2.4. Kerusakan Lingkungan Sungai di Perkotaan
Kehidupan manusia tidak terlepas dari lingkungannya. Antara makluk hidup dengan lingkungannya selalu terdapat hubungan timbal balik dalam suatu
ekosistem, ia dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan hidupnya Soemarwoto, 1987. Kota sebagai suatu bentukan lingkungan hidup dapat dilihat sebagai hasil
dari proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Manusia sebagai makluk hidup mempunyai sifat utama yaitu sifat biologis dan budidaya. Kedua
sifat ini sangat berpengaruh dalam proses pemanfaatan lingkungan alam untuk menopang kehidupan bersamanya dengan menciptakan lingkungan hidup
perkotaan. Penduduk yang berdiam di daerah aliran sungai merupakan faktor penting
bagi berhasilnya suatu manajemen daerah aliran sungai yang baik dan sehat. Masyarakat sebagai bagian dari ekosistem daerah aliran sungai berusaha untuk
memanfaatkan semua sumberdaya alam yang ada didalamnya. Hasilnya tidak selalu positif dalam arti kata kelestarian, namun kadang-kadang negatif yaitu
karena adanya pengurasan sumber daya alam yang ada Manan, 1984. Dengan semakin bertambahnya kepadatan penduduk di perkotaan dan kurangnya daya
resap tanah dan kondisi sampah yang tinggi di sungai, cara-cara pembuangan setempat merupakan hal yang tidak efektif. Air tanah dan air sungai menjadi
tercemar dan mengakibatkan polusi terhadap air sumur dan tanah serta air sungai Atkinson, 1990.
Amsyari 1985 menyatakan bahwa pada dasarnya peristiwa pencemaran mempunyai beberapa komponen pokok untuk dapat disebut pencemaran, yaitu :
1 lingkungan yang terkena adalah lingkungan hidup manusia, 2 yang terkena akibat negatif adalah manusianya, 3 di dalam lingkungan tersebut terdapat bahan
berbahaya yang yang juga disebakan oleh aktivitas manusia. Menurut Siti Nurisjah dan Aziz, S. 1989, lanskap yang tidak harmonis
atau selaras dengan alam lingkungan dan sekitarnya adalah lanskap yang rusak baik secara fisik maupun pemandangan, bahkan beberapa bentukan dan karakter
dari lanskap menjadi hilang disebabkan karena penataan awal lingkungan dan lanskap yang tidak dirancang dengan baik atau karena adanya gangguan terutama
gangguan fisik terhadap lanskap ini. Pertambahan jumlah penduduk dan teknologi
menyebabkan terjadinya perubahan lanskap, hal ini terjadi karena perubahan penggunaan lahan land use yang berorientasi terhadap kepentingan manusia
yang antara lain digunakan untuk pembangunan, pengadaan pemukiman, sarana dan fasilitas lain yang menunjang kehidupan manusia.
2.5. Perencanaan Lanskap