarankan untuk perikanan oleh Kirley dan Squires 1999. Food and Agricultural Organization FAO dan International Plan of Action IPOA merekomendasikan DEA sebagai alat yang layak untuk mengukur kapasitas penangkapan ikan Kirley et al. 2001. Model DEA bertujuan mengukur keragaan relatif Dyson et al. 1990 diacu Fauzi dan Anna 2005. Model DEA memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pendekatan model ini mampu mengestimasi kapasitas dibawah kendala kebijakan tertentu, seperti misalnya Total Allowable Catch TAC, pajak, ukuran kapal dan sosio- ekonomi. Keistimewaan DEA lainnya dapat mengakomodasi multiple input dan multiple output. Hal ini sangat berguna untuk pengkajian di perikanan yang sifatnya multi-spesies dan multi-gear Kirkley and Squires 1999. Sedangkan keterbatasan DEA berupa kesulitan menemukan pembobotan yang seimbang antara input dan output dan mengalami kesulitan dalam uji hipotesis statistik, seperti stochastic frointer dan fungsi Cobb- Douglas. Kelemahan DEA lainnya adalah ketika sejumlah input variabel maupun tetap dan output dikeluarkan dalam analisis akan sangat berpengaruh pada nilai efisiensi perusahaan Fauzi dan Anna 2005. Kemampuan DEA untuk mengakomodasi multiple input dan multiple output pertama kali diajukan oleh Charnes et al. 1978 dengan cara memasukan faktor pembobot dari setiap input dan output yang digunakan, seperti persamaan berikut: ∑ ∑ = i io i r ro r o v u v u v u Maxh , ............................................... 2 Subject to 1 ≤ ∑ ∑ i ij i r rj r x v v u ε ≥ ∑ i io i r x u u ε ≥ ∑ i io i i x u v Keterangan : v rj = jumlah output r yang diproduksi oleh DMU j x ij = jumlah input i yang diproduksi oleh DMU j u r = bobot dari output r v i = bobot dari input i Estimasi rasio memberikan sebuah ukuran efisiensi teknis TE dari masing- masing decision making unit DMU. Akan tetapi terdapat kendala dalam pemecahan persamaan di atas karena berbentuk fraksional. Dengan cara linearisasi maka persamaan diatas dapat dipecahkan dan menghasilkan persamaan seperti berikut: ∑ = r ro r o v u v u w Max , .............................................................. 6 Subject to 1 1 = ∑ = I i io i x v .............................................................. 7 u r = ε v i = ε Selanjutnya Farë et al. 1994 melakukan variasi pengembangan dari pendekatan linear programming untuk model efisiensi, produktivitas dan kapasitas. Model yang dikembangkan Farë et al. tersebut antara lain input- oriented technical efficiency dan output-oriented technical capacity. Golany dan Roll 1989 diacu Anna 2003, menyatakan bahwa ada tiga tahapan penggunaan DEA yaitu: 1 mendefinisikan dan menyeleksi DMU, seluruh unit dengan tujuan, penggunaan input dan output yang dihasilkan harus , j = 0, 1,2, ..., J ..……………………. 3 , r = 1,2, …, R . ……………………… 4 , i = 1,2, ..., I …………………………. 5 , r = 1,2, …, R . ……………………… 8 , i = 1,2, ..., I …………………………. 9 sama; 2 menentukan variabel input dan output DMU; dan 3 mengaplikasikan salah satu model DEA dan menganalisis hasilnya.

2.5 Musim Penangkapan Ikan