Rencana Ruang Perencanaan Lanskap Rencana lanskap Sungai Kelayan sebagai upaya revitalisasi sugai melalui

5.8.1. Rencana Ruang

Zona rehabilitasi non intensif adalah zona yang berfungsi sebagai pengaman daerah sungai. Luas zona ini pada tapak adalah ± 1,74 Ha, luas ini mendekati 16 dari luas total tapak. Zona rehabilitasi intensif adalah zona yang berfungsi sebagai areal yang mengakomodasikan kegiatan manusia namun tetap memperhatikan aspek biofisik kawasan sehingga tidak menimbulkan efek negatif pada tapak. Luas zona rehabilitasi intensif pada tapak adalah 5,49 Ha, luas ini mendekati 51 dari luas tapak Sedangkan zona rehabilitasi semi intensif adalah areal peralihan transisi antara zona rehabilitasi non intensif dan zona rehabilitasi intensif. Luas zona rehabilitasi semi intensif pada tapak adalah 3,57 Ha, luas ini mendekati 33 dari luas tapak. Pembagian zona berdasarkan analisis dan sintesis akan mengakomodasikan penggunaan lahan berdasarkan RDTRK Kecamatan Banjarmasin Selatan 2007 yakni peruntukan sabuk hijau sungai pada kawasan pemukiman. Pada zona rehabilitasi non intensif, penggunaan lahan yang diakomodasikan adalah ruang terbuka hijau sabuk hijau sungai, pada zona rehabilitasi semi intensif penggunaan lahan yang akan diakomodasikan adalah pemukiman, fasilitas umum dan ruang terbuka hijau, sedangkan pada zona rehabilitasi intensif adalah pemukiman, fasilitas umum dan ruang terbuka hijau. Pembagian zona berdasarkan rehabilitasi lahan dan rencana penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Pembagian Penggunaan Lahan pada masing-masing Zonasi pada Tapak No. Zonasi Tata Guna Lahan Persentase Penggunaan Lahan 1. Zona Rehabilitasi Intensif Pemukiman Fasilitas Umum Ruang Terbuka Hijau 51 2. Zona Rehabilitasi Semi Intensif Pemukiman Fasilitas Umum Ruang Terbuka Hijau 33 3. Zona Rehabilitasi Non Intensif Ruang Terbuka Hijau 16 Pada Tabel 17. dapat dilihat pembagian masing-masing zona berdasarkan rehabilitasi lahan dan rencana tata guna lahan. Selain memperhatikan kondisi tapak, pembagian zona ini juga mengacu pada peraturan pemerintah yang disesuaikan dengan perencanaan kawasan sempadan sungai pada kawasan pemukiman dalam hal ini Dinas Tata Kota Kota Banjarmasin dan Petunjuk Teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan Di Kawasan Tepi Air Dirjen Cipta Karya, 2000 yang menyebutkan bahwa luasan maksimum bangunan yang berada di sempadan sungai maksimal adalah 25. Namun pada studi ini mengingat budaya masyarakat setempat yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan sungai maka penyediaan lahan untuk ruang terbangun akan ditambah yakni sebesar 60 sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 yang menyatakan bahwa suatu wilayah seharusnya memiliki perbandingan antara ruang terbangun dan ruang terbuka hijau sebesar 60 : 40. Berdasarkan hal tersebut maka ditentukan luasan daerah terbangun di tapak yang digunakan untuk pemukiman sebesar 45 dan penggunaan untuk fasilitas umum sebesar 15 sedangkan luas ruang terbuka hijau adalah sisanya dari luas total tapak. Ruang terbuka hijau meliputi jalur hijau tepi sungai, jalur hijau tepi jalan dan taman-taman umum di tepian sungai. Fasilitas-fasilitas umum yang diakomodasikan pada tapak harus mendukung daerah pusat kota yang akan dikembangkan. Pada Tabel 18 dapat dilihat masing-masing zona pada keadaan awal dan hasil perencanaan. Pemukiman . Kawasan ini menempati urutan terbesar pada tapak, yaitu sebesar 45. Pada kawasan ini dibagi menjadi dua zona, yaitu zona rehabilitasi intensif dan zona rehabilitasi semi intensif yang mengakomodasikan pemukiman penduduk dan kegiatan-kegiatan user di kawasan. Tabel 17. Pembagian Zona pada Tapak Penggunaan Lahan Area Zona Rehabilitasi Intensif Zona Rehabilitasi Semi Intensif Zona Rehabilitasi Non Intensif Jumlah Pemukiman 30,0 15,0 45,0 Fasilitas Umum 10,0 5,0 15,0 RTH 11,0 13,0 16,0 40,0 Jumlah 51,0 33,0 16,0 100,0 Tabel 18. Perubahan Luasan Zona Sebelum dan Sesudah Perencanaan Penggunaan Lahan Area Awal Perencanaan Pemukiman 69,6 45,0 Fasilitas Umum 14,4 15,0 RTH 15,9 40,0 Jumlah 100,0 100,0 Fasilitas Umum . Fasilitas umum di kawasan perencanaan mengalami kenaikan secara persentase pada saat sebelum dan sesudah dilakukan perencanaan yakni dari 14,4 menjadi 15,0. Fasilitas umum yang akan diakomodasikan pada tapak adalah fasilitas yang menunjang penggunaan lahan di tapak yaitu fasilitas umum yang harus ada di kawasan pemukiman. Ruang Terbuka Hijau . Ruang terbuka hijau mendapat persentase yang besar di tapak yakni 40,0. Persentase yang besar ini disebabkan karena tapak berada di jalur sungai yang harus dikonservasi dan harus dijadikan ruang terbuka hijau. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi biofisik kawasan. Ruang terbuka hijau di tapak terdapat di semua zona, baik zona rehabilitasi intensif, zona rehabilitasi semi intensif dan zona rehabilitasi non intensif. Distribusi ruang terbuka hijau pada masing-masing zona di tapak dapat dilihat pada Tabel 17.

5.8.2. Rencana Sirkulasi