Tugas dan kewenangan atributif

JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM • 107 - membentuk forum bersama antara gubernur dengan instansi vertikal dalam rangka pengintegrasian dan sinkronisasi perencanaan dan penyelenggaraan urusan-urusan instansi vertikal dan urusan pemerintah provinsi. - membentuk forum bersama antara gubernur dengan pemerintah daerah kabupaten kota dalam rangka pengintegrasian dan sinkronisasi perencanaan dan penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan kabupatenkota dengan penyelenggaraan urusan pemerintah provinsi. 4 Pengawasan, mencakup segala upaya membimbing dan mengarahkan agar tercipta keserasian antara penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan daerah secara berhasilguna dan berdayaguna, meliputi kegiatan: - Pengawasan umum, yaitu upaya-upaya untuk menjamin tertib pemerintahan agar tercipta keserasian penyelenggaraan pemerintahan daerah. - Pengawasan preventif, yaitu tindakan melakukan pengesahan terhadap produk hukum daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan. - Pengawasan represif. yaitu tindakan melakukan penangguhan atau pembatalan terhadap produk hukum daerah yang bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatnya. 5 Tampungtantra vrijbestuur, mencakup segala tindakan yang dilakukan terhadap pelaksanaan suatu tugas yang nyata-nyata tidak menjadi tugas atau tidak dapat dilaksanakan oleh instansi vertikal dan tidak dapat diselenggarakan oleh pemerintahan daerah. Dalam rangka melaksanakan tugas tampungtantra, dengan alasan keterbatasan jangkauan terhadap pelaksanaan tugas tampungtantra, gubernur dapat menunjuk pejabat yang memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas tampungtantra dimaksud. Aspek Kewenangan delegatif Kewenangan yang berhubungan dengan tugas-tugas yang dilimpahkan oleh departemen teknis, meliputi aspek-aspek pembinaan dan pengawasan terhadap pemerintah kabupaten kota dalam penyelenggaraan urusan-urusan daerah menurut bidang-bidang departemen teknis, maupun pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pembantuan di provinsi, kabupatenkota, dan desa. Tugas dan kewenangan delegatif meliputi: 1 Pembinaan, mencakup kegiatan fasilitasi, supervisi, asistensi, monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaran pemerintahan kabupatenkota. a Supervisi terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota dalam bentuk kegiatan: - Memberi arah bagi keterpaduan perencanaan antara pemerintah provinsi dengan kabupatenkota dan antara kabupatenkota. - Memberi bimbingan pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota, dan pelaksanaan tugas pembantuan di kabupatenkota dan desa. b Asistensi terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota dalam bentuk kegiatan: - pemberian bantuan teknis kepada pemerintah kabupatenkota dalam bentuk bimbingan teknis perencanaan, pengorganisasian dan pembiayaan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah kabupatenkota. Implementasi Yuridis Kedudukan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah Cokorda Istri Anom Pemayun KERTHA PATRIKA • VOLUME 34 NOMOR 1 • JANUARI 2010 108 • JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM - pemberian bantuan administratif kepada pemerintah kabupatenkota dalam bentuk penyebarluasan norma dan standarisasi pelaksanaan urusan pemerintahan daerah kabupatenkota, dan sistem pelaporan. c Fasilitasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan provinsi, instansi vertikal, dan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota dalam bentuk kegiatan: - Menyediakan sarana pendukung dalam mendorong terciptanya penyelenggaraan pemerintahan di provinsi dan kabupatenkota yang berdayaguna dan berhasilguna. - Melakukan kegiatan dalam bentuk forum-forum bersama antara instansi tingkat provinsi, antara pemerintah provinsi dengan kabupatenkota, dan antar kabupatenkota. - Membantu memperlancar penyelenggaraan tugas-tugas instansi vertikal, dan penyelenggaraan tugas-tugas urusan pemerintah kabupatenkota, serta pelaksnaaan tugas pembantuan di kabupatenkota dan desa. d Monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan provinsi, instansi vertikal, dan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota dalam bentuk kegiatan: 1. melakukan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan norma dan strandar penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah kabupatenkota. 2. melakukan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan tugas pembantuan di daerah kabupatenkota dan desa. 3. melakukan penilaian terhadap penerapan norma dan strandar, dan penilaian kesesuaian antara rencana dengan hasil, penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah kabupatenkota, dan tugas pembantuan di daerah kabupatenkota dan desa. 2 Pengawasan delegatif dapat berbentuk represif maupun preventif terhadap penyelenggaran pemerintahan kabupatenkota menurut norma dan standar penyelenggaraan bidang-bidang yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat, meliputi: - upaya-upaya untuk menjamin tertib penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan daerah kabupatenkota berdasarkan norma dan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. - upaya-upaya untuk mengambil tindakan penyesuaian terhadap penyelenggaraan urusan-urusan pemerintah daerah kabupatenkota yang tidak berdasar pada norma dan standar yang telah diterapkan oleh pemerintah.

2. Pengorganisasian

Penyelenggaraan tugas dan wewenang gubernur sebagai wakil pemerintah pusat hanya dapat efektif jika didukung yang relevan. Dalam melakukan pengorganisasian didahului dengan identifi kasi terhadap fungsi-fungsi yang melekat pada kedudukan gubernur sebagai wakil pemerintah pusat. Menurut pasal 37 dan 38 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, fungsi- fungsi dimaksud mencakup pembinaan, pengawasan dan koordinasi. Ketiga fungsi dimaksud menjadi dasar pengorganisasian ke dalam satu unit kerja yang fungsional, dan secara spesifi k melaksanakan tugas-tugas yang dielaborasi dari fungsi-fungsi yang ada. Dalam pengorganisasian hendaknya didasarkan pada pertimbangan departementasi fungsi. JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM • 109 Fungsi adalah sekelompok aktivitas sejenis berdasarkan kesamaan sifat atau kesamaan dalam pelaksanaannya. Dalam departementasi fungsi perlu diperhatikan pengelompokan aktivitas ke dalam satuan-satuan organisasi berdasarkan kesamaan sifat dan kesamaan pelaksanaannya, menghindari pembentukan satuan organisasi yang melaksanakan fungsi ganda. Berdasarkan argumen ini, pengorganisasian dilakukan terhadap fungsi-fungsi pembinaan, pengawasan dan koordinasi ke dalam satuan kerja. Fungsi-fungsi pembinaan, pengawasan dan koordinasi berdasarkan argumen dekonsentrasi dapat berbentuk fungsi yang bersifat atributif maupun yang bersifat delegatif. Fungsi atributif, berarti tugas dan kewenangan gubernur yang dapat dikategorikan sebagai tugas-tugas yang melekat pada gubernur karena kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat, meliputi pembinaan politik dalam negeri, pembinaan ketentraman dan ketertiban, pengawasan, dan koordinasi. Fungsi bersifat delegatif mencakup tugas dan kewenangan yang didasarkan pada pelimpahan dari pemerintah pusat untuk melaksanakan tugas-tugas yang bersifat teknis dalam bentuk pembimaan dan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Pengorganisasian hendaknya dilakukan ke dalam dua bentuk pilihan. Pertama, tugas dan kewenangan yang bersifat atributif tidak dimasukan ke dalam unit kerja yang melaksanakan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

48 518 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 55 104

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

4 84 143

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Perbandingan Pengaturan Tentang Corporate Social Responsibility Antara Indonesia Dengan Cina Dalam Upaya Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance Di Indonesia

3 83 204

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variable Moderating: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 121

A hybrid framework suatu alternatif pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia.

0 0 14

A hybrid framework suatu alternatif pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia_peer reviewer.

0 0 4