PENUTUP Simpulan A hybrid framework suatu alternatif pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia.

JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM • 13 DAFTAR PUSTAKA Bryan A. Garner.2004. Black’s Law Dictionary..USA: Thomson West Publishing Co. Henry R. Cheeseman. 2003. Contemporary Business E-Commerce Law. New Jersey: Prentice Hall Upper Saddle River. Jamin Ginting. 2007. Hukum Perseroan Terbatas UU No. 40 Tahun 2007. Bandung: Citra Aditya Bakti. Lawrence Friedman. 2001. American law: An introduction, 2 nd edition. Diterjemahkan oleh Wisnu Basuki.Bandung: Tatanusa. Menno T. Kamminga and Saman Zia-Zarifi . 2000. Liability of Multinational Corporations Under International Law. The Netherlands: Kluwer Law International. Peter Van Den Bossche 2008. The Law And Policy of the World Trade Organization. Cambridge University Press. The Staffs of George Washington University Journal of International Law and Economic.1993. Guide to International Legal Research, Second Edition. USA: Butterworth Legal Publishers. Mardjono Reksodiputro.2009. CSR Corporate Social Responsibility Dalam Peraturan Perundang- undangan. Makalah Desiminasi. Bing Bedjo Tanudjaja, Perkembangan Corporate Social Responsibility Di Indonesia, http:www.petra. ac.id Jan Wouters, Leen Chanet, Corporate Human Rights Responsibility : A European Perspective, http: www.law.nortwestern.edujournalsjihrv6n23 Johannes Simatupang, Memeriksa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, http:johannessimatupang. wordpress.com20090608 Mohamad S. Hidayat, Pandangan Dunia Usaha Terhadap Undang-Undang, http:www.madani- ri.com20071031 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal A Hybrid Framework Suatu Alternatif Pendekatan CSR Corporate Social Responsibility di Indonesia Ni Ketut Supasti Dharmawan KERTHA PATRIKA • VOLUME 34 NOMOR 1 • JANUARI 2010 14 • JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM Implementasi Prinsip Tri Hita Karana dalam Kontrak Konstruksi. 1 Oleh: I Wayan Wiryawan Bagian Hukum Perdata FH-Unud Abstract The Tri Hita Karana literally means three things that cause welfare, as an expression of relating pattern in harmony and equitability bears universal values, it means could be implemented by everyone in live activities or in contractual related between each individual and others. Relating to the construction contract, the form and function of Tri Hita Karana which are refl ected in scope of construction works are covered of planning construction works, implementing construction works and controlling construction works. Keywords: Implementation, Tri Hita Karana, Construction Contract.

I. PENDAHULUAN

Dalam pembangunan nasional, bidang usaha jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan dan bentuk fi sik lain, baik yang berupa prasarana maupun sarana yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan bidang ekonomi, sosial dan budaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain berperan mendukung berbagai pembangunan, usaha jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya industri barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. 2 Bidang usaha jasa konstruksi diharapkan mampu mengembangkan perannya dalam pembangunan melalui peningkatan keandalan yang didukung oleh struktur usaha yang kokoh dan mampu mewujudkan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas. Keandalan tersebut tercermin dalam daya saing dan kemampuan menyelenggarakan pekerjaan konstruksi secara lebih efi sien dan ekektif. Struktur usaha yang kokoh tercermin dengan terwujudnya pola kemitraan yang sinergis antara pengguna jasa dan penyedia jasa baik yang berskala besar, menengah dan kecil, maupun yang berkualifi kasi umum, spesialis, dan terampil. Untuk itu perlu diwujudkan pola ketertiban penyelenggaraan pekerjaan jasa konstruksi untuk menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban. 1 Disampaikan Pada Seminar Pekan Ilmiah Dalam Rangka HUT Ke- XLV Dan Badan Kekeluargaan Fakultas Hukum Uni- versitas Udayana, Denpasar ,9-10 Oktober 2009. 2 Penjelasan Umum Undang-Undang Jasa Konstruksi angka 1. JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM • 15 Dengan demikian pengaturan jasa konstruksi mempunyai tujuan untuk: a. memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas; b. mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi. 3 Dalam kaitannya dengan tujuan pengaturan jasa konstruksi tersebut untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, perlu dikemukakan jenis usaha jasa konstruksi, yaitu: usaha perencanaan konstruksi, usaha pelaksana konstruksi dan usaha pengawasan konstruksi. Adapun bidang usaha jasa konstruksi mencakup pekerjaan arsitek, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya. Para pihak yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi adalah yang disebut pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa. Pengaturan hubungan kerja para pihak tersebut dituangkan ke dalam bentuk kontrak konstruksi. 4 Salah satu syarat dalam kontrak konstruksi itu mencakup uraian mengenai kewajiban para pihak dalam pemenuhan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan bentuk tanggungjawab mengenai gangguan terhadap lingkungan dan manusia. 5 Kesadaran hukum dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi perlu ditingkatkan termasuk kepatuhan para pihak yakni pengguna jasa dan penyedia jasa dalam pemenuhan kewajibannya serta pemenuhan terhadap ketentuan yang terkait dengan aspek keamanan, keselamatan, kesehatan dan lingkungan, agar dapat mewujudkan bangunan yang berkualitas dan mampu berfungsi sebagaimana yang direncanakan. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, pengikatan dalam hubungan kerja kontrak konstruksi di dalam implementasinya selain dilandasi oleh Undang-undang Jasa Konstruksi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 dan peraturan pelaksanaannya Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000, juga memperhatikan ketentuan mengenai prinsip dan norma hukum yang berlaku dalam suatu wilayah atau tempat di mana penyelenggaraan kontrak konstruksi itu diselenggarakan. Pada wilayah provinsi Bali, prinsip dan norma hukum yang dimaksud tertuang dalam aturan tentang pemanfaatan tataruang wilayah yang dikenal dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi disingkat RTWRP Bali dan tertuang pula dalam aturan mengenai persyaratan arsitektur bangunan, dalam bentuk Peraturan Daerah Perda. Peraturan Daerah yang mengatur tentang pemanfaatan tataruang wilayah provinsi Bali yakni Perda RTRWP Bali Nomor 3 Tahun 2005 yang saat ini perubahannya masih dalam pembahasan, dan Peraturan Daerah Bali Nomor 5 Tahun 2005 Tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung. Penyelenggaraan kontrak konstruksi di Bali sudah sepatutnya memperhatikan ketentuan peraturan daerah yang dimaksud, karena kedua peraturan daerah tersebut, baik Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2005 maupun Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 pada azasnya berdasarkan pada landasan fi losofi s yang dikenal dengan Tri Hita Karana. Hal ini penting untuk dikemukakan, sebab Tri Hita Karana telah menjadi landasan keharmonisan hidup masyarakat 3 Pasal 3 Undang-Undang Jasa Koonstruksi. 4 Pasal 22 Undang-Undang Jasa Konstruksi. 5 Pasal 22 Undang-Undang Jasa Konstruksi jo Pasal 23 ayat 1 Huruf m PP No. 292000 Implementasi Prinsip Tri Hita Karana dalam Kontrak Konstruksi I Wayan Wiryawan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

48 518 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 55 104

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

4 84 143

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Perbandingan Pengaturan Tentang Corporate Social Responsibility Antara Indonesia Dengan Cina Dalam Upaya Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance Di Indonesia

3 83 204

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variable Moderating: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 121

A hybrid framework suatu alternatif pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia.

0 0 14

A hybrid framework suatu alternatif pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia_peer reviewer.

0 0 4