KERTHA PATRIKA
• VOLUME 34 NOMOR 1 • JANUARI 2010
38
• JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM
DAFTAR PUSTAKA
Barda Narawi Arief, 2003, Kapita Selekta Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Barda Narawi Arief, 2002, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, PT Aditya Bakti, Bandung.
Chaidir Ali.1987. Badan Hukum. Bandung: Alumni. Widnyana I Made, 1993, Kapita Selekta Hukum Adat, PT. Ereco, Bandung.
Jimly Asshiddiqi, 1995, Pembaharuan Hukum Pidana, Angkasa Bandung. Muladi, 1995, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Undil Semarang.
Marcus Flacher.1990. A-Level Principle of English Law, 1st Edition. London. HLT
Publication. Roeslan Saleh, 1982, Pikiran-Pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana, Ghalia Indonesia,
Jakarta. Setiojono, H, 2002, Kejahatan Korporasi Analisis Vikti mologi dan Pertanggungjawaban Korporasi dalam
Hukum Pidana Indonesia, Overasi Press, Malang. Shofi f Yusuf, 2002, Pelaku Usaha dan Tindak Prilaku Korporasi, Ghalia Indonesia jakarta.
Sue Titus Reid, Criminal Low, 3 Edition, Prentici Hall, New Jersey. Yahya Harahap, 1997, Beberapa Tinjauan Tentang Permasalahan Hukum, Citra Aditya bakti
Badung. Soerjono Soekanto.1979. Masalah Kedudukan dan Peranan Hukum Adat. Jakarta: Akademika.
JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM •
39
Implementasi Good Corporate Governance GCG
dalam Perusahaan Publik di Indonesia
Oleh : I KETUT WESTRA
Bagian Hukum Perdata FH-Unud
Abstract Intrisically,Good Corporate Governance is a comprehensive mechanism which regulates managing
a corporate company based on compulsory requirement such as articles of association, law concerning limited liability company and other regulations in related with company activities of
doing business. It also has a cardinal role to manage a company that can bring investor trust institutionally. Beside that, GCG is marketable internalization need and fi nancial modernization
of investor which provides basic concept for the development of company value in pertinent with business landscape, independent, transparent, profesionalism and social responsibility principle.
The implementation of Good Corporate Governance principle in public company in Indonesia has not been efective yet. It can be denoted from several problems comprising a protection of minority
shareholders, low performance of audit committee, and cultural as well as historical problem.
Key words: implementation, good corporate governance, public company
I. PENDAHULUAN
Good Corporate Governance GCG merupakan bagian dari salah satu prinsip ideal yang harus terangkum dalam setiap penerapan Corporate governance CG pada setiap perusahaan. Saat
ini Indonesia menjadi perhatian bagi berbagai kalangan, mulai dari pelaku bisnis, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, termasuk kalangan akademisi. Besarnya perhatian terhadap GCG,
menurut pandangan dari berbagai kalangan dikarenakan penerapan GCG yang lemah pada perusahan-perusahaan dinilai turut serta memberikan kontribusi terjadinya krisis ekonomi pada
tahun 1998 hingga saat kini.
1
GCG merupakan suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mencerminkan hubungan sinergi antara manajemen dan pemegang saham, kreditor, pemerintah, supplier, dan stakeholder
lainnya. Istilah corporate governance pertama kali digunakan pada tahun 1970-an ketika terdapat beberapa skandal korporasi yang terjadi di Amerika Serikat, dan beberapa tindakan perusahaan-
perusahaan di Amerika Serikat yang terlibat dalam kegiatan berpolitik yang tidak sehat, dan budaya korupsi, kegagalan perusahaan- perusahaan berskala besar, skandal-skandal keuangan,
dan krisis-krisis ekonomi diberbagai Negara, telah membuat banyak perusahaan memusatkan
1 . Tjager.N.
Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan bagi Komonitas Bisnis Indonesia, Prenhallindo, Jakarta, 2003,h 99.
KERTHA PATRIKA
• VOLUME 34 NOMOR 1 • JANUARI 2010
40
• JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM
perhatiannya pada pentingnya penerapan corporate governance.
2
Laporan penelitian yang dilakukan oleh Asia Development Bank menyebutkan bahwa cikal bakal dari konsep GCG muncul dari adanya keinginan untuk memisahkan aspek pemilikan atas
perseroan dari pengendalian terhadap perseroan. Hal ini didasari oleh suasana rumit yang sering dihadapi direksi dan jajaran manajemen perseroan, yaitu upaya menjalankan perseroan untuk
mencapai kepentingan perseroan sendiri dengan tuntutan untuk memenuhi kepentingan dari para pemegang saham.
3
Untuk memahami konsep GCG, tidak dapt dipisahkan dari pemahaman tentang corporate governance CG. CG mulai diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun 1992. Komite
ini dipimpin oleh Sir Adrian Cadbury yang saat itu menjabat sebagai Direktur Bank England dan Mantan CEO Grup Cadbury. Istilah CG dipergunakan dalam laporan tahunan mereka
yang kemudian dikenal dengan istilah Cadbury Report. Cadbury Committee menyebutkan CG merupakan seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham,
manager, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka.
4
Corporate Governance CG mengatur aspek-aspek yang terkait dengan keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan yaitu RUPS, Komisaris, dan Direksi yang mencakup
hal-hal yang berkaitan dengan struktur kelembagaan dan mekanisme operasional ketiga organ perusahaan tersebut keseimbangan internal, dan pemenuhan tanggung jawab sebagai entitas
bisnis dalam masyarakat kepada seluruh stakeholder, yang mencakup hal-hal yag terkait dengan pengaturan hubungan antara perusahaan dengan seluruh stakeholder.
Disamping itu latar belakang pelaksanaan Good Corporate Governance juga didorong oleh perkembangan perekonomian modern yang telah mempengaruhi perekonomian nasional
sehingga menuntut adanya pemisahan manajemen dan pengelolaan perusahaan dari kepemilikan perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan Agency Theory yang menekankan pentingnya pemegang
saham sebagai pemilik perusahaan untuk menyerahkan pengelolaan perusahaan tersebut kepada tenaga-tenaga professional, yang bertugas untuk kepentingan dan memiliki keleluasaan dalam
menjalankan manajemen perusahaan.
Perkembanngan perekonomian juga mengakibatkan semakin banyaknya perusahaan yang bergantung pada modal ekstern yang berasal dari equity capital, dan pinjaman yang dibutuhkan
untuk pembiayaan kegiatan-kegiatanya, melakukan investasi, dan mengembangkan usahanya. Untuk kepentingan tersebut, perusahaan perlu memberikan kepastian kepada pemegang
saham dan penyandang dana ekstern, bahwa dana-dana tersebut digunakan secara tepat dan efi sien, serta manajemen pengelola yang ditunjuk oleh perusahaan bertindak yang terbaik untuk
kepentingan prusahaan. Kepastian yang dimaksud hanya dapat diberikan apabila perusahaan menerapkan prinsip-prinsip dasar dalam GCG, karena dengan tercapainya GCG perusahaan
akan dapat menciptakan lingkungan kondusif terhadap pertumbuhan usahanya yang efi sien dan berkesinambungan.
5
Beberapa tindakan penyalahgunaan corporate governance yang dilakukan oleh para organ perusahaan tidak hanya dapat menyesatkan pemegang saham mengenai prospek dan kinerja
perusahaan, tetapi juga pihak lain yang terkait seperti stakeholder, karyawan, kreditor dan
2 Antonius Alijoyo dan Subarto Zaini, Komisaris Independen, Penggerak Praktik GCG di Perusahaan, PT Indek Kelompok Pener-
bit GRAMEDIA, Jakarta, 2004, h 2.. 3 Tjager.N.
Op Cit, h 97. 4
A Sofyan Djalil, Good Corporate Governance, Komite Nasional Corporate Governance , 200, h 3 5 .Johannes
Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan Pola Kemitraan dan Badan Hukum, Rafi ka Aditama, Bandung, 2006, h 71.