Kondisi Tapak HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kondisi Tapak

Sungai Kelayan merupakan cabang dari Sungai Martapura yang memiliki pola aliran sungai pasang surut dan merupakan salah satu kategori sungai kecil di kota Banjarmasin. Sungai ini memiliki panjang 4.400 m, lebar 16 m, dan kedalaman 5 m. Keberadaan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin yang melintas di tengah kota digunakan oleh beberapa wilayah kelurahan sebagai batas wilayah administratif. Kelurahan Kelayan Barat, Kelayan Luar, Kelayan Tengah, Kelayan Dalam, Kelayan Timur, Tanjung Pagar dan Murung Raya adalah kelurahan- kelurahan yang dilalui dan menggunakan Sungai Kelayan sebagai batas wilayah administratif. Penggunaan lahan yang terdapat di sekitar Sungai Kelayan menurut urutan luasan terbesar adalah pemukiman, perniagaan, gedung-gedung umum, pasar dan industri kayu. Pemukiman penduduk berupa rumah panggung yang badan rumahnya mengambil ruang sungai, sehingga secara fisik badan sungai menjadi sempit. Pengunaan lahan untuk perniagaan berupa pasar, warung atau kios-kios, dan pertokoan atau rumah toko. Keberadaan Sungai Kelayan mempunyai arti penting bagi masyarakat Kelayan, baik sebagai lanskap alami yang masih bertahan di tengah pesatnya pembangunan kota dan sebagai daerah tangkapan air. Vegetasi alami masih ditemui di beberapa titik di tepian sungai. Dalam hal aspek sejarah, Sungai Kelayan merupakan salah satu bagian terpenting bagi perkembangan kota Banjarmasin, yaitu merupakan sarana transportasi air untuk mendukung kegiatan perniagaan pada awal perkembangan kota. Saat ini Sungai Kelayan secara umum merupakan tempat buangan akhir limbah penduduk. Arus urbanisasi yang tinggi menyebabkan fungsi tepian sungai berubah yang semula sebagai pengaman sungai menjadi pemukiman ilegal dengan kualitas visual rendah. Selain itu akibat dari urbanisasi menjadikan kawasan Sungai Kelayan sebagai salah satu kawasan terpadat di kota Banjarmasin. Hal ini terlihat dari komposisi bangunan yang sangat rapat, tidak adanya ruang terbuka, dan okupasi badan sungai secara besar-besaran. Penduduk yang berada di tepian Sungai Kelayan memanfaatkan sungai untuk mandi, cuci, dan kakus MCK, sedangkan untuk minum penduduk sudah menggunan air PDAM yang di sediakan oleh pemerintah Gambar 9. Namun masih banyak juga penduduk yang memanfaatkan air sungai untuk minum ataupun memasak walaupun secara fisik dan fisiologis air sungai sudah tak layak pakai. Sungai Kelayan ini diapit oleh dua jalan lokal yang menghubungkan kelurahan-kelurahan yang ada di kawasan ini. Untuk menghubungkan kedua jalan tersebut dibuatlah jembatan yang melintasi Sungai Kelayan. Dari hasil pengamatan di tapak, di sepanjang Sungai Kelayan terdapat 4 buah jembatan yang dapat dilalui oleh kendaraan dan 3 jembatan yang hanya dapat dilalui oleh manusia Gambar 10. Jembatan yang dapat dilalui kendaraan memilki kontruksi dari beton sedangkan untuk jembatan yang hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki terbuat dari pasangan kayu ulin. Jembatan yang dapat dilalui kendaraan terdapat pada Segmen Kelayan Barat-Kelayan Luar, Segmen Kelayan Tengah-Kelayan Dalam dan Segmen Kelayan Timur-Murung Raya. Jembatan yang hanya dapat dilalui pejalan kaki ketiga-tiga terdapat pada Segmen Tanjung Pagar-Murung Raya. Gambar 9. Warga yang Memanfaatkan Air Sungai untuk MCK b Warga sedang mandi a Warga sedang mencuci Pada Gambar 11 diperlihatkan kondisi eksisting tapak dimana pada gambar tersebut didapat informasi mengenai penutupan lahan eksisting yang didominasi oleh ruang terbangun dengan komposisi yang sangat padat. a Jalan lokal b Jembatan Gambar 10. Jalur Sirkulasi pada Tapak 43 1 2 3 4 5 6 7 11 Sunga i Martap ura 5.2. Aspek Biofisik Sungai Kelayan 5.2.1. Iklim