Analisis dan Sintesis Metode Studi

3.4.3. Analisis dan Sintesis

Kegiatan analisis data dilakukan untuk menentukan potensi dan kendala yang terdapat pada lokasi studi. Pada tahap ini, data dan informasi yang didapat dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan dalam bentuk spasial. Analisis dilakukan persegmen, dimana dasar dalam pembagian segmen adalah batas administratif kelurahan. Kelurahan Kelayan Barat, Kelayan Luar, Kelayan Tengah, Kelayan Dalam, Kelayan Timur, Tanjung Pagar dan Murung No. Kelompok Data Jenis Data Bentuk Data Sumber Data Cara Pengambilan Data 1. Biofisik a. Iklim Sekunder Badan Meteorologi Geofisika Studi pustaka b. Tutupan lahan Sekunder Dinas Pengelolaan Sungai Drainase Studi pustaka c. Daerah genangan banjir Primer Sekunder Lapang, Dinas Pengelolaan Sungai Drainase Survey lapang Studi pustaka d. Flora dan Fauna Primer Sekunder Lapang, Dinas Pengelolaan Sungai Drainase Survey lapang Studi pustaka e. Tata guna lahan Primer Sekunder Lapang Bappeda Survey lapang Studi pustaka 2. Sosial dan Budaya a. Masyarakat lokal pendatang Primer Sekunder Kuesioner Pemda Survey lapang Studi pustaka b. Kebiasaan Masyarakat Primer Sekunder Kuesioner Pemda Survey lapang c. Sejarah kawasan Primer Sekunder Kuesioner Pemda Survey lapang Studi pustaka 3. Ekonomi Tingkat kesejahteraan Masyarakat Primer Sekunder Kuesioner Pemda Studi pustaka 4. Legal a. RTRW Kota Banjarmasin, Sekunder Pemda, Bappeda Studi pustaka b. RDTRK Kecamatan Banjarmasin Selatan Sekunder Pemda, Bappeda Studi pustaka c. Peraturan Pemerintah Sekunder Pemda, Bappeda, Dinas Pengelolaan Sungai dan Drainase Studi pustaka Raya adalah kelurahan-kelurahan yang dilalui dan menggunakan Sungai Kelayan sebagai batas wilayah administratif. Sehingga akan terdapat 7 segmen yang akan dijadikan unit dalam analisis. Ilustrasi dari pembagian segmen di tapak dapat dilihat pada Gambar 5 dan Tabel 2 yang menunjukkan batas segmen dan luasan masing-masing segmen . Gambar 5. Pembagian Segmen pada Tapak Tabel 2. Luasan Area Pada Masing-Masing Segmen No. Nama Segmen Total Luas Segmen Luas ha Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Segmen Kelayan Luar Segmen Kelayan Barat Segmen Kelayan Dalam Segmen Kelayan Tengah Segmen Murung Raya Segmen Kelayan Timur Segmen Tanjung Pagar 0,92 1,11 1,37 1,22 2,35 2,09 1,74 8,52 10,28 12,67 11,30 21,76 19,35 16,12 Jumlah 10,80 100 Penggunaan unit analisis berupa batas administratif kelurahan disadari memiliki kelemahan dalam menganalisis beberapa aspek seperti aspek satwa dan vegetasi, selain itu dalam melihat aspek ekologis tidak dapat dilihat secara utuh. Keterangan: : Batas Segmen : Area Studi 1 2 3 4 5 6 7 Oleh karena itu dalam studi ini diasumsikan bahwa dari hasil analisis terhadap aspek biofisik akan menggambarkan kondisi biofisik pada kawasan tersebut. Analisis aspek biofisik dilakukan untuk mengetahui kondisi kualitas biofisik sungai, dimana seluruh parameter dianalisis secara deskriptif maupun secara spasial. Parameter aspek biofisik yang dianalisis meliputi curah hujan, dominasi penutupan lahan, daerah genangan banjir, satwa perairan, kondisi vegetasi dan tata guna lahan. Pemilihan parameter ini didasarkan pada studi Kriteria, Indikator dan Parameter Kerusakan Ekosistem Daerah Aliran Sungai oleh Soedjoko dan Fandeli 2009 yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan perencanan lanskap sungai. Dalam indikator penutupan lahan dimana pada studi ini mendapatkan bobot 30 dari aspek biofisik yang menjadi parameter ialah Indeks Penutupan Lahan IPL berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 52 Tahun 2001 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang perhitungannya adalah sebagai berikut: Luas Vegetasi Permanen LVP yang dimaksud di sini adalah luasan lahan yang bervegetasi tetap permanen dimana informasinya dapat diperoleh dari peta penutupan lahan. Parameter indikator penggunaan lahan ialah Kesesuaian Penggunaan Lahan KPL berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 52 Tahun 2001 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang mana perhitungannya adalah sebagai berikut: Luas Penggunaan Lahan yang Sesuai adalah luasan lahan yang peruntukannya sesuai dengan peraturan yang mana rujukan kesesuaian penggunaan lahan adalah IPL LVP Luas Area Keterangan: IPL = Indeks Penutupan Lahan LVP= Luas Vegetasi Permanen KPL LPS Luas Area Keterangan: KPL = Kesesuaian Penggunaan Lahan LPS = Luas Pengunaan Sesuai RDTRK Tahun 2009 atau Perda No. 2 tentang Pengelolaan Sungai. Penggunaan parameter ini diasumsikan bahwa koridor sungai merupakan bagian dari suatu DAS sehingga parameter analisis yang digunakan pada analisis pengelolaan DAS dapat digunakan dalam menganalisis aspek-aspek yang terdapat dalam koridor sungai mengingat asumsi kejadian-kejadian yang terjadi pada koridor sungai dapat terjadi pada suatu DAS. Analisis secara spasial dilakukan terhadap parameter penutupan lahan bobot 30, kontinyuitas vegetasi bobot 20, daerah genangan banjir bobot 20 dan tata guna lahan bobot 30. Sedangkan parameter lainnya tidak dianalisis secara spasial karena kriteria yang didapat secara umum menunjukan kesamaan kriteriahomogen, seperti curah hujan, fauna perairan, aspek sosial budaya dan ekonomi. Walaupun tidak dianalisis secara spasial parameter tersebut akan dipertimbangkan saat pembuatan block plan. Analisis akan dilakukan dengan skoring terhadap perbedaan tingkat kondisi parameter aspek biofisik tersebut. Penggunaan skor dari sangat kritis- sangat bagus yaitu 1-5. Nilai ini mewakili kriteria dari masing-masing segmen eksisting pada tapak. Misalkan pada parameter penutupan lahan, IPL pada segmen tertentu nilainya 0 maka akan mendapat skor 1 sangat kritis sedangkan penutupan lahan dengan IPL 1-25 akan mendapat skor 2 kritis dan seterusnya. Kriteria dan parameter yang digunakan pada studi ini terdapat pada Tabel 3. Analisis sosial budaya dan ekonomi dilakukan terhadap data sosial budaya dan ekonomi masyarakat dalam kawasan. Aspek budaya akan dilihat dari segi sejarah budaya yang terkandung dalam kawasan sedangkan untuk aspek sosial secara garis besar dibedakan atas masyarakat asli dan pendatang. Aspek sosial dan ekonomi terutama untuk mengetahui tingkat ketergantungan masyarakat dalam memanfaatkan Sungai Kelayan, yang akan dilihat melalui kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam kawasan, bentuk dan frekuensi interaksi masyarakat dengan sungai, dan persepsi masyarakat terhadap keberadaan Sungai Kelayan. Hasil analisis terhadap aspek sosial budaya dan ekonomi akan disampaikan secara deskriptif. Walaupun tidak dianalisis secara spasial parameter tersebut akan dipertimbangkan saat pembuatan block plan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil perencanaan yang mendukung upaya revitalisasi sungai di kawasan Sungai Kelayan dan untuk menonjolkan karakter tempat sense of place kawasan Sungai Kelayan. Data dan informasi aspek biofisik yang telah dispasialkan melalui skoring tersebut akan di overlay. Dari hasil overlay tersebut akan didapat peta komposit yang menunjukan zona kualitas biofisik sungai, yang selanjutnya akan disintesis untuk menghasilkan alternatif pengembangan dan pemecahan masalah terhadap kondisi lanskap kawasan yang sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu mendukung upaya revitalisasi lanskap Sungai Kelayan dengan pendekatan biofisik. Dalam menentukan kriteria dari peta tersebut akan dicari selang kriteria berdasarkan klasifikasi penilaian akan dihitung dengan menggunakan persamaan statistik sebagai berikut: Keterangan: S = Selang dalam penetapan selang klasifikasi penilaian Smaks = Skor maksimal Smin = Skor minimal K = Banyaknya klasifikasi Hasil sintesis berupa rencana blok block plan yang mencakup pembagian dan rencana pengembangan ruang untuk mendapat perencanaan lanskap kawasan Sungai Kelayan yang sesuai dengan kondisi biofisik sungai dan kondisi sosial budaya serta ekonomi masyarakat setempat zonasi lanskap kawasan. S Smaks Smin K Tabel 3. Indikator dan Parameter Perencanaan Lanskap Sungai No. Indikator Parameter Penskalaan Kualitas Sangat Kritis Skor 1 Kritis Skor 2 Sedang Skor 3 Bagus Skor 4 Sangat Bagus Skor 5 1. Iklim Curah Hujan mm 500300 501-1000 1001-2000 2001-2500 2500 2. Banjir Bobot 20 Daerah Genangan Banjir luas 16 11-15 6-10 1-5 3. Penutupan Lahan Bobot 30 Indeks Penutupan Lahan IPL 0 1-25 26-50 51-75 75 4. Satwa Satwa Perairan jml jenis 0 1-5 6-10 11-15 16 5. Vegetasi Bobot 20 Vegetasi Lokal Daratan jml 0 1-5 6-10 11-15 16 Kontinyuitas Vegetasi 0 1-25 26-50 51-75 75 6. Tata Guna Lahan Bobot 30 Kesesuaian Penggunaan Lahan Dengan RTRW Kota KPL 0-20 21-40 41-60 61-80 80 Sumber: Soedjoko dan Fandeli 2009 dalam Prosiding seminar “Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS” dan Keputusan Menteri Kehutanan No. 52 Tahun 2001 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan perencanaan lanskap Sungai Kelayan 26

3.4.4. Perencanaan Lanskap