Pemilikan tanah pertanian secara absenteeguntai

JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM • 77 Abdurrahman, 1985, Tebaran Pikiran Mengenai Hukum Agraria, Alumni, Bandung. Boedi Harsono, 2007, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid 1 Hukum Tanah Nasional, Cet. kesebelas edisi revisi, Djambatan, Jakarta. Efendi Peranginangin, 1979, Hukum Agraria I, Sari Kuliah 2, Jurusan Notariat, FH UI, Jakarta. Maria S.W. Sumardjono, 2008, Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Cet. pertama, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta. _______, 1990, Penggunaan Tanah di Pedesaan Menyongsong Era Industrialisasi, Makalah pada Seminar Nasional Tri Dasa Warsa UUPA kerjasama Fakultas Hukum UGM- BPN, 24 September, Yogyakarta. Parlindungan, A.P., 1987, Landreform di Indonesia, Suatu Studi Perbandingan, Alumni, Bandung. Surojo Wignjodipuro, 1973, Pengantar dan Asas-azas Hukum Adat, Alumni,Bandung. Ketetapan MPR RI No. IX MPR2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Undang Undang No. 51960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Undang Undang No. 56Prp1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian. Peraturan Pemerintah No. 2241961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian. Peraturan Pemerintah No.411964 tentang Perubahan dan Tambahan PP No.2241961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian. Peraturan Pemerintah No. 41977 tentang Pemilikan Tanah Pertanian Secara Guntai Absentee Bagi Para Pensiunan Pegawai Negeri. Instruksi Bersama Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah dengan Menteri Agraria No. Sekra 9121961 tentang Pelaksanaan Undang Undang No. 56 Prp1960. dalam Rangka Penyempurnaan UUPAPembaruan Agraria I Gusti Nyoman Agung KERTHA PATRIKA • VOLUME 34 NOMOR 1 • JANUARI 2010 78 • JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM Fenomena Cyber Terrorism oleh : I Gusti Agung Ayu Dike Widhiyaastuti Bagian Hukum Pidana FH-Unud Abstract For Indonesian socities, cyber terrorism is not so famous like other crimes eventhough the phenomenon of this crime was exist one time in Indonesia criminal lifestyle. Terrorism via cyber space also do not take a lot of attention because of less knowledge about cyber space. In addition crime via cyber space in every kind of its doesn’t have a rule of law to solve its. Keywords: Cyber terrorism

I. PENDAHULUAN

Peradaban dunia masa kini ditandai dengan adanya kemajuan dibidang teknologi khususnya teknologi informasi atau umum disebut juga sebagai teknologi telekomunikasi. Teknologi informasi atau teknologi telekomunikasi ini telah membantu umat manusia dalam berinteraksi dengan dengan manusia lain pada komunitas yang berbeda dengan mudah. Interaksi sosial pada masa kini dapat dilakukan dengan tanpa melakukan perpindahan komunitas asal atau tempat dimana ia tinggal, interaksi ini bahkan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Teknologi informasi atau teknologi telekomunikasi disadari telah membawa manusia pada suatu peradaban baru dimana masyarakat konvensional akan berkembang menuju masyarakat informasi internasional yang memiliki struktur global dengan sistem tata nilai yang global universal. Hal ini mengandung arti sekat-sekat wilayah suatu negara perlahan mulai memudar state borderless dan terjadi perubahan besar pada nilai, norma, moral serta kesusilaan. Ditambah kemudian dengan terjadinya konvergensi antara komputer, telekomunikasi dan media yang melahirkan internet sebagai suatu sarana baru yang memudahkan masyarakat melakukan interaksi sosial, semakin membawa masyarakat pada suatu fenomena baru yang mampu mengubah hampir setiap aspek kehidupan. Pada awal penemuannya internet hanya ditujukan untuk kepentingan dunia pendidikan dan lembaga penelitian semata. Namun sejak internet mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1995 ternyata internet telah membawa banyak kemudahan-kemudahan bagi manusia, seperti misalnya manusia dengan mudah mengakses informasi melalui world wide web www yang diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee dan mulai banyak bermunculan aplikasi-aplikasi bisnis melalui internet yang menunjukkan adanya aspek fi nansial. Contohnya melalui internet manusia bisa memesan tiket penerbangan, pembayaran rekening telepon, listrik dan lain sebagainya dimana semuanya itu dapat dilakukan dengan tanpa mendatangi tempat-tempat transaksi yang nyata. Penemuan internet memang membawa banyak kemudahan bagi manusia. Akan tetapi kemudian disadari bahwa internet juga membawa dampak yang kurang baik bagi kehidupan JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM • 79 manusia. Kini melalui media internet banyak kejahatan-kejahatan atau tindak pidana yang terjadi seperti tindak pidana pencemaran nama baik, pornografi , perjudian, pembobolan rekening, perusakan jaringan hacking, penyerangan melalui virus sampai dengan cyber terrorism. Berbicara mengenai cyber terrorism, di Indonesia kejahatan jenis ini memang belum pernah terjadi namun dengan berkembangnya infrastruktur berbasis komputer potensi kejahatan terorisme yang difasilitasi teknologi informasi sangat rentan terjadi. salahsatu contoh yang telah nyata, dari laptop Imam Samudra salah seorang terpidana mati Bom Bali I yang disita oleh penyidik dapat diketahui adanya hubungan yang kuat antara aksi terorisme dengan tindak pidana berbasis teknologi informasi. Dimana internet dijadikan sarana untuk melakukan komunikasi, propaganda, serta carding untuk memperoleh dana bagi pembiayaan teror. Cyber terrorism memang belum cukup dikenal di Indonesia namun apa yang terjadi dengan Imam Samudra ini sekiranya dapat dijadikan pelajaran bagi bangsa Indonesia untuk tetap waspada akan bahaya terorisme yang menggunakan teknologi informasi sebagai sarana kejahatan. Penulisan ini dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan mengenai cyber terrorism dalam kehidupan masyarakat awam sehingga penting rasanya untuk mengulas sedikit mengenai cyber terrorism. Diharapkan dengan adanya tulisan ini akan lahir tulisan-tulisan lain yang lebih luas wawasannya dalam memandang permasalahan cyber crime khususnya mengenai cyber terrorism.

II. TINJAUAN TENTANG PENGERTIAN TERORISME

Sebelum membahas mengenai cyber terrorism maka terlebih dahulu akan diulas sedikit mengenai terorisme. Hal ini dilakukan karena cyber terrorism merupakan bentuk lain daripada aksi terorisme yang umum kita kenal. Terorisme berasal dari kata teror. Sebagaimana dikutip oleh Dikdik M. Arief Mansur dan Elsatris Gultom dari Franz Magnis-Suseno, Istilah “teror” diinkorporasi ke dalam kosakata politik pada saat Revolusi Perancis. Maximillan Roberspierre 1758 - 1794, ”Imam Agung” teror besar dalam Revolusi Perancis, pemimpin agung Revolusi Perancis memaklumatkan ”la grande terreur”, teror agung terhadap setiap lawan politiknya. Pengagum berat Jean-Jacques Rousseau ini menghukum mati siapa saja yang dicurigai sebagai antirevolusi tanpa proses pengadilan yang wajar. Menurut Roberspierre, kecurigaan rakyat selalu benar 1 . Diungkapkan pula oleh Oka Metria dalam tulisan ilmiahnya yang berjudul “Terorisme Internasional Dalam Kerangka Teori Hukum Internasional Suatu Analisis Teori”, di Eropa sendiri kata “teror” baru dikenal pada akhir abad ke-18, lima abad setelah tumpasnya sekte “assassin” itu. Dengan Revolusi Perancis, kekuasaan teror telah berhasil menangkap pasling kurang 300.000 orang tertangkap dan 17.000 orang telah dipenggal kepalanya dengan gillotine dan banyak lagi tindakan kekerasan telah terjadi di luar hukum tanpa melalui proses peradilan 2 . Dikdik M. Arief Mansur dan Elsatris Gultom juga mengatakan bahwa teror merupakan fenomena yang cukup tua dalam sejarah kehidupan manusia. Aksi kekerasan berbau teror dapat ditelusuri dari tulisan Xenophon 431-350 mengenai perang psikologis, kekerasan bangsa Roma yang terjadi di Spartacus pada tahun 73 SM, juga peristiwa di sekitar tahun 14 – 34 Masehi dan 37 – 41 Masehi tatkala Kaesar Tiberius dan Caligula dari Romawi mengeksekusi musuhnya tanpa 1 Dikdik M. Arief Mansur dan Elsatris Gultom, 2005, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi, PT. Refi ka Aditama, Band- ung, hal.49 2 Oka Metria K, 1988, Terorisme Internasional Dalam Kerangka Teori Hukum Internasional Suatu Analisis Teori, Majalah Ilmiah Universitas Udayana, Pusat Penelitian Univ. Udayana, Denpasar, hal.119. Fenomena Cyber Terrorism I Gusti Agung Ayu Dike Widhiyaastuti, Sh

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

48 518 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 55 104

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

4 84 143

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Perbandingan Pengaturan Tentang Corporate Social Responsibility Antara Indonesia Dengan Cina Dalam Upaya Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance Di Indonesia

3 83 204

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variable Moderating: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 121

A hybrid framework suatu alternatif pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia.

0 0 14

A hybrid framework suatu alternatif pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia_peer reviewer.

0 0 4