Tata Guna Lahan Aspek Biofisik Sungai Kelayan 1. Iklim

Dari Gambar 17 diperlihatkan bahwa dari ketujuh segmen hanya segmen Tanjung Pagar yang masih tergolong sedang, sedangkan 6 segmen sisanya tergolong kritis. Hal ini terjadi karena pada Segmen Tanjung Pagar okupasi bantaran sungai tidak separah pada segmen-segmen lainnya sehingga ruang untuk tumbuh vegetasi yang berfungsi sebagai sabuk hijau sungai masih ada. Daerah tepi sungai adalah daerah yang potensial untuk dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau karena tanahnya yang subur. Daerah-daerah yang curam di tepi sungai sebaiknya dijadikan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai pengaman daerah bantaran sungai. Beberapa bagian tepi sungai yang landai, aman dan daya dukung tinggi dapat digunakan sebagai tempat rekreasi aktif atau pasif. Vegetasi yang banyak tumbuh liar di tepi sungai sebaiknya tetap dipertahankan dengan penataan kembali. Pemilihan vegetasi tepi sungai sebaiknya diarahkan pada fungsi pengaman lereng tepian sungai, yaitu dari jenis-jenis yang dapat mengurangi laju permukaan air Surface Run Off, penahan tanah dari erosi, habitat dan sekaligus sumber makanan satwa perairan dan memperbaki struktur tanah agar tercapai kondisi infiltrasi yang baik Adriana, 1992. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas biofisik kawasan sehingga kedepannya ekosistem yang dulunya pernah ada dapat terlahir kembali. Pada tebing sungai yang landai dan aman, penanaman vegetasi dapat dipilih dari jenis-jenis vegetasi yang produktif dan non produktif konservatif.

5.2.5. Tata Guna Lahan

Pola penggunaan lahan di wilayah perencanaan lanskap Sungai Kelayan secara umum masih didominasi oleh daerah pemukiman yang padat dari hulu hingga hilir Sungai Kelayan. Penggunaan untuk fasilitas umum sekitar 6 dari jumlah total luas wilayah perencanaan yang berupa fasilitas ibadah. Penggunaan lahan untuk ruang terbuka hijau nyaris tidak ada, hanya ditemui di Segmen Murung Raya, Kelayan Timur dan Tanjung Pagar yang berupa halaman rumahpekarangan dan tegalan. Sebelah kanan dan kiri sungai terdapat jalan lokal yang menghubungkan antar kelurahan tersebut dan menghubungkan ke jalan kolektor menuju arah Kota Banjarmasin. Berdasarkan urutan terbesar penggunaan lahan saat ini, tapak dibedakan penggunaan lahannya untuk pemukiman, fasilitas umum, industri kayu, ruang terbuka hijau sawah, tegalan, hutan, dan jalan. Luasan dan persentase penggunaan lahan di masing-masing segmen tapak dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penggunaan Lahan di Tapak Tahun 2009 Sumber : Kec. Banjamasin dalam angka 2007 dan Interpretasi Peta Citra Tahun 2009 Fasilitas umum yang mendukung kawasan pemukiman di beberapa tempat sangat kurang, misalnya MCK umum, mushola, dll. Selain itu tidak tersedianya halaman atau lapangan parkir membuat jalannya lalu lintas di tapak terganggu. Kurangnya keberadaan fasilitas umum pada tapak menyebabkan sungai sebagai sasaran bagi masyarakat untuk membuang sampah ke dalamnya. Hal ini menyebakan penurunan kualitas biofisik sungai seperti terjadinya pendangkalan, kualitas air sungai yang menjadi tercemar dan terbendungnya aliran air sungai yang diakibatkan oleh penumpukan sampah. Ruang terbuka hijau di tapak berupa vegetasi alami dan budidaya di tepi sungai dan halaman rumah-rumah penduduk yang letaknya menyebar di kawasan pemukiman. Kurangnya ruang terbuka hijau pada tapak akan mengakibatkan kualitas biofisik tapak menurun. Ruang terbuka hijau di tepi sungai berfungsi untuk menjaga kelestarian daerah sungai, sedangkan ruang terbuka hijau di Segmen Jenis Penggunaan Lahan Jumlah ha ha ha ha ha ha Segmen Kelayan Luar Segmen Kelayan Barat Segmen Kelayan Dalam Segmen Kelayan Tengah Segmen Murung Raya Segmen Kelayan Timur Segmen Tanjung Pagar 0,31 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 33,7 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,35 0,00 0,00 0,56 0,00 0,00 0,00 38,0 0,00 0,00 45,9 0,00 0,00 0,00 0,16 0,82 1,11 0,40 1,79 1,84 1,09 17,39 73,87 81,02 32,79 76,17 88,04 62,64 0,00 0,20 0,06 0,14 0,16 0,00 0,09 0,00 18,02 4,38 11,48 6,80 0,00 5,17 0,10 0,09 0,20 0,12 0,40 0,25 0,56 10,87 8,11 14,60 9,84 17,02 11,96 32,18 0,92 1,11 1,37 1,22 2,35 2,09 1,74 8,52 10,28 12,67 11,30 21,76 19,35 16,12 Jumlah 10,80 100 Indu str i Ka y u Pa sa r Pemuki ma n Fa su m RTH kawasan pemukiman akan menyebabkan kualitas biofisik di kawasan pemukiman akan meningkat. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Sungai disebutkan bahwa Sempadan sungai digunakan sebagai sabuk hijau sungai yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi, dan estetika serta dapat dimanfaatkan untuk didirikan fasilitas umum seperti tempat peribadatan. Hal ini merupakan dasar dalam melakukan analisis penggunaan lahan di tapak. Berdasarkan Perda tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan yang sesuai untuk sempadan sungai di kawasan pemukiman adalah ruang terbuka hijau dan fasilitas umum berupa fasilitas peribadatan. Tabel 10 menunjukan luasan lahan pada masing-masing segmen yang sesuai penggunaan lahannya berdasarkan Perda beserta nilai Kesesuaian Penggunaan Lahan KPL. Tabel 10. Penggunaan Lahan yang Sesuai dan Nilai KPL Sumber : Interpretasi Peta Citra Tahun 2009 Dari Tabel 10 diperoleh nilai KPL pada masing-masing segmen. Nilai ini akan dianalisis dengan cara membandingkan dengan parameter perencanan yang sudah ada. Dari hasil analisis diperoleh kualitas pada masing-masing segmen Gambar 18. No Segmen Luas Total Jenis Penggunaan Lahan KPL Skor Fasum RTH Luas ha Luas ha Luas ha 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Segmen Kelayan Luar Segmen Kelayan Barat Segmen Kelayan Dalam Segmen Kelayan Tengah Segmen Murung Raya Segmen Kelayan Timur Segmen Tanjung Pagar 0,92 1,11 1,37 1,22 2,35 2,09 1,74 0,00 0,20 0,06 0,14 0,16 0,00 0,09 0,10 0,09 0,20 0,12 0,40 0,25 0,56 10,87 26,13 18,98 21,32 23,82 11,96 37,35 1 2 1 2 2 1 2 Jumlah 10,80 18 62 1 2 3 4 5 6 7 5.3. Aspek Sosial dan Budaya 5.3.1. Sejarah Kawasan