PENDAHULUAN A hybrid framework suatu alternatif pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia.

KERTHA PATRIKA • VOLUME 34 NOMOR 1 • JANUARI 2010 4 • JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM di Amerika dan Uni Eropa, CSR diatur melalui mekanisme soft law, namun keberadaan CSR di Indonesia secara tegas diformulasikan dalam bentuk perundang-undangan UUPT dan UUPM. Sehubungan dengan penomena tersebut, CSR dari konsep awalnya voluntary based bergeser ke mandatory based, ternyata telah menimbulkan perdebatan dan diskusi hangat, pro dan kontra mempertanyakan tentang ketidaklaziman pengaturan CSR secara mandatary yang berbeda dengan praktek-praktek di negara maju. Dalam acara Desiminasi Rekomendasi KHN, fokus kajian dan rekomendasi lebih diarahkan untuk mengkaji keberadaan CSR di Indonesia yang tidak sama dengan kelazimannya di negara-negara seperti Eropa dan Amerika, juga mengkritisi tentang apakah ”Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan” serta ”Tanggung jawab Sosial Perusahaan” memiliki konsep yang sama dengan CSR di negara-negara maju ? serta bagaimanakah keberadaan Pasal 74 U.U. No. 40 Tahun 2007 yang mengatur tentang ”Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan” apakah keberadaan pasal tersebut tidak tumpang tindih inkonsisten dengan perundang-undangan lainnya? atau bahkan inkonsisten dalam Undang-Undang itu sendiri. Sehubungan dengan tema sentral kajian tersebut diatas, melalui kertas kerja makalah ini saya mencoba untuk ikut menyumbangkan pemikiran dan rekomendasi. Pokok-pokok pembahasan dalam tulisan ini hanya akan difokuskan pada perbedaan model pendekatan dan argumentasi pendukungnya, serta luas cakupan konsep CSR di Indonesia yang tertuang dalam UUPM dan UUPT dan perbandingannya dengan CSR di Eropa dan negara maju lainnya. Dalam tulisan ini, digunakan studi kepustakaan 4 yaitu dengan meneliti bahan hukum primer dan sekunder untuk mengkaji dan membahas keberadaan CSR di Indonesia dan perbandingannya dengan konsep dan teori CSR di negara-negara maju.

II. PEMBAHASAN 1. Studi Perbandingan Tentang CSR Dalam Dunia Korporasi Di Negara Maju

Dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Dalam UUPT dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada UUPM Keberadaan dan perkembangan CSR secara yuridis formal dengan menyebut secara tegas istilah ”Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” CSR memang masih sangat dini di Indonesia, yaitu melalui pendekatan mandatory diatur dalam UUPT 2007 dan UUPM 2007. Namun demikian, dalam bentuk dan ”nama lain” CSR sudah dikenal sejak lama di Indonesia, misalnya dalam bentuk ”peran serta perusahaan” terhadap pembangunan di masyarakat sekitarnya. Kemudian dengan diundangkannya UUPT dan UUPM perusahaan-perusahaan besar atau perusahaan- perusahaan multinasional mulai mengembangkan program dan konsep CSR. Praktek perusahaan-perusahaan di Eropa dan Amerika Serikat perusahaan transnasional menunjukkan bahwa norma-norma CSR dicantumkan dalam code of conduct, dan merupakan satu tipe regulasi internal yang mampu diterapkan atau diberlakukan pada perusahaan yang globalised. Konsep CSR atau pertanggungjawaban sosial di negara-negara maju seperti di Eropa dan AS diberlakukan dan bersifat sukarela atau voluntary. 5 CSR diterapkan secara sukarela voluntary based di negara-negara maju tentu saja menjadi 4 In legal research, case law, treaties and statutes constituted as part of primary source, otherwise such mass media and textbooks fall within secondary sources. See The Staffs of George Washington University Journal of International Law and Economic, 1993. Guide to International Legal Research, Second Edition, Butterworth Legal Publishers, United States, page 37. 5 Ibid, hal 12 JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM • 5 wajar-wajar saja dan tidak terlalu istimewa, terutama jika praktek tersebut dikaitkan dengan berbagai defi nisi tentang CSR yang dapat dijumpai dari berbagai literatur. Seperti misalnya menurut World Bank, CSR didefi nisikan sebagai ”the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both and good for business development.” 6 Senada dengan World Bank, Danette Wineberg and Philip H Rudolph mengemukakan defi nisi CSR adalah “the contribution that a company make in society through its core business activities, its social investment and philanthropy programs, and its engagement in public policy.” 7 Mencermati adanya konsep Corporate Philanthropy CP, yaitu kedermawanan perusahaan dan komitmen perusahaan dalam memberi kontribusi untuk kemajuan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat tempat perusahaan beroperasional, sekali lagi menjadi sangat wajar jika praktek penerapan CSR di negara-negara maju diterapkan secara sukarela atau voluntary. Keberadaan CSR di Indonesia sekarang ini, selain kontroversial yaitu perdebatan seputar voluntary based v. mandatory based, juga persoalan lain yang juga dipertanyakan adalah mengapa perusahaan atau korporasi yang harus melakukan tanggung jawab sosial ? mengapa bukan pihak lainnya ? mengapa tanggung jawab sosial harus dibebankan kepada perusahaan ?. Jawabannya akan menjadi sangat sederhana jika mengacu pada legal term “CSR” adalah kepanjangan dari Corporate Social Responsibility, tentu saja dari istilah dan konsep tersebut menentukan perusahaan atau korporasi yang mempunyai tanggung jawab sosial. Sehubungan dengan mengapa korporasi atau perusahaan harus bertanggungjawab dan seberapa besar tanggungjawab social yang harus dilakukan oleh perusahaan, dalam ranah keilmuan di kenal empat 4 teori yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dari perusahaan yaitu: 8 • Maximizing Profi ts theory, berdasarkan teori ini, yang lebih dikenal sebagai teori atau pandangan tradisional tentang tanggung jawab sosial, mengemukakan bahwa sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan, maka perusahaan berkewajiban untuk meningkatkan dan memaksimalkan keuntungan dari shareholders pemilik saham perusahaan. Menurut Milton Friedman, seorang pemenang hadiah nobel di bidang ekonomi melalui teorinya menambahkan bahwa memaksimalkan profi t diartikan sepanjang dilakukan dalam jalur yang tepat rule game dalam skema persaingan bebas tanpa suatu kecurangan. Teori ini banyak dikecam karena hanya menekankan pada tanggungjaab dan kewajiban meningkatkan keuntungan bagi shareholders. • Moral Minimum theory, konsep tanggung jawab sosial menurut teori yang ke dua ini adalah bahwa perusahaan wajib untuk menghasilkan keuntungan dalam operasinya, namun jangan sampai merugikan atau membahayakan pihak lainnya. Sebagai contoh dalam teori ini jika suatu perusahaan menimbulkan pencemaran lingkungan, maka perusahaan tersebut wajib memberikan kompensasi ganti rugi atas kerugian yang terjadi. Jika kemudian pihak perusahaan telah memberikan ganti rugi atau kompensasi atas kerugian yang diakibatkan oleh pencemaran lingkungan tersebut , maka perusahaan tersebut telah melakukan tanggung jawab sosial yaitu memenuhi moral minimum konsep CSR. Teori ini pun banyak menuai kritik karena tanggung jawab sosial hanya berorientasi pada program pemulihan keadaan setelah terjadi negatif effects . 6 Johannes Simatupang, Memeriksa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, http:johannessimatupang.wordpress.com20090608, diakses 8 Nopember 2009, hal 1. 7 Mardjono Reksodiputro, op. cit, hal 2. 8 Henry R. Cheeseman, 2003. Contemporary Business E-Commerce Law, Prentice Hall Upper Saddle River, New Jersey, page186-192. A Hybrid Framework Suatu Alternatif Pendekatan CSR Corporate Social Responsibility di Indonesia Ni Ketut Supasti Dharmawan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

48 518 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 55 104

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

4 84 143

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Perbandingan Pengaturan Tentang Corporate Social Responsibility Antara Indonesia Dengan Cina Dalam Upaya Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance Di Indonesia

3 83 204

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variable Moderating: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 121

A hybrid framework suatu alternatif pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia.

0 0 14

A hybrid framework suatu alternatif pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia_peer reviewer.

0 0 4