VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Permasalahan yang terjadi di Sungai Kelayan adalah terjadinya okupasi sempadan sungai menjadi pemukiman warga. Hal ini terjadi hampir di seluruh
sempadan sungai tersebut. Namun disamping permasalahan tersebut, terdapat potensi yang berupa budaya bermukim masyarakat ditepian sungai. Hal ini
merupakan keunikan tersendiri pada kawasan ini. Berdasarkan analisis aspek biofisik yang meliputi curah hujan, penutupan
lahan Indeks Penutupan Lahan IPL, daerah genangan banjir, penggunaan lahan Kesesuaian Penggunaan Lahan KPL, vegetasi dan satwa, kawasan sempadan
sepanjang Sungai Kelayan memiliki cakupan kualitas biofisik dengan kondisi sangat kritis, kritis, sedang dan bagus. Tindakan rehabilitasi dan konservasi
merupakan solusi yang diajukan sebagai upaya dalam perbaikan kondisi biofisik pada tapak. Segmen yang memiliki kualitas biofisik bagus dijadikan sebagai zona
rehabilitasi non intensif dengan pemanfaatan ruang untuk konservasi. Segmen dengan kualitas biofisik sedang dijadikan sebagai zona rehabilitasi semi intensif
dengan pemanfaatan ruang untuk ruang semi konservasi. Segmen dengan kualitas biofisik kritis dan sangat kritis dijadikan sebagai zona rehabilitasi intensif dengan
pemanfaatan ruang untuk non konservasi. Sungai yang fungsional dan yang memiliki kondisi biofisik yang baik serta
dapat mencirikan waterfront city di perkotaan merupakan konsep dasar dalam perencanaan lanskap untuk Sungai Kelayan. Konsep tersebut diintroduksikan di
dalam perencanaan lanskap yang dikembangkan dalam rencana ruang, vegetasi, sirkulasi dan pemukiman.
Pada rencana ruang, kawasan dibagi dalam beberapa ruang dengan tujuan untuk peningkatan kualitas aspek biofisik dengan cara menentukan tindakan dan
peruntukan ruang pada masing-masing zona yang terdiri atas: 1 zona rehabilitasi non intensif 1,74 Ha16, berfungsi sebagai pengaman daerah sungai yang
dikembangkan sebagai sabuk hijau sungai; 2 zona rehabilitasi semi intensif 3,57 Ha33, merupakan areal peralihan transisi antara zona rehabilitasi non intensif
dan zona rehabilitasi intensif yang mengakomodir ruang untuk pemukiman sebesar 15; dan 3 zona rehabilitasi intensif 5,49 Ha51, sebagai areal yang
mengakomodasikan kegiatan manusia namun tetap memperhatikan aspek biofisik kawasan sehingga tidak menimbulkan efek negatif pada tapak dan ruang untuk
pemukiman sebesar 30. Untuk tujuan menunjang perbaikan kualitas fisik dan amenitas sempadan sungai, vegetasi yang dikembangkan meliputi vegetasi
riparian dan vegetasi darat. Rencana sirkulasi dikembangkan menjadi sirkulasi air dan darat yang integratif untuk mengakomodir pergerakan manusia dan
melestarikan fungsi sungai sebagai alat transportasi. Pada rencana pemukiman dilakukan penataan, penetapan arah orientasi dan perbaikan sanitasi yang
bertujuan untuk peningkatan kualitas biofisik kawasan sehingga mendukung fungsi sungai sebagaimana mestinya. Dari hasil perencanaan lanskap Sungai
Kelayan ini diharapkan dapat mendukung upaya revitalisasi sungai di Kota Banjarmasin agar dapat mengembalikan fungsi biofisik sungai dan dapat
mendukung terciptanya waterfront city di perkotaan.
6.2. Saran