4.2.3. Geologi dan Jenis Tanah
Struktur geologi dapat dibagi ke dalam beberapa formasi, dimana masing- masing formasi ini tersebar secara acak di Kota Banjarmasin. Kondisi geologi ini
ditentukan berdasarkan peta geologi dan data pengujian teknis pada satuan batuan di wilayah perencanaan, dan diketahui bahwa sebagian besar formasi batuan dan
tanah di wilayah Banjarmasin Selatan adalah jenis Alluvium Qa yang dibentuk oleh kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur.
Adapun kondisi dan struktur geologi di Banjarmasin Selatan adalah sebagai berikut :
1. Formasi Berai tomb; terbentuk dari batu gamping putih berlapis dengan
ketebalan 20–200 cm. Formasi ini mengandung fosil berupa batu koral dan ganggang, dengan sisipan napal berlapis berketebalan 10–15 cm dan
batuan lempung berlapis dengan ketebalan 2–74 cm.
2. Formasi Dahor Tqd; dibentuk oleh batu pasir kwarsa, konglomerat, dan
batu lempung, dengan sisipan lignit berketebalan 5–10 cm.
3. Formasi Karamaian Kak; dibentuk oleh perselingan batu lanau dan batu
lempung. Formasi ini bersisipan dengan batu gamping yang memiliki ketebalan berkisar 20–50 cm.
4. Formasi Pudak Kap; dibentuk oleh lava yang ditambah perselingan
antara bleksikonglomerat dan batu pasir dengan olistolit masa batuan asing berupa batu gamping, basal, batuan malihan dan ultramafik.
5. Formasi Tanjung Tet; dibentuk oleh batu pasir kwarsa berlapis 50–150
cm dengan sisipan batu lempung kelabu yang memiliki ketebalan 30–150 cm pada bagian atas, serta batubara hitam mengkilap dengan
ketebalan 50–100 cm pada bagian bawah.
6. Alluvium Qa; dibentuk oleh kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur.
Di samping itu banyak juga dijumpai sisa-sisa tumbuhan serta gambut pada kedalaman tertentu.
7. Formasi Pitanak Kvep; disusun dan dibentuk oleh lava yang terdiri atas
struktur bantal berasosiasi dengan breksi dan konglomerat.
8. Kelompok batuan Ultramafik Mub; disusun oleh harzborgit, piroksenit
dan serpentinit.
Secara umum, jenis tanah yang dominan Alluvial dan sebagian berupa tanah Organosol Glei Humus. Jenis tanah ini mempunyai ciri tanah dengan
tingkat kesuburan yang baik, sehingga potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan khususnya padi sawah dan hortikultura. Masalahnya dominasi
jenis tanah ini terdapat pada lahan datar, sehingga kendala yang sering terjadi adalah tanah ini akan tergenang air pada musim hujan.
4.2.4. Hidrologi