Kondisi Masyarakat 1. Klasifikasi Masyarakat

run-off yang disebakan hilangnya daerah-daerah serapan sehingga kapasitas tampung badan sungai menjadi berkurang yang pada akhirnya menyebabkan genanganbanjir lokal. Arah orientasi bangunan yang linear menghadap ke sungai terhadap sungai merupakan potensi yang harus dipertahankan. Hal ini dapat mencirikan kawasan waterfront city di perkotaan dan sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan masyarakat setempat yang pada dasarnya bergantung pada sungai. Bangunan-bangunan ini berada di luar sempadan sungai sehingga secara biofisik tidak mengganggu ekosistem sungai. 5.3.2. Kondisi Masyarakat 5.3.2.1. Klasifikasi Masyarakat Dari hasil pengamatan dan wawancara di lapang, menunjukkan bahwa di sepanjang Sungai Kelayan terdapat penduduk yang menggunakan tepian sungai sebagai tempat tinggal. Pada umumnya mereka adalah para pendatang dari luar Kota Banjarmasin yang bermaksud mencari pekerjaan. Jenis mata pencaharian yang mereka peroleh adalah pekerjaan yang sifatnya tidak memerlukan ketrampilan khusussektor informal, misalnya tukang becak, penjual warung, penjual rokok, tukang ojek, pengemudi klotok, dan buruh-buruh kasar. Masyarakat lokal dalam tata lanskap menempati ruang, untuk bermukim yang berada di luar sempadan sungai dengan menghadap ke sungai. Dari pola tata mukim penduduk dapat disimpulkan bahwa penduduk lokal menempati ruang di di luar sempadan sungai dengan orientasi menghadap ke jalan dan sungai. Penduduk yang tergolong pendatang menempati ruang di sempadan sungai dan mendirikan bangunan rumah dengan orientasi menghadap ke jalan dan membelakangi sungai.

5.3.2.2. Kebiasaan Masyarakat

Berdasarkan pengamatan di lapang, suasana pada tapak terlihat ramai oleh masyarakat yang sedang melakukan aktivitas baik aktivitas di sungai maupun di darat yakni pada pagi hingga sore hari. Khusus untuk kawasan dekat Pasar Baimbai, aktivitas manusia dapat berlangsung mulai dari dini hari. Kondisi tapak di sungai paling ramai pada waktu pagi yaitu pada pukul 05.00-10.00 WITA dan sore hari sekitar pukul 16.00-19.00 WITA dimana pada saat itu masyarakat memanfaatkan air sungai untuk MCK Mandi, Cuci, dan Kakus dan transportasi anak-anak ke sekolah dan ibu-ibu yang pergi ke pasar. Pada siang hari, kondisi tapak di sungai tergolong sepi, masyarakat beralih ke darat untuk keperluan ekonomi mereka, biasanya mereka berjualan dan bekerja sesuai dengan jenis pekerjaannya. Bagi masyarakat Kelayan khususnya yang menetap di sekitar bantaran Sungai Kelayan, keberadaan Sungai Kelayan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka. Mereka sangat membutuhkan sungai diantaranya untuk keperluan MCK dan transportasi Gambar 22. Intensitas masyarakat pergi ke sungai tergolong tinggi yakni sekitar 3-6 kali dalam sehari. Gambar 22. Aktivitas Masyarakat di Tapak Hubungan ketetanggaan penduduk di tapak terlihat cukup erat, semangat gotong royong dan kerja sama juga masih ada. Pada siang atau sore hari terlihat anak-anak mandi di sungai, dengan riang gembira mereka bermain air sungai. Remaja-remaja atau ibu-ibu biasanya melakukan aktivitas sosial dengan tetangganya. Semangat kerja bakti seperti gotong royong dan acara Jum’at bersih juga masih terlihat pada masyarakat. Hal ini merupakan potensi bagi tapak, selain itu budaya masyarakat yang masih menggunakan sungai sebagai sarana transportasi juga merupakan kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangannya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapang, masyarakat pada tapak umumnya menyadarai dan memahami pentingnya menjaga kelestarian a Warga sedang mencuci b Anak-anak sedang mandi di sungai daerah sungai. Namun mereka sudah terbiasa untuk membuang sampah dan kotoran lainnya ke sungai. Hal ini dikarenakan kurang tersedianya fasilitas- fasilitas kebersihan seperti tempat pembuangan sampah sementara, tong tempat sampah dan lain-lain. Selain itu juga disebabkan karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan sanksi yang tidak tegas bagi masyarakat. Keadaan seperti ini menjadikan lanskap kawasan tersebut secara kualitas biofisik menurun. Hal ini dapat dilihat pada menumpuknya sampah di beberapa titik tertentu di badan sungai dan semakin dangkalnya dasar sungai yang diakibatkan oleh sedimentasi dari sampah tersebut. Keadaan seperti ini pada saat terjadi air pasang menimbulkan genangan air banjir lokal pada kawasan tersebut.

5.4. Aspek Ekonomi